Dua Jembatan di Nganjuk Patah

Kondisi Jembatan Kedungdowo yang patah akibat tiang penyangga utama amblas tergerus  air sungai meluap, Selasa (4/10). [ristika]

Kondisi Jembatan Kedungdowo yang patah akibat tiang penyangga utama amblas tergerus air sungai meluap, Selasa (4/10). [ristika]

Nganjuk, Bhirawa
Meluapnya air sungai akibat curah hujan tinggi mengakibatkan dua jembatan di Kabupaten Nganjuk rusak dan mengancam warga yang melintas di atasnya. Kondisi jembatan yang rusak berada di Desa Kedungdowo Kecamatan Nganjuk dan jembatan tersebut merupakan akses utama Desa Bareng Kecamatan Sawahan.
Patahnya Jembatan Kedungdowo mengakibatkan warga yang akan melewati jembatan utama yang menghubungkan Desa Kedungdowo dengan Desa Gempol dan Desa Kerep Kidul Kecamatan Rejoso harus memutar. Bahkan murid sekolah yang tinggal di sekitar jembatan tersebut harus memutar sejauh 3 kilometer. Selain itu, akibat patahnya jembatan, petani dan pedagang yang tinggal di desa sekitar harus balik arah. “Kita tidak bisa jualan, ini tetangga juga malas ke sawah karena harus memutar jauh,” ujar Winarno warga Desa Kedungdowo, Selasa (4/10).
Kepala Desa Kedungdowo Teguh Murjoko mengatakan patahnya jembatan yang dibangun sejak dua puluh tahun lalu itu karena pondasinya amblas. Namun badan jalannya tetap utuh karena memang belum lama dibangun. “Tiang utama jembatan dibangun sekitar dua puluh tahun lalu, tapi badan jalan relatif baru, ” terang Teguh Murjoko.
Sementara pondasi penyangga jembatan darurat Desa Bareng ditutup total sejak Jumat (30/9) malam. Penyebabnya, sore hari sekitar pukul 16.30 terjadi tanah longsor di tebing timur sungai yang membelah wilayah Desa Bareng dan Desa Sawahan. Longsor sedalam 10 meter dan lebar 5 meter itu juga menghantam pondasi bangunan jembatan darurat di sisi timur atau yang berdekatan dengan gapura masuk menuju Desa Bareng. Kaki penyangga jembatan seketika ambles bersama material longsor, sehingga jembatan kondisinya tampak ‘menggantung’ tanpa penopang.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Nganjuk Soekonjono mengaku, rusaknya kedua jembatan merupakan dampak adanya musim penghujan dan akibat mobil angkutan berat yang melintas. “Untuk menghindari jatuhnya korban karena kondisi dua jembatan yang rusak maka kami menutup total akses kedua jembatan,” ujar Soekonjono. [ris]

Rate this article!
Tags: