Doa Ulama dan Santri Antarkan Jatim Sukses Tekan Covid-19

Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa bersama rombongan hingga Wali Kota Pasuruan, H Saifullah Yusuf saat Haul KH Abdul Hamid ke-40 di Ponpes Salafiyah, Kota Pasuruan. [hilmi husain]

Pasuruan, Bhirawa
Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa menghadiri acara haul KH Abdul Hamid ke-40 di Ponpes Salafiyah, Kecamatan Panggungrejo, Kota Pasuruan, Sabtu (16/10). Di hadapan puluhan ribu jamaah haul, Khofifah menyatakan kunci utama Covid-19 di Jawa Timur melandai karena doa ulama, masyayikh, habaib dan santri yang istiqomah.
“Seperti sekarang ini. Ada puluhan ribu jamaah datang sejak tiga hari untuk bersholawat kepada Nabi Muhammad SAW. Berbondong-bondong untuk berdzikir kepada Allah SWT. Insya Allah akan diijabahi oleh Allah SWT,” ujar Khofifah.
Menurut dia, dari berbagai provinsi di Indonesia, Jawa Timur berada di level 1. Atas capaian tersebut, Presiden Jokowi pernah menanyakan bagaimana cara Jawa Timur bisa menekan kasus Covid-19 hingga terus melandai.
“Pak Presiden bertanya saat rawuh pada 12 Oktober 2021 kemarin. Mbak Khof (Khofifah), saya ingin bertanya. Joe Biden Presiden Amerika bertanya, apa resep Indonesia kasus covidnya cepat melandai. Terus sekarang saya tanyai Mbak Khof, apa yang membuat Jawa Timur begitu banyak kabupaten/kota yang level 1,” ucap Khofifah Indar Parawansa.
Selajutnya, Khofifah menjelaskan bahwa selain kerja keras, kerja profesional dan kerja sinergi, ada doa yang istiqomah dari para ulama, masyayikh, habaib, santri dan seluruh masyarakat Jawa Timur yang membuat Covid-19 cepat melandai.
“Bapak Presiden, kalau kerja keras, semuanya kerja keras. Kalau kerja profesional semua kerja profesional. Kalau kerja sinergi, semua kerja sinergi. Bentenipun (bedanya), insya Allah para ulama, masyayikh, habaib, santri dan seluruh masyarakat Jawa Timur doanya istiqomah,” jelasnya.
Khofifah mengapresiasi juga seluruh jamaah yang datang dengan memakai masker. Hal tersebut ikhlas dilakukan, mengingat mereka sangat rindu kepada Al Maghfurloh Kiai Hamid yang dikenal akan kemurahan hatinya.
“Hari ini saya lihat di video, semua jamaah memakai masker. Dan alhamdulillah, saya menyadari bahwa jamaah ini terkadung rindu dengan Kiai Hamid. Dan mereka semua datang dengan memakai masker. Saya sangat salut akan hal ini,” urai Khofifah Indar Parawansa.
Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawan datang di acara haul pukul 08.00 didampingi Wakil Gubernur Emil Dardak, Wali Kota Pasuruan, H Saifullah Yusuf dan Waki Wali Kota Pasuruan Adi Wibowo serta sejumlah Forkopimda.
Acara tersebut juga dihadiri oleh Manteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas secara virtual, Marzuqi Mustamar, Ketua Tanfidziyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Jawa Timur, Ahmad Bahauddin Nursalim, serta tokoh agama lainya.
Sebelumnya, Wali Kota Pasuruan, Gus Ipul memberikan sambutan terimah kasih atas kerja sama berbagai pihak untuk haul. Di antaranya kepada warga yang patuh kepada protokol kesahatan.
“Kulo niki mboten biasa sambutan ndek ngarepe Gubernur, rodok gemeter (saya tidak biasa sambutan di depan gubernur, agak gemetar). Dan alhamdulillah, 80 persen yang datang di haul itu pakai masker, 20 persennya dibawa tapi tidak dipakai. Saat ditanya, masker dimana, dijawab ada disaku,” papar Gus Ipul.
Gus Ipul menjelaskan bahwa Jawa Timur satu-satunya provinsi yang level 1. Di Kota Pasuruan masuk dalam penularan terendah Covid-19. “Pelan-pelan haul ini kita mulai kembali dan tentunya dengan menerapkan kebiasaan baru dengan protokol kesehatan,” kata Gus Ipul.
Protokol Kesehatan ketat diterapkan dalam haul tersebut. Hanya jamaah yang memiliki undangan yang bisa masuk ke lokasi haul Ponpes Salafiyah, Kota Pasuruan.
Panitia juga hanya menerapkan satu pintu yakni satu gang melalui Jalan Wahid Hasyim. Di ujung gang masuk pesantren, petugas langsung menanyakan undangan kemudian cek suhu dan penyemprotan disinfektan tangan.
Sepanjang lorong gang juga steril sehingga hanya digunakan para tamu untuk menuju lokasi haul. Tepat sebelum masuk pesantren, panitia juga melakukan pengecekan ulang, cek suhu, handsanitizer serta disinfektan tangan.
Jamaah yang tidak mengenakan masker juga langsung dikasih masker sebelum masuk lokasi haul. Di halaman Ponpes Salafiyah yang merupakan lokasi inti haul, kursi berjarak juga diterapkan. “Melihat banyaknya jamaah, saya gemetar. Permohonan maaf saya kalau kurang maksimal dalam membantu pelaksanaan haul kali ini,” tambah Gus Ipul.
Selain membatasi hanya tamu undangan, di luar lokasi haul, panitia beserta Pemkot Pasuruan dan aparat keamanan juga berusaha memecah konsentrasi massa. Yakni memasang soundsistem dan pengeras suara di 19 titik. Pertigaan, perempatan di 34 kelurahan dan 4 kecamatan dengan jumlah 57 titik juga dipasangi pengeras suara.
Masjid-masjid besar di Kota Pasuruan juga menggelar video streaming sehingga jemaah juga bisa mengikuti dari masjid-masjid terdekat.”Ada 8 videotron yang kami pasang menyebar di titik-titik yang telah ditentukan. Kami juga menyediakan 20.000 masker serta memasang 35 tempat cuci tangan,” imbuh Gus Ipul. [hil]

Tags: