Duet Mustafa dan Ali Debu Gebrak Probolinggo Tempoe Doeloe

Mustafa Debu saat tampil di Probolinggo tempo doeloe. [wiwit agus pribadi]

Probolinggo, Bhirawa
Dua musisi group gambus internasional, Mustafa Daood dan Syech Ali tampil menggebrak dipanggung utama Probolinggo Tempoe Doeloe (PTD), Selasa (12/11) malam. Duet keduanya menghibur pengunjung di Stadion Bayuangga Kota Probolinggo, berkolaborasi dengan group gambus lokal, Azzafir.
Semarak PTD ini digelar sejak 9 hingga 16 November 2019 mendatang. Selain kegiatan tempo dulu, Pasar Rakyat Maulid Nabi juga tergabung dalam event tahunan ini. Kadisbudpar Kota Probolinggo, Tutang Heru Aribowo mengatakan, Event PTD dan Pasar Rakyat Maulid Nabi 2019 sebagai salah satu kegiatan yang bertujuan mempromosikan Kota Probolinggo.
“Ini bagian dari promosi pariwisata. Semuanya ada, mulai dari kesenian, budaya, kuliner hingga karakter Kota Probolinggo sebagai kota santri,” sebut pria suka humor itu.
Sementara menurut salah satu pengunjung, Masyhuri. Perpaduan ragam seni, budaya dan kuliner daerah yang ada pada kegiatan PTD dan Pasar Rakyat Maulid Nabi, menjadi daya tarik untuk warga Kota Probolinggo menikmati waktu bersama keluarga. ”Dari dulu yang namanya pasar rakyat ya digemari masyarakat. Sejak saya kecil ya begini ini yang ditunggu – tunggu,” katanya.
Penampilan duo Debu dan gambus Azzafir, menurut Kadisbudpar Kota Probolinggo, Tutang Aribowo, mengingatkan kembali Kota Probolinggo zaman dulu sebagai Kota Santri, yang kaya alunan musik Islami.
Masyarakat yang hadir tanpa dipungut biaya (free HTM) akan dan dibagikan 5 ribuan kupon doorprize tiap hari, saat penutupan PTD tanggal 16 November 2019 nanti akan diundi hadiah doorprize Umroh dan dua sepeda motor.
Seperti tahun lalu, Probolinggo Tempoe Doeloe (PTP) tahun 2019 ini digabunglan dengan Pasar Rakyat Maulid Nabi 2019. Sebab pelaksanaannya bertepatan dengan Bulan Maulid. Di area jadul, misalnya, sedikitnya 60-an stand jadul dari OPD Pemkot Probolinggo, komunitas jadul, kuliner lawas termasuk stand UKM binaan Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah Pemprov Jatim.
Area Pasar Rakyat Maulid Nabi 2019 yang disponsori Herbangin menghadirkan 80-an stand tenda kerucut serta 200-an area PKL ber-KTP Probolinggo. Kegiatan ini digelar Pemkot Probolinggo bekerja sama dengan Diskop Pemprov Jatim.
“Probolinggo Tempo Doeloe ini merupakan tahun ke tiga yang digelar Pemkot Probolinggo. Namun, bagi saya tahun ini sangat spesial, karena Probolinggo Tempo Doeloe ini adalah tahun pertama di era kepemimpinan saya,” ujar Wali Kota Probolinggo, Habib Hadi.
Karenanya, Wali Kota mengajak semua keluarga dan masyarakat untuk hadir memeriahkan Probolinggo Tempo Doeloe. Sekaligus memperkenalkan, mengenang sejarah, dan seni budaya tradisional zaman dulu yang menggambarkan kebesaran bangsa ini. Bila dulu anak – anak bermain bersama di halaman rumah, saat sore anak – anak dikumpulkan untuk mendengarkan dongeng dari orang tua. Tetapi, kini sudah berubah. Kesibukan orang tua seolah – olah membuat hal ini tak sempat lagi dilakukan.
“Kami sendiri yang mengubahnya. Menjadikan segalanya instan. Anak dikasi HP agar tenang, ini yang harus dibentengi. Melestarikan warisan budaya lokal Kota Probolinggo, wajib dilakukan agar tetap terjaga serta tak punah dan terlupakan. Probolinggo Tempo Doeloe ini bagian dari komitmen pemerintah. Sebuah festival rakyat yang dikemas secara apik dan unik. Setiap stand dan undangan yang hadir harus mengenakan pakaian tempo dulu,” ujarnya.
Bukan hanya seni budayanya yang zaman dulu, dekorasi, suasana, dan berbagai kuliner yang disajikan juga berupa makanan dan minuman khas tempo dulu. ”Dengan Probolinggo Tempo Doeloe, kami jadikan sebagai potensi pariwisata sekaligus destinasi unggulan Kota Probolinggo, yang tak kalah dengan kota-kota lain,” paparnya.
Apalagi, menurut Wali Kota, Kota Probolinggo sudah menjadi kota transit pariwisata. ”Para wisatawan mancanegara, kapal pesiar sedang bergerak menuju Kota Probolinggo. Kesempatan ini memberi ruang bukan hanya bagi pelaku seni dan pariwisata, tapi mendorong peningkatan perekonomian masyarakat melalui pelaku ekonomi kreatif atau UKM,” tegasnya.
Ke depan, Bupati akan terus memperbaiki kekurangnya. Serta, mempertahankan yang sudah baik. Sebab kegiatan sebagus apapun jika hanya dilihat dari sudut pandang kekurangannya, pasti ada. Karenanya, pihaknya tidak akan menutup mata dan menutup telinga.
“Silahkan kalau ada masukan masyarakat, sampaikan dengan baik. Ayo kita bersama berpartisipasi mengangkat potensi budaya melalui berbagai event yang digelar Kota Probolinggo agar menjadi rujukan destinasi daya tarik wisatawan seluruh Jawa Timur, bahkan seluruh Indonesia dan seluruh belahan dunia,” tambahnya. [wap]

Tags: