Festival Desa Sengguruh, Bedah Sejarah Kuatkan Budaya Desa

Kab.Malang,Bhirawa.
Festival sarat pemaknaan sejarah dan adat budaya dilangsungkan di Desa Sengguruh Kepanjen, Kabupaten Malang, Jumat (19/11) malam.

Acara sarasehan festival ini digelar dengan gayeng dan lesehan di pendopo balai desa setempat. Dalam acara ini, digelar sarasehan bedah sejarah dan keadataan lokal desa Sengguruh.

Acara dibuka dengan pemanjatan doa dan rasa syukur semua peserta. Rasa syukur ini juga diwujudkan dengan pemotongan tumpeng, makanan tradisional Jawa yang biasa disajikan dalam acara ritual budaya. Pemotongan tumpeng diikuti para tokoh masyarakat dan sesepuh Desa Sengguruh.

Kepala Desa Sengguruh, Jamburi mengungkapkan, pemaknaan sejarah ini menjadi nilai penting bagi pelestarian kekayaan adat budaya di desanya.

“Kami berharap informasi sejarah dan budaya desa ini bisa lebih tergali dan bisa didapatkan dengan lebih utuh. Tidak lagi ada banyak versi, melalui lembaga adat desa yang sudah kami bentuk sebelumnya,” kata Jamburi, Jumat (19/11,) malam.

Ditegaskan Jamburi, kultur sosial masyarakat desa tidak terlepas dari adat budaya lokal. Karena itu, ia berharap keberadaan lembaga adat desa bisa berkontribusi dan turut menunjang bagi kesejahteraan dan pembangunan yang ada di Desa Sengguruh.

“Lembaga adat dan sosial budaya di desa jika bisa berjalan beriringan tentunya akan sangat menunjang, kerena kultur masyarakat tidak lepas dari adat budaya yang dimiliki,” imbuhnya.

Sejumlah pejabat dari DPMD dan jajaran Muspika Kepanjen tampak hadir, duduk bersama di tengah-tengah warga masyarakat Desa Sengguruh.

Kata Jamburi, DPMD Provinsi Jawa Timur hanya menunjuk dua desa di Jawa Timur untuk dapat menggelar kegiatan serupa. Yakni di Kabupaten Tulungagung dan di Kabupaten Malang. Dan Desa Sengguruh menjadi desa yang dipilih untuk mewakili Kabupaten Malang.

“Ini merupakan program dari DPMD Provinsi Jawa Timur, kebetulan Desa Sengguruh mewakili Kabupaten Malang. Jadi dulu awal Covid-19 sekitar bulan April, kita mengadakan acara seperti ini dengan penerapan prokes yang ketat, itu bisa berjalan dan tidak ada klaster baru setelah acara,” terang Jamburi.

Dalam kesempatan ini, juga dilangsungkan sarasehan dan bedah sejarah Desa Sengguruh. Sarasehan ini menghadirkan sejarawan UM, Dwi Cahyono.

Camat Kepanjen, Eko Margianto, berharap festival desa ini bisa menjadi percontohan acara bersih desa di masa pandemi. Lebih dari itu, lanjutnya, diharapkan akan lebih bisa mengangkat potensi keunggulan bagi Desa Sengguruh.

“Sangat bisa mengangkat potensi desa. Karena dengan (festival desa) ini, semua kekayaan budaya yang khas bisa digali dan dikembangkan menjadi potensi keunggulan desa,” demikian Eko Margianto

Tags: