Dukung Digitalisasi, Pemkot Probolinggo Berikan Fasilitas Internet Gratis

Dukung digitalisasi ponpes, pemkot berikan fasilitas internet gratis.[wiwit agus pribadi/bhirawa]

Pemkot Probolinggo, Bhirawa.
Dukung digitalisasi pondok pesantren (ponpes), Pemerintah Kota Probolinggo memberikan fasilitas internet gratis. Program yang diwadahi oleh Dinas Komunikasi dan Informatika ini menjaring 36 ponpes yang memperoleh pinjam pakai modem wifi (orbit).
Mewakili wali kota, Sekretaris Daerah drg. Ninik Ira Wibawati menyerahkan secara simbolis, modem dan perlengkapannya di Command Centre. Ia menuturkan, fasilitas internet merupakan sarana pendukung di era transformasi digital.

“Hampir tidak ada informasi tentang ilmu pengetahuan yang tidak dapat dicari di internet. Ini merupakan sarana belajar yang memberikan kemudahan kepada santri untuk mencari informasi yang diperlukan untuk bahan pembelajaran. Sekaligus update ilmu pengetahuan akan menjadi lebih mudah dan kaya referensi,”urainya, Selasa (20/6).

Ninik juga mengingatkan agar ponpes punya regulasi yang jelas, bagaimana internet hanya bisa digunakan untuk hal-hal yang positif. Misalnya ada sistem blocking akses internet. Dengan begitu tidak bisa mengakses konten-konten negatif, sekaligus membatasi waktu-waktu tertentu pemakaian internet yang hanya bisa digunakan untuk tugas di sekolah.

“Akselerasi program ini penting agar pembelajaran di pondok pesantren tidak mengalami kendala, akibat kurang tersedianya fasilitas internet. Pemkot memberikan bantuan paket kuota gratis kepada pondok pesantren. Selanjutnya, tinggal bagaimana pondok mempersiapkan sebuah sistem agar teknologi internet secara mobile tersebut dapat dimanfaatkan dengan baik dan benar sesuai dengan peruntukannya,” tegasnya.

Selanjutnya, perwakilan pengurus ponpes menerima materi dari Account Manager Telkomsel, Praditya Arya Tama. Secara teknis ia menjelaskan bagaimana penggunaan orbit serta memanfaatkan fasilitas tersebut secara mobile. Usai sesi tanya jawab, para penerima fasilitas tersebut menandatangani berita acara serah terima barang.

“Kami berterima kasih dan menyambut baik pemberian fasilitasini, sehingga banyak inovasi yang nantinya bisa dilakukan pondok pesantren dengan fasilitas internet mobile tersebut. Selain menunjang kegiatan operasional yang memerlukan akses internet, pondok pesantren juga bisa mengenalkan kegiatan dan produk-produk pendidikan kepada masyarakat secara luas,” ujar Hafizd, perwakilan Ponpes Riyadhus.

Ia juga berharap fasilitas ini bisa menunjang kemajuan ponpes dalam hal pendidikan dan dakwah. Upaya mempermudah promosi dan eksistensi ponpes di masyarakat.

Ada tiga pilar utama untuk pemulihan pariwisata dan ekonomi kreatif yaitu inovasi, adaptasi, dan kolaborasi. Sebagai bangsa yang besar sudah seharusnya kita berkolaborasi, jangan asyik berkompetisi, jangan lupa inovasi dengan memanfaatkan teknologi digital dan beradaptasi di tengah pandemi dengan mengedepankan protokol kesehatan yang ketat dan disiplin. Wali Kota Probolinggo Habib Hadi Zainal Abidin.

Hal tersebut diungkapkan pada pembukaan kegiatan Pelatihan Digitalisasi Branding, Pemasaran dan Penjualan pada Desa Wisata, Homestay/Pondok Wisata, Kuliner, Souvenir, Fotografi yang diadakan Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata (Dispopar) Kota Probolinggo di Bale Hinggil.

Menurut Plt Kepala Dispopar Fadjar Poernomo, pelatihan ini memang bermaksud untuk memberikan pemahaman dan pengetahuan tentang pemasaran digital.

“Dan juga pentingnya fotografi dan bahasa yang efektif dalam pemasaran digital,” katanya. Pelatihan ini berlangsung selama tiga hari (22-24/11). “Untuk hari terakhir, kita langsung praktek lapangan,” sambungnya.

Pelatihan diikuti oleh 40 peserta yang terdiri dari Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis), pelaku ekonomi kreatif dan pondok pesantren. Beberapa peserta pun membawa produk yang mereka hasilkan seperti bawang goreng, rengginang, kripik, dan lain sebagainya.

“Itung-itung promosi,” kata salah satu peserta.

Sebelumnya guna memulihkan kembali di sektor perekonomian, terutama menyangkut masalah pariwisata di Kota Probolinggo. Pemerintah kota setempat mengambil kebijakan, dengan memberikan sertifikat bagi sembilan pelaku usaha pariwisata.

Sertifikat itu sendiri, sebagai jaminan pelaku wisata menerapkan kebiasaan baru dan telah sudah diverifikasi memenuhi syarat protokol kesehatan. Sertifikat tersebut diberikan langsung oleh Wali Kota Probolinggo, Hadi Zainal Abidin di areal TRA Kolam Renang Bayuangga.
Terdapat sembilan tujuan dan usaha wisata, yang memperoleh sertifikat diantaranya adalah Bromo Park Hotel, Taman Wisata Studi Lingkungan (TWSL), Hotel Ratna, Pantai Permata Pilang, Orin Hall and Resto, DnC, Widya Harja, BJBR dan Paseban Sena.

Wali Kota Hadi mengatakan, pemerintah menerapkan kebijakan adaptasi baru, agar sektor perekonomian di bidang pariwisata yang sempat terpuruk karena dampak Covid-19, bisa kembali bergerak. Tentunya pemulihan sendiri menurut Hadi, harus diikuti dengan penerapan protokol kesehatan yang benar, di lokasi tujuan usaha dan wisata Kota Probolinggo.

“Jangan awal-awalnya saja ketat, terus kendor lagi. Jangan salahkan kalau kami cabut izinnya, jangan karena sudah dapat sertifikat terus lengah atau tidak melaksanakan protokol kesehatan. Kami mengambil kebijakan terbaik untuk semua. Mudah-mudahan berjalan sesuai harapan,” imbau Wali Kota Hadi.

Bahkan, ia juga mempertanyakan ke para pelaku wisata supaya benar-benar menerapkan protokol kesehatan. “Saya mau tanya dulu, sanggup tidak?,” tanya Wali Kota Hadi kepada pelaku wisata. Meski para pelaku wisata mengaku sanggup, mereka yang mendapatkan sertifikat terang Wali Kota Hadi, akan tetap dilakukan pemantauan oleh tim assessment di Kota Probolinggo.

Wali Kota Hadi juga mengingatkan, pengelola gedung atau penyelenggara acara yang bekerjasama dengan katering, harus menyediakan petugas yang mengambilkan makanan atau minuman. Dimana tamu tidak diperbolehkan, mengambil makanan dan minuman sendiri-sendiri. Apabila hal itu tetap terjadi, konsekuensinya pemilik gedung dan pihak katering bakal dapat teguran. Selain itu penerapan protokol kesehatan itu sendri dengan jaga jarak, memakai masker dan menyediakan tempat cuci tangan.

Hal sama juga berlaku pada pelaku sektor pariwisata, seperti pengelola tujuan wisata di Kota Probolinggo. Mereka diminta tegas, terhadap pengunjung yang tidak memakai masker , guna kenyamanan dan keamanan dari Covid-19 yang belum usai, tambahnya.(Wap.hel)

Tags: