Ekonomi Akan Pulih Enam Bulan Setelah Pandemi Covid 19

Prof. Dr. H. Anwar Sanusi

Kota Malang, Bhirawa
Sejalan dengan terjadinya wabah Covid 19, pertumbuhan ekonomi di Indonesia, stagnan bahkan cenderung menurun. Kondisi seperti ini, diperkirakan akan selesai setelah pandemi Covid 19 berlalu. Prof. Dr. H. Anwar Sanusi, pemerhati persoalan sosial dan ekonomi, dari Universitas Merdeka (Unmer), Malang memberikan prediksinya terkait dengan pertumbuhan ekonomi kedepan. Menurut dia enam bulan setelah Covid 19 ekonomi akan bangkit. “Saya memprediksi sampai enam bulan setelah kondisi Covid 19 sudah dinyatakan aman. Jadi kuncinya di Covid19. Jika segera berakhir ekonomi segera pulih,”tutur Anwar Sanusi.

Pihaknya menyampaikan, persoalan ekonomi menjadi sangat pelik, saat pandemi berlangsung. Seluruh perencanaan harus dijadwal ulang. “Banyak perusahaan yang tidak bisa memasok produksinya ketempat lain. Ini berakibat pada penurunan produksi karena semua sedang berkonsentrasi ke Covid 19,” tambah Anwar Sanusi.

Di masa Covid 19 ini, lanjutnya hampir seluruh usaha lesu tentu saja ini berdampak pada pertumbuhan ekonomi dan distribusi pendapatan antar daerah dan antar penerima pendapatan tidak merata dan semakin kecil besarannya. “Maka yang harus dilakukan dimasa pandemi ini Pemerintah Provinsi harus tetap menggejot investasi untuk sektor ekonomi kecil dan menengah, (UMKM),” imbuh Anwar.

Perhatian harus fokus pada sektor ini terutama di pedesaan. Sebenarnya kalau mau jujur lebih siap penduduk di daerah pedesaan daripada perkotaan. Tapi karena penduduk pedesan jauh lebih besar maka dampaknya lebih luas. Penduduk perkotaan, sambungnya, lapangan kerja sudah jenuh dan terbatas sehingga kondisi ini bisa memperburuk persoalan ekonomi. “Sementara di desa mereka masih bisa survive dengan kebiasaan kehidupan mereka Makanya dalam kondisi seperti ini terjadi aliran pendduk dari kota ke desa cukup besar,” lanjutnya.

Ketahanan didesa itu sangat kuat, Karena di desa lebih banyak ke arah produksi pertanian untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, terutama di kota maupun di desanya sendiri. Data Badan Pusat Stastistik yang baru saja dirilis pada tanggal 15 Juli 2020 menunjukkan angka kemiskinan di Jawa Timur per bulan Maret 2020 terdapat peningkatan 0,89%, yang semula pad bulan september sebesar 10,20 % menjadi 11,09 %.

Angka lebih tinggi dipegang wilayah perkotaan sebanyak 1,12%, dibanding desa yang hanya 0,61%, sehingga asumsinya pandemi lebih banyak pengaruhnya bagi warga desa. Dana desa di Jawa Timur tersalur 72 %, BLT bulan pertama sebanyak 99%, kedua 98%, ketiga 75%.

Sementara bulan keempat sudah 4 desa yang cair di Kabupaten Jember. Terkait pandemi, Yasin mengaku sudah mengintruksikan agar seluruh desa wisata agar tutup sementara sejak bulan Maret 2020 lalu. Masa transisi, perlahan-lahan desa-desa wisata tersebut sudah bisa buka jika yang sudah siap, dan diperbolehkan oleh Gugus Tugas Covid-19 setempat, dan dijalankan dengan protokol keshatan ketat.[mut]

Tags: