Dorongan Hati Seorang Ibu, Istri Bupati Pasuruan Kunjungi Keluarga Korban Tragedi Kanjuruan

Kab Pasuruan, Bhirawa.
Tragedi Kanjuruan di Kabupaten Malang, membuat orang tua korban yang meninggal sangat terpukul. Salah satunya adalah Sri Wahyuni (38), ibu kandung Mohammad Riyan Faris Akbar (17), warga Desa Andonosari, Kecamatan Tutur, Kabupaten Pasuruan meninggal dunia usai menonton Liga 1 2022/2023 antara Arema FC vs Persebaya Surabaya, di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Sabtu (1/10) malam.

Dihadapan Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Pasuruan, Lulis Irsyad Yusuf yang datang melayat ke rumahnya, Senin (3/10), Sri Wahyuni bercerita sebenarnya ia melarang anak pertamanya itu untuk menonton sepak bola di Malang. Sebab, korban baru saja berulang tahun yang ke 17.

Namun, putranya justru meminta Sri untuk memberikan ijin menonton untuk yang terakhir kalinya. “Anak saya baru tiga hari berulang tahun ke tujuh belas. Sebenarnya saya sempat melarang, tapi tetap minta nonton serta berjanji, nontonnya ini terakhir,” ujar Sri Wahyuni bercerita ke Lulis Irsyad Yusuf.

Tak disangka, ijin anaknya yang meminta ijin menonton merupakan pertemuan yang terakhir. Dirinya juga tak menyangka anaknya akan meninggal secepat itu. Karena tak ada firasat apapun atau perilaku aneh yang dialami oleh anaknya itu.

“Perilaku anak saya normal, tidak ada firasat apapun. Serta tidak ada hal yang aneh,” kata Sri Wahyuni. Sementara itu, dalam kunjungannya ke rumah almarhum Riyan, Lulis Irsyad Yusuf yang juga istri Bupati Pasuruan mendapat dorongan hatinya sebagai seorang ibu yang juga memiliki putra ataupun putri seperti para ibu korban tragedi Kanjuruhan.

Lulis juga ikut berbela sungkawa dan prihatin dengan kejadian yang dialami ratusan supporter pendukung Arema. Baik warga Malang, Batu maupun Kabupaten Pasuruan.

“Dari dalam hati dan sekaligus mewakili suami, saya ikut berduka. Semoga amal ibadah semua korban diterima oleh Allah SWT dan keluarga yang ditinggalkan senantiasa tabah dan ikhlas menerima cobaan ini,” ujar Lulis Irsyad Yusuf.

Menurut Lulis, kunjungannya tak hanya pada keluarga almarhum Riyan saja. Namun juga mengunjungi satu per satu rumah keluarga korban, baik di Kecamatan Purwosari, Purwodadi, Tutur, Rejoso hingga di Kecamatan Beji.

Ia mengaku awalnya hanya melayat ke rumah keluarga Agus Riyansyah (20), warga RT 4, RW 3 Kelurahan Purwosari, Kecamatan Purwosari yang tak lain tetangganya sendiri.

Namun, saat meminta ijin kepada suami, yakni Bupati Pasuruan, HM Irsyad Yusuf, ia pun diminta untuk melayat ke seluruh keluarga korban yang lain. Dan ditemani Wakil Ketua I, Ny Nanik Asnawati Mujib Imron dan Pengurus PKK Kabupaten Pasuruan lainnya.

“Awalnya ijin melayat ke rumah keluarga almarhum Agus yang memang tetangga selisih tiga rumah dengan saya. Tapi ketika ijin bapak, saya diminta untuk juga melayat ke keluarga yang lain,” jelasnya.

Di wilayah Kabupaten Pasuruan, terdapat 8 warga yang menjadi korban Tragedi Kanjuruhan. Seluruhnya masih remaja.n [hil.dre]

Berikut daftar nama 8 korban dari Kabupaten Pasuruan.
1. Hendrik Gunawan, 21 tahun, warga RT 06, RW 03 Desa Pucangsari, Kecamatan Purwodadi.
2. Muhammad Andre Ramadhan, 25 tahun, warga RT 02, RW 03 Desa Wonokoyo, Kecamatan Beji.
3. Kusaini, 29 tahun, warga RT 05, RW 04, Desa Wonokoyo, Kecamatan Beji.
4. Mukhamad Nizamudin, 15 tahun, warga RT 03, RW 05 Desa Karangpandan, Kecamatan Rejoso.
5. Hadi Nata, 21 tahun, warga RT 01, RW 03 Desa Segoropuro, Kecamaran Rejoso.
6. Agus Riyansyah, 20 tahun, warga RT 4 RW 3 Kelurahan Purwosari, Kecamatan Purwosari.
7. Mohammad Riyan Akbar, 17, warga Desa Andonosari, Kecamatan Tutur.
8. Pratiwi, 25 warga Desa Sumberejo, Kecamatan Purwosari.

Tags: