Freddy Purnomo: Waspadai WNA Tak Beridentitas Masuk Jatim

Freddy Purnomo

DPRD Jatim, Bhirawa
Masyarakat yang pulang kampung ketika Lebaran kini telah banyak yang kembali ke tempat kerjanya. Tak jarang mereka membawa serta kawan dari kampung halaman untuk bekerja di kota-kota besar, termasuk di Kota Surabaya.
Fenomena seperti ini menjadi kebiasaan masyarakat kita saban tahunnya. Pascalebaran arus urbanisasi semakin meningkat. fenomena tersebut ditanggapi Ketua Komisi A DPRD Jawa Timur Freddy Purnomo, Selasa (11/6) kemarin.
Menurutnya, kalau masyarakat hanya sekadar migrasi tanpa tujuan jelas paling tidak ada imbauan dari pemerintah. “Jadi tidak harus ada tindakan hukum ataupun yustisi. Karena e-KTP sekarang ini sifatnya kan Nasional,” terangnya.
Freddy yang juga doktor hukum ini menyampaikan bahwa yang terpenting meraka datang ke jatim itu kaitannya dengan mudik lebaran. Kedua, lanjut dia, kalau mencari pekerjaan di kota besar itu sangat manusiawi. “Karena apapun juga mereka juga warga Indonesia, kita harus hormati kalau itu benar-benar urusan kerja,” jelasnya.
Politisi Partai Golkar ini menegaskan jika ada warga negara asing (WNA), pemerintah harus tegas. Pasalnya, masih banyak warga asli Indonesia, khususnya Jatim yang mencari pekerjaan. “Jangan sampai warga Jawa Timur bersaing dengan warga asing dalam hal pekerjaan,” terangnya.
Menurut Freddy, pemerintah dalam hal ini Imigrasi harus menindak tegas terhadap WNA yang tidak memiliki identitas. Sebab, lanjutnya, jumlah penduduk Indonesia sekarang ini mencapai 165 juta, khusus Jatim ada hampir 40 juta jumlah penduduk.
“Ini memprihatinkan kalau kita tidak memperketatnya. Kasihan penduduk asli kita,” tambahnya. Lebih jauh anggota F-Partai Golkar DPRD Jatim ini membeberkan, sebagian besar tujuan mereka pergi ke kota atau ke daerah yang lebih potensial dari segi ekonomi untuk memperbaiki perekonomian keluarga.
Anggapan daerah kota lebih mapan dan maju secara ekonomi masih menjadi asumsi mayoritas masyarakat.
“Bahkan dari mereka tidak peduli apakah sumber daya yang dimiliki mencukupi atau sesuai dengan lahan tenaga pekerjaan yang dimiliki atau tidak. Yang penting di benak mereka berangkat dan terlebih dahulu menumpang di tempat saudara atau karib yang mengajak serta,” imbuhnya. [geh]

Tags: