Evakuasi Korban Tanah Longsor di Ponorogo Dihentikan

Longsor di Nganjuk
Bencana longsor kembali terjadi di wilayah Jatim. Perbukitan dengan kemiringan cukup curam dan tanah gembur longsor di Dusun Dlopo Desa Kepel Kecamatan Ngetos Kabupaten Nganjuk, Minggu (9/4) pukul 14.00. Longsor terjadi pada kondisi cuaca tidak ada hujan, hanya mendung. Material longsor menuruni lereng menimbun warga yang sedang beraktivitas di ladang dan sawah di bagian bawah di pinggir sungai.
Satu orang dipastikan tertimbun longsor yaitu Paidi (55) warga Dusun Njati Desa Blongko. Sedangkan 4 orang diduga tertimbun longsor yaitu Kodri (15, warga Dusun Sumber Bendo), Doni (23, warga Dusun Sumber Bendo), Dwi (17, warga  Dusun Sumber Bendo), dan Bayu (14, warga Dusun Sumber Bendo). BPBD Nganjuk masih melakukan pendataan di lokasi longsor mengingat keempat warga yang diduga tertimbun longsor tersebut berasal dari desa lain.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho melalui rilis yang diterima Harian Bhirawa menjelaskan, material longsor menutup aliran sungai dengan ketinggian 10 meter sehingga membentuk bendung alami. Pada pukul 17.00, bendungan tersebut sudah terbuka sehingga aliran sungai kembali mengalir.
Luas longsoran sekitar 3 hektare dengan tanaman cengkeh dan mangga di perbukitan.
Sebelumnya pada awal 2015, di perbukitan Dusun Dlopo ini sudah terdeteksi adanya retakan selebar 5-10 cm dengan panjang 50 meter. Retakan tersebut makin meluas, di mana pada awal 2016 mencapai lebar 20 cm dan panjang 200 meter. BPBD Kabupaten Nganjuk sudah memberitahukan kepada masyarakat agar tidak melakukan aktivitas di lereng yang rawan longsor.
Pada Januari 2017 retakan bertambah menjadi lebar 30 cm dan panjang 300 meter. BPBD Nganjuk kembali memberikan peringatan kepada masyarakat. Selanjutnya pada Maret 2017 terjadi longsor kecil, masyarakat melaporkan kepada aparat desa yang kemudian disampaikan kepada BPBD Nganjuk. Untuk mengantisipasi kemungkinan longsor BPBD Nganjuk memasang rambu peringatan bahaya longsor.
Pada Sabtu (8/4) terjadi hujan deras di wilayah Nganjuk yang menyebabkan tanah makin jenuh air dan kondisi kohesi batuan makin lemah sehingga pada Minggu siang terjadi longsor. Di bagian lereng perbukitan tidak ada permukiman, yang ada sawah dan lading warga. Saat masyarakat melakukan aktivitas di lahan pertanian itulah kemudian terjadi longsor dan menimbun warga.
Pencarian, penyelamatan dan evakuasi korban terus dilakukan oleh BPBD Nganjuk bersama TNI, Polri, relawan dan masyarakat. Kondisi medan sulit diakses. Alat berat tidak memungkinkan menjangkau lokasi karena jalan hanya selebar 40 cm. Komunikasi juga terkendala karena tidak ada sinyal handphone. [iib]

Tags: