Duli Manis: Tanamkan Kebiasaan Peduli Anak Istimewa

Di kelas VI a SDN Ketajen 2 Sidoarjo, dalam kegiatan sehari-hari, anak istimewa belajar dan bersosialisasi bersama dengan teman-teman reguler.

Sidoarjo, Bhirawa
Sekolah inklusif adalah sekolah yang melayani anak-anak reguler dan anak istimewa. Karenanya perlu pembiasaan dan pembinaan secara kontinyu pada seluruh siswa. Dengan tujuan menciptakan suasana pembelajaran yang ramah anak.
Sebagai salah satu sekolah inklusi, SDN Ketajen 2 wajib menerima dan melayani siswa berkebutuhan khusus, yang disebut anak istimewa
Bukanlah hal mudah untuk membiasakan seluruh warga sekolah bisa menerima keadaan ini. Perlu sosialisasi, keteladanan dan pembiasaan terus menerus.
Di kelas VI a SDN Ketajen 2, terdapat beberapa anak istimewa. Di antaranya adalah border line, slow learner, dan lumpuh layuh. Dalam kegiatan sehari-hari, anak istimewa ini belajar dan bersosialisasi bersama dengan teman-teman reguler.
Ariyani Purwaningsih, guru kelas VI a membuat pembiasaan sederhana yang diberi nama ‘Duli Manis’. yang merupakan akronim dari Peduli Teman Istimewa. Kegiatan ini dilaksanakan setiap hari. Dari inj diharapkan tumbuh kepedulian pada teman-teman berkebutuhan khusus.
Salah satu bentuk kepedulian tersebut adalah membantu teman-teman istimewa. Misalnya mengajak bermain dan belajar bersama, mendorong kursi roda bila teman ingin berpindah tempat, bekerja sama dalam kerja kelompok, dan lain sebagainya.
“Saya senang belajar bersama teman-teman. Mereka baik dan suka membantu saya.” kata Aditya Maulana, salah satu teman istimewa. Pengakuan senada juga diungkapkan Yesica.
“Saya senang bisa membantu Adit. Saya juga tidak keberatan duduk sebangku dengannya.”
Duli manis memang harus dibiasakan. Supaya anak-anak reguler tidak hanya menghina dan mengucilkannya. Tapi bisa menerima keadaan teman istimewa, berempati, dan mau mengajak mereka ikut serta dalam kegiatan pembelajaran.
Memang tak mudah membiasakan anak-anak peduli pada teman istimewa. Tapi bukan hal yang tak mungkin untuk dilakukan. Dengan duli manis, diharapkan anak-anak istimewa. bisa berinteraksi, mengembangkan potensi, dan memotivasinya untuk berprestasi. Bukankah dunia akan terasa lebih indah bila kita bisa menerima dan menghargai perbedaan. Dan teman-teman istimewa bisa duduk sama rendah berdiri sama tinggi bersama kita. Pasti luar biasa. [Ariyani Purwaningsih, SPd, Guru SDN Ketajen 2 Gedangan, Sidoarjo]

Tags: