Dua Jam Jelang Pensiun, Harun Sempatkan Tinjau Soal UN

Dr Harun MSi berbincang dengan seluruh kepala bidang di akhir masa jabatannya sebagai Kepala Dindik Jatim, Selasa (31/3).

Dr Harun MSi berbincang dengan seluruh kepala bidang di akhir masa jabatannya sebagai Kepala Dindik Jatim, Selasa (31/3).

Surabaya, Bhirawa
Tanggung jawab Dr Harun MSi sebagai Kepala Dinas Pendidikan (Dindik) Jatim akhirnya berakhir sejak, Selasa (31/3). Selama lebih dari lima tahun menjabat, Harun dikenal sebagai pekerja keras. Bahkan pada detik-detik menjelang pensiun, Harun masih menyempatkan diri melaksanakan tanggung jawabnya sebagai Ketua panitia Ujian Nasional (UN) Jatim.
“Saya tadi (kemarin) hampir terlambat datang ke sertijab (Serah terima jabatan) karena harus menyelesaikan urusan pencetakan naskah soal Ujian Nasional (UN) di PT Jasuindo Tiga Perkasa Sidoarjo,” tutur Harun ditemui di kantornya Jalan Genteng Kali 33 Surabaya.
Harun menganggap urusan naskah soal UN ini cukup darurat. Sebab, Kamis (2/4) besok, naskah soal sudah harus didistribusikan ke daerah. Harun mengaku sengaja terus mengebut persiapan UN karena mepetnya waktu pelaksanaan. Saat ini, persiapan UN diakuinya sudah hampir tuntas. Tinggal menunggu implementasinya saja. “Implementasinya ini yang mengkhawatirkan. Apalagi tahun ini ada UN Computer Based Test (CBT) dan Jatim paling banyak pesertanya,” tutur Harun.
Meski persiapan UN telah matang, bukan berarti tugas Kepala Dindik Jatim yang baru tidak akan lebih ringan. Sebaliknya, Dindik Jatim memiliki segudang pekerjaan yang sampai saat ini masih berjalan setengah. Selain UN yang akan digelar pada 13 April mendatang, Dindik Jatim juga bertanggung jawab terhadap pelimpahan pengelolaan SMA/SMK dari kabupaten/kota. Hal ini seiring berlakunya Undang-Undan Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah. “Pelimpahan pengelolaan SMA/SMK sekarang sudah memasuki tahap pendataan,” kata dia.
Pekerjaan rumah ketiga Dindik Jatim ialah mengawal implementasi Kurikulum 2013 yang sempat berhenti dan kembali ke Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006. Dalam hal ini, ada dua hal yang harus dilakukan, yakni pembinaan untuk sekolah yang menggunakan KTSP sekaligus Kurikulum 2013.
Harun berharap, tugas-tugas penting ini terus dikawal hingga tuntas. Sebab, ketiganya bersentuhan langsung dengan layanan pendidikan di Jatim. Alumnus Lemhanas 2008 ini optimistis, semua dapat diselesaikan dengan baik. “Kuncinya di sini adalah koordinasi dengan daerah harus dibangun solid,” kata dia.
Mantan Kadisbudpar Jatim ini mengaku, tantangan pendidikan di Jatim ini memang cukup berat. Namun, selama lima tahun terakhir Jatim dikenal sebagai barometer pendidikan nasional. Sejumlah prestasi tingkat nasional dan internasional telah ditorehkan setiap tahunnya. Menurutnya, hal ini harus dipertahankan. “Saya yakin, Pak SaifulĀ  (Kepala Dinas Pendidikan Jatim yang baru, Dr Saiful Rachman MM) nanti akan bisa mengemban tugas ini lebih baik. Intinya yang kurang harus diperbaiki, yang sudah baik harus dipertahankan,” tutur dia. [tam]

Tags: