Dugaan Pemotongan Uang Saku, Anggota Paskibraka Akui Salah Informasi

Surabaya, Bhirawa
Masalah dugaan pemotongan uang saku bagi anggota Paskibraka Jatm akhirnya berakhir damai, salah satu anggota Paskibraka Jatim mengaku salah mendapat informasi dan melayangkan surat permohonan maaf ke Dinas Kepemudaan dan Olahraga (Dispora) Jatim.
Anggota Paskibraka Jatim berinisial MH yang sempat mengadukan masalah dugaan pemotongan uang saku ke Gubernur Jatim Khofifah datang ke Kantor Dispora Jatim di Jalan Kayoon Surabaya diantar oleh kedua orang tuanya setelah menempuh perjalanan hampir 5 jam dari kota asalnya menuju Surabaya.
Kemudian rombongan ditemui oleh Kabid Kepemudaan Dispora Jatim, Haris Ramadhan bersama Kasi Soenardi dan Ketua Pengprov Purna Paskibraka Indonesia (PPI) Jatim Danu Ardhiarso.
Usai pertemuan, MH mengaku sudah melayangkan surat permintaan maaf ke Dispora Jatim. Ia juga mengaku sudah mendapat penjelasan secara rinci terkait uang saku yang totalnya Rp600 ribu dan tidak ada liburan ke luar Jatim usai menjalankan tugas sebagai anggota Paskibraka.
“Ini salah pengertian dan saya mohon maaf,” kata MH.
Saat disinggung mengenai adanya tambahan Rp1 juta dari Gubernur Khofifah, MH mengaku bersyukur. “Alhamdulillah, terimakasih Bu Khofifah,” kata pelajar kelas XI SMAN itu.
Ditemui di tempat yang sama Kabid Kepemudaan, Haris Ramadhan menjelaskan kalau masalah ini sudah selesai. Ia juga menjelaskan kalau masing-masing anggota Paskibraka mendapat uang saku Rp50 ribu perhari selama 12 hari berlatih di Surabaya.
“Jadi totalnya setiap anggota Paskibraka menerima Rp600 ribu dan itu semua sudah kami transfer ke rekening mereka,” katanya.
Ia juga menjelaskan kalau untuk tahun ini tidak ada liburan bagi anggota Paskibraka usai menjalankan tugas. “Kalau tahun 2018 lalu memang ada liburan ke Bali, tapi untuk tahun ini tidak ada,” katanya.
Sementara itu Ketua Pengprov Purna Paskibraka Indonesia (PPI) Jatim Danu Ardhiarso mengaku terkejut dengan mencuatnya masalah uang saku, menurutnya tugas menjadi anggota Paskibraka merupakan ladang pengabdian bagi para pelajar untuk mengibarkan bendera merah putih di HUT RI di Grahadi.
Lebih lanjut Danu mengungkapkan, terpilih menjadi Paskibraka adalah kebanggan tersendiri bagi setiap siswa. Karena itu, apresiasi sudah selayaknya mereka terima. Namun, tidak selalu dalam bentuk materi.
Misalnya di Paskibraka nasional, mereka mendapat kesempatan prioritas untuk mendaftar TNI-Polri. Sementara di provinsi, mereka mendapat pembinaan khusus dan kerap dilibatkan dalam berbagai program kepemudaan.
“Menjadi anggota Paskibraka Jatim itu pengalaman yang berharga seumur hidup karena tidak semua pelajar bisa mendapatkannya. Saya juga mengucapkan terimakasih karena Ibu Gubernur memberikan bonus tambahan” kata Danu yang juga menjabat sebagai Kabid Komunikasi Publik Dinas Kominfo Jatim itu. [wwn]

Tags: