DPRD Jatim Minta Pemprov Monitoring Kesehatan Hewan Kurban

Anggota Komisi B DPRD Jatim, Ahmad Hadinuddin

DPRD Jatim, Bhirawa
Anggota Komisi B DPRD Jawa Timur Ahmad Hadinuddin minta Pemerintah supaya intens awasi keluar masuknya hewan kurban, khususnya sapi menjelang Hari Raya Idul Adha. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi supaya sapi yang terserang penyakit LSD atau penyakit benjolan pada kulit sapi tercegah penyebarnnya.

“Apalagi jelang idul kurban banyak warga yang mau membeli sapi untuk Idul Adha. Jangan sampai warga resah ketika mau membeli sapi kurban terkena penyakit LSD atau lato – lato,” kata Ahmad Hadinuddin, Minggu (25/6).

Legislator Fraksi Partai Gerindra DPRD Jatim ini mendorong juga agar pemerintah Provinsi melalui Dinas Peternakan saling berkoordinasi dengan Dinas Peternakan Kabupateb /Kota serta juga para peternak yang mau menjual hewan dagangannya apakah benar-benar hewan sapinya sudah steril dan bebas dari penyakit LSD.

“Dinas terkait Harus terjun kelapangan secara intens dan memberikan vaksin terhadap sapi yang mau di buat kurban agar sapinya terhindar dari penyakit Lumpy Skin Disease ( LSD ) atau yang lebih dikenal penyakit lato- lato,” pungkas Wakil Ketua DPD Gerindra Jatim.

Hal yang sama juga dikatakan Daniel Rohi. Menurutnya, seluruh Dinas Peternakan di tingkat Provinsi maupun kabupaten/kota harus dilakukan pengecekan dan monitoring serta diberikan surat jalan yang diambil dari satu titik ke titik lain.

“Tak hanya itu, pencegahan Lumpy Skin Disease (LSD) lewat vaksinasi terus dilakukan. Hingga saat ini, Kementerian Pertanian sedang menyiapkan sekitar 200 ribu vaksin LSD untuk Jawa Timur,” jelasnya.

Rohi menjelaskan penyakit LSD adalah penyakit yang disebabkan oleh virus yang menyerang ternak sapi dan kerbau dan sudah dinyatakan wabah di Provinsi Riau pada bulan Februari 2022, dengan penyebaran melalui vektor dan kontak langsung dengan ternak yang sakit.

“Walaupun tidak menular ke manusia, tapi daging ternak yang terinfeksi LSD tidak layak dikonsumsi, karena mengalami kekurangan nutrisi protein. Daging tersebut mengalami lack of nutrient protein asam amino,” tambahnya.

Politisi PDI Perjuangan ini mengatakan dari data yang masuk, proyeksi kebutuhan sapi kurban di Jawa Timur mencapai 56.851 ekor semen5ara ketersediaan 1.003.700 ekor. Sedangkan, kebutuhan kambing diperkirakan sebesar 211.951 ekor, sementara ketersediaan 727.600 ekor. Adapun kebutuhan Domba sekitar 35.291 ekor sementara ketersediaan 277.000 ekor dan kerbau diperkirakan kebutuhan 13 ekor sementara ketersediaan 4.250 ekor.

Ia pun meminta untuk setiap akses jalur keluar masuk ke Jatim harus di dirikan pos pemeriksaan. Demi memastikan sapi yamg masuk ke Jatim aman dari virus tersebut.

“Dirikan pos pantau di pemeriksaan. Jangan sampai ternak asal luar Jatim membawa penyakit menular yang mengancam kesehatan hewan ternak di Jatim. Sekali lagi harus betul-betul pengawasan ketat untuk itu,” ujarnya. [geh]

Tags: