Ekonomi Lesu, Industri Otomotif Terhambat

Sekjen Gabungan Industri Alat-alat Mobil dan Motor (GIAMM), Ir Hadi Surjadipradja (tengah) di dampingi Project Director PT Global Expo Indonesia, Baki Lee (kanan) saat meninjau salah satu stand peserta pameran.

Sekjen Gabungan Industri Alat-alat Mobil dan Motor (GIAMM), Ir Hadi Surjadipradja (tengah) di dampingi Project Director PT Global Expo Indonesia, Baki Lee (kanan) saat meninjau salah satu stand peserta pameran.

Surabaya, Bhirawa
Kondisi ekonomi di Indonesia yang saat ini lesu ditambah nilai tukar Dollar yang fluktuatif diangka Rp 13 ribu, dampaknya mulai dirasakan para industri otomotif yang produksinya tidak lagi mengalami peningkatan namun cenderung turun.
Menurut Sekjen Gabungan Industri Alat-alat Mobil dan Motor (GIAMM), Ir Hadi Surjadipradja usai meresmikan pameran otomotif di JX International (Jatim Expo) Surabaya, Rabu (12/8) kemarin, mengungkapkan dari awal Januari hingga Juli tahun ini turun 15 sampai 16 persen, bahkan karena pasar mobil lesu di periode tersebut sampai harus memangkas proyeksi penjualan hingga akhir tahun dari 1,2 juta unit ke 1,1 juta unit turun 2 persen.
Di sektor sepeda motor mengalami hal serupa, bahkan lebih besar lagi. Berdasarkan data Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI), penjualan sepeda motor nasional tercatat melemah 19,1 persen atau hanya terjual 1.605.043 unit dibandingkan penjualan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar 1.984.076 unit.
“Kalau hal ini terus berkelanjutan para pengusaha industri karoseri maupun peralatan mobil dan motor bisa menghentikan produksi karena biaya yang dikeluarkan sangat tinggi, kalaupun saat ini masih bisa bertahan disebabkan masih adanya permintaan,” jelasnya.
Namun dibeberapa perusahaan sudah menghilangkan jatah lembur bagi para karyawan, akan tetapi masih belum ada pemutusan hubungan kerja. “Kalau sampai lembur ditiadakan berarti pendapatan karyawan berkurang dan ini mesti dilakukan supaya perusahaan bisa bertahan, tapi kalau sampai ekonomi ini tidak terkendali maka pemutusan hubungan kerja akan terjadi,” ujarnya.
Sedangkan acara pameran otomotif yang digelar ini merupakan ajang promosi empat industri sekaligus dalam satu gelaran pameran, antara lain pameran komponen pendukung otomotif atau Eastern Indonesia International Auto Parts, Accessories & Equip Exhibition 2015 (INAPA) dan pameran karoseri atau Eastern Indonesia International Bus, Truck & Component Exhibition 2015 (IIBT).
Selain itu pameran lampu LED atau The Eastern Indonesia International Lightning Exhibition 2015 (INALIGHT) dan pameran solar panel atau The Eastern Indonesia International Solar Power & PV Technology Exhibition 2015 (SOLARTECH).
Project Director PT Global Expo Indonesia, Baki Lee, menjelaskan pameran yang digelar di JX International Surabaya ini, didesain untuk menggabungkan empat pameran pendukung utama bisnis otomotif. Bahkan target yang dipatok dari empat pameran ini diakuinya lebih sedikit dari pencapaian tahun lalu.  “Tahun ini kami targetkan Rp 30 miliar saja, berbeda dengan tahun lalu yang kami pasang di angka Rp 40 miliar,” katanya.
Menurutnya, target tahun ini dipasang lebih rendah karena menurunnya geliat bisnis otomotif yang tidak lain disebabkan oleh perlambatan ekonomi. Pihaknya optimistis target tersebut pasti tercapai.
“Pasalnya, pameran ini bersifat business to business atau b-to-b di mana pengunjung yang disasar adaah perusahaan-perusahaan otomotif, bukan perorangan. Biasanya, satu perusahaan membeli dalam partai besar atau borongan,” tandasnya. [riq]

Tags: