Dispora Jawa Timur Evaluasi PPLP Atletik

teks: (file 18-atletik) Dispora Jatim melakukan evaluasi terhadap semua program PPLP, termasuk atletik. Para atlet PPLP saat berlatih di Stadion Brawijaya Kediri. [wawan triyantp/bhirawa]

teks: (file 18-atletik) Dispora Jatim melakukan evaluasi terhadap semua program PPLP, termasuk atletik. Para atlet PPLP saat berlatih di Stadion Brawijaya Kediri. [wawan triyantp/bhirawa]

Surabaya, Bhirawa.
Menurunya prestasi atlet Pusat Pembinaan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) di ajang Pekan Olahraga Nasional (Popnas) Bandung 2015, membuat Dinas Kepemudaan dan Keolahragaan (Dispora) Jatim melakukan evaluasi total, bahkan tidak menutup kemungkinan tempat latihan akan dipindah ke kota lain.
Keputusan itu diambil saat Kepala Dispora Jatim, Drs Supratomo, Msi didampingi Kabid Olahrgaa Prestasi, Haris Ramadan dan beberapa staf meninjau Stadion Brawijaya Kediri, Kamis (14/1) yang selama ini menjadi tempat latihan PPLP atetik.
Menurut Supratomo, fasilitas yang ada di Stadion Brawijaya Kediri sudah cukup bagus, walaupun tidak menggunakan lintasan sintetis dan tidak ada garis line, namun hal itu bukan masalah untuk pembinaan atlet pelajar.
“Lintasannya masih grafel, namun peralatan dan sarana penunjang seperti tempat fitnes, asrama dan lainnya sudah bagus, tapi kami melihat ada masalah soal manajemen perekrutan dan personil pelatih,” kata Supratomo saat dihubungi, Minggu (17/1).
Selain ia juga mendengar kalau beberapa pelatih PPLP atletik tidak memiliki lisensi kepelatihan. Padahal untuk membina atlet usia pelajar dibutuhkan pelatih minimal level 1 atau 2. “Saya mendengar ada satu pelatih yang sudah memiliki lisensi sedangkan lainnya guru olahraga,” katanya.
Saat disinggung mengenai kemungkinan tempat latihan di pindah, mantan Kepala Biro Humas dan Protokol Jatim itu mengatakan, walau lintasan di Stadion Brawijaya, Kediri sudah bagus, namun pembinaan atlet akan lebih maksimal jika atlet itu dilatih di fasilitas yangt lebih baik dan dibina oleh pelatih yang sudah berpengalaman.
Ia melihat fasilitas di Stadion Gelora Delta Sidoarjo dan Universitas Negeri Surabaya, (Unesa) sudah menggunakan lintasan sintetik. “Kalau tempat latihan dan pelatih bagus, saya yakin para orang tua akan melepas anaknya untuk ikut latihan di PPLP,” katanya.
Sebelumnya, saat rapat dengan cabang olahraga (Cabor) yang dilombakan di Popnas, salah satu pengurus Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI) Jatim, Joko Sudargo melihat, kegagalan atlet PPLP di Popnas karena kualitas pelatih. Satu memegang lisensi sedangkan lainnya guru olahraga. “Seharusnya seluruh pelatih harus memiliki lisensi, agar proses pembinaan khususnya atlet pelajar bisa berjalan dengan baik,” katanya.
Sementara itu salah satu penanggung jawab, PPLP, Mungkono mengakui, selama ini kesulitan untuk bisa merekrut atlet, ia juga sudah memiliki data para juara di beberapa event seperti Porprov maupun Jatim Open, namun tidak semua para alet itu mau bergabung dan berlatih di PPLP. “Terus terang kita kesulitan untuk regenerasi, tahun ini ada lima atlet akan lulus sekolah dan kita harus mencari penggantinya,” katanya.
Ia mengakui untuk Popnas tahun ini pihak PPLP hanya menyumbang satu medali emas melalui Rido Pratiknyo yang turun di 4×400 m estafet putra. “Tapi saya yakin untuk Popnas mendatang kita bisa kembali menyumbang lebih banyak medali emas,” katanya. [wwn]

Tags: