Empat Joki FK Diamankan Kepolisian

Satu dari lima broker/calo (kiri) yang tertangkap dalam jaringan perjokian saat diintrogasi pihak kepolisian.

Mereka Mengaku dari UGM dan ITB
Surabaya, Bhirawa
Empat joki tes masuk Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya gelombang kedua, harus berurusan dengan polsek Mulyorejo. Mereka melakukan tindakan perjokian di lingkungan Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya saat ujian berlangsung. Aksi tersebut diketahui dari oleh salah satu panitian ujian karena gerak-gerik pelaku yang mencurigakan, Selasa (21/5). Dua dari joki tersebut RD (18) dan IM (19) mengaku sebagai mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) sementara BA (22) mengaku mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) dan MM (17) yang merupakan alumnus salah satu SMA negeri di Kediri.
Diungkapkan salah satu pelaku, BA aksi tersebut merupakan kali keduanya dalam melakukan aksinya. Yang pertama di salah satu Universitas swasta di Surabaya untuk tes masuk kedokteran dan kedua di UM Surabaya dijurusan yang sama. Ke empatnya merupakan satu jaringan joki yang berpusat di Surabaya.
“Jadi ketika koordinator (induk) mendapat client otomatis mereka butuh kita. Peran kita sebagai eksekutor dalam mebgerjakan soal-soalnya,” ungkap dia.
Dalam sekali aksinya, BA dan rekan-rekannya hanya mendapat uang Rp. 5-10 juta. Untuk sekali aksi (perjokian,red) strategi yang digunakan pun beda-beda. Satu orang joki hanya menghandel satu orang peserta ujian.
“Jujur kami nyesel ngelakuin ini. Kami sudah tau ini konsekuensinya. Apa yang seharusnya gak dilakukan malah dilakukan. Tapi kami juga butuh biaya untuk uang kuliah kami. Meskipun itu tidak dibenarkan,” tutur dia.
Dikatakan BA jika pihaknya merasa sangat menyesal dengan perbuatan mereka. Sebab, karena mereka lah, kerugian akan dialami pihak kampus. “Yang seharusnya sesuai dengan kualifikasi mereka (dari sisi akademik) jadi tidak seperti yang diinginkan universitas ini (UM Surabaya). Saya juga meminta maaf pada almamater saya,” pungkas mahasiswa teknik elektro semester 6 ITB ini.
Sementara itu, EN (18) peserta ujian yang menggunakan jasa joki mengaku jika pihaknya cukup tidak percaya diri untuk masuk di Fakultas Kedokteran UM Surabaya. Untuk bisa menggunakan jasa joki tersebut, EN harus mengeluarkan uang sebesar Rp 125 juta.
“Saya tahu ini karena ditawarin mulanya sama calo. Saya konsultasikan sama orang tua, orang tua meng iyakan. Baru pertama ini juga saya nyoba pakai joki,” tutur peserta ujian asal Tulungagung ini.

Temukan Kejanggalan Saat Penutupan PMB
Rektor UM Surabaya, Sukadiono mengungkapkan jika Senin (20/5) malam pihaknya telah mendapat laporan dari panitia ujian melalui chat whatssapp. Di mana pihak panitia menemukan beberapa kejanggalan saat penutupan PMB (Pendaftaran Mahasiswa Baru). Salah satunya, pada proses pembayaran pendaftar.
“Satu orang ini mentransferkan beberapa orang untuk pendaftaran. Ini kami temukan beberapa orang yang gelagatnya sama. Tapi ketika ditanya oleh panitia apakah mereka (peserta ujian) saling mengenal mereka mengaku tidak mengenal. Anehnya ketika kami awasi dari dalam ruangan, di depan FK ini mereka bergerombol seolah mengenal,” tutur Rektor yang akrab disapa Suko ini.
Dikatakan Suko, tahun ini untuk tes FK sendiri menggunakan sistem Computer Based Test, sehingga penggunaan kertas sangat minim. Tetapi selama proses pelaksanaan tes, keempat pria tersebut melakukan gerak gerik yang mencurigakan.
“Mereka melakukan komunikasi via kertas yang disebar, satu joki membantu satu peserta. Akhirnya kami amankan dan memang mereka melakukan praktek perjokian,”paparnya ditemui usai memeriksa keempat joki.
Suko, sapaan akrab Sukadiono mengungkapkan dua mahasiswa UGM tersebut mengaku berasal dari program studi Teknik Elektro dan Ilmu gizi. Sementara mahasiswa dari ITB berasal dari prodi Teknik Elektro. Dan satu lulusan SMA yang menjadi joki merupakan lulusan tahun ini. Ada sekitar 10 peserta ujian yang menggunakan jasa mereka. Namun, baru satu yang diamankan oleh pihaknya.
“Akan kami lakukan laporan ke kepolisian, kemudian berita acaranya akan kami kirim ke UGM dan ITB. saya rasa perlu langkah antisipasi tes FK gelombang ketiga dan tahun berikutnya. Kami harus menambah kewaspadaan,”lanjutnya.
Menanggapi ditemukannya mahasiswa UGM yang melakukan praktek perjokian juga mendapat tanggapan dari prof lincolin Arsyad, dari Pendidikan Tinggi Litbang PP Muhamadiyah yang sekaligus guru besar Fakultas Ekonomi Bisnis UGM yang sedang mengisi kegiatan di UM Surabaya.
“Saya sebagai akademisi dan sebagai guru besar UGM sangat kecewa dan malu atas peristiwa ini. Karena dua dari empat joki ini dari UGM, sangat memalukan almamater saya,”ujarnya.
Iapun berharap pihak berwajib dapat menyelesaikan dengan cara yang bijaksana. Pasalnya keempat joki yang ditemukan mendapat komisi sekitar Rp 5 juta sampai Rp 10 juta, padahal peserta ujian yang ikut tes membayar Rp 125 juta untuk jasa joki. Sehingga perlu diusut jaringan joki tes masuk FK ini.
Terkait sanksi dari UGM, menurutnya merupakan wewenang rektor UGM.
“Yang pasti rektor harus tahu ada anaknya yang melakukan praktek perjokian dan mereka sudah mengaku,” ujarnya.

Dijerat Pasal Penggunaan Identitas dan Ijazah Palsu
UM Surabaya langsung tindak tegas pelaku perjokian dengan melaporkan kepada pihak kepolisian setempat. Kasus tersebut langsung diambil alih oleh Polsek Mulyosari. Kanit Reskrim Polsek Mulyosari, Ipda Mulyono mengungkapkan untuk sementara salah satu pelaku dengan inisial BA dijerat pasal penggunaan identitas dan ijazah palsu. BA menggunakan identitas palsu atas nama Riantama Rasunda untuk melancarkan aksinya.
“Jadi kita gunakan pasal penggunaan identitas dan ijazah palsu. Sementara yang ketiga pelaku kita masih dalami pasal tentang perjokian,” tutur dia.
Diungkapkan Ipda Mulyono, sebelum joki melakukan aksinya, mereka telah di briefing di suatu tempat oleh koordinatornya. Karena dalam satu jaringan ini ada 5 broker tapi yang tertangkap baru sayu broker.
“Kita akan pelajari UU tentang perjokian untuk ketiga pelaku. Karena kasus joki yang kami tahu ini, pelaku menggantikan identitas peserta. Tapi ini pelaku juga menjadi peserta dalam satu ruangan ujian. Apalgi ini baru kali ini ketangkep di tempat saya,”papar dia.
Saat ini, untuk status keempat pelaku dan satu peserta ujian yang menggunakan jasa joki masih berstatus sebagai saksi untuk dimintai keterangan. [ina]

Rate this article!
Tags: