Gandeng ITS Dampingi Program SMA Double Track

Rektor ITS PRof Joni Hermana dan Kepala Dindik Jatim Dr Saiful Rachman didampingi Kabid Pembinaan SMA Dra Ety Prawesti dan Sekretaris Dindik Jatim Ramliyanto SP, MP

Dindik Jatim Sasar 10 Ribu Siswa SMA
Pemprov, Bhirawa
Program SMA Double Track yang baru pertama kali diluncurkan Dinas Pendidikan (Dindik) Jatim terus dimatangkan. Selain memilih sekolah yang menjadi sasaran, Dindik Jatim juga menggandeng perguruan tinggi negeri, lembaga sertifikasi serta industri untuk menopang program tersebut berjalan mulus.
Kepala Dindik Jatim Dr Saiful Rachman menuturkan, kerjasama dengan perguruang tinggi akan mempermudah jalannya program SMA double track. Dengan demikian program vokasional bagi siswa SMA ini akan berjalan dengan dukungan Dindik Jatim, sekolah, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) serta industri di sekitar sekolah.
“Kami sangat bersyukur tim dari ITS sudah memiliki kerjasama dengan industri. Sehingga dapat menyalurkan lulusan SMA double track ke dunia usaha dan industri. Di samping itu, mereka juga dibekali sertifikasi dari LSP (Lembaga Sertifikasi Profesi) di bawah naungan ITS ,” tutur Saiful usai menandatangani Memorandum of Understanding di Rektorat ITS, Rabu (29/8).
Saiful berharap, melalui kerjasama ini upaya menyiapkan tenaga kerja terampil lulusan SMA dapat terwujud. Khususnya bagi sekolah-sekolah yang persentase lulusannya kecil dalam melanjutkan ke perguruan tinggi. “Target kita dapat mencakup sembilan bidang keterampilan yang aplikatif. Namun keterampilan yang dijalankan akan sesuai dengan pilihan siswa. Sebab, kalau ditentukan dinas belum tentu keterampilan itu akan sesuai harapan anak,” tutur Saiful.
Lebih lanjut Saiful mengimbau, selain stimulus dari pemerintah berupa program vokasional SMA double track. Saiful berharap kepala SMA juga berusaha ekstra agar anak didiknya dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi.
Kabid Pembinaan SMA Dindik Jatim Dra Ety Prawesty Msi menambahkan, sasaran SMA doble trackini terdiri dari 87 SMA yang tersebar di 20 kabupaten se Jatim. Sekolah-sekolah tersebut berada di wilayah pinggiran yang lulusannya memiliki persentase sangat kecil dalam melanjutkan ke perguruan tinggi. Dari jumlah tersebut, sebanyak 10.355 siswa kelas XI yang akan mengikuti program ini.
“Sekolah akan mendapat pendampingan langsung dari ITS. Mulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga out put yang akan dihasilkan,” tutur Ety.
Menurut Ety, sekolah akan sangat dimudahkan dalam pelaksanaan program ini. Sebab, sekolah tidak perlu lagi menyiapkan peralatan untuk melatih siswanya. Sementara bahan-bahan praktikum juga akan disiapkan oleh tim dari ITS. “Kalau belanja peralatan nanti sekolah akan direpotkan dengan pertanggungjawaban belanja aset. Sebab, peralatan yang dibeli dengan uang negara akan tercatat sebagai aset negara,” tambah dia.
Saat ini, lanjut Ety, program keterampilan yang telah dipilih peserta didik untuk pelaksanaan SMA double track mencapai tujuh jenis keahlian. Di antaranya ialah bidang tata boga, kecantikan, tata busana, teknik kendaraan ringan, multimedia, teknik elektronika, dan teknik listrik. “Kerjasama dengan ITS ini akan sangat memudahkan implementasi SMA double track. Karena dari satu institusi ini, kita sudah mendapatkan pendampingan sekaligus jaminan sertifikasi dan kelanjutan lulusannya,” tandas Ety.
Sementara itu, Rektor ITSProf Joni Hermana mengungkapkan, saat ini Jatim memiliki lulusan SMA terbanyak, tetapi hanya 35 persen saja yang melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Untuk itu dalam program ini kami akan membekali entrepreneurship sebagai bekal hidup mereka.
“ITS akan memberikan ketrampilan pada bidang tertentu sesuai pilihan. Kami fokus pengembangan kurikulum dengan pembuatan modul,penerapan dan kerjasama dengan industri. Sehingga sertifikat yang dikeluarkan juga diakui,”ungkapnya.
Selain itu, ITS juga mendukung lulusan yang akan berwirausaha selepas mengikuti program ini. Karena itu, mereka juga akan mendapat sertifikat profesi dari BNSP (Badan Nasional Sertifikasi Profesi). “Kita sejauh ini juga telah bekerjasama menangani program semacam ini dengan Kementerian Agam dan kerjasama bidang keterampilan industri dengan Jerman. Jadi kerjasama ini akan semakin memperluas kerjasama kita,” tutur Prof Joni.
Joni menjelaskan, program ini akan dilaksanakan dengan sejumlah tahapan. Salah satu tahapannya ialah melatih trainer yang akan menjadi tutor keterampilan di sekolah. Selanjutnya, tim dari ITS akan melakukan monitoring progress dari pelaksanaan SMA double track. “Kita telah memiliki perangkat yang biasa kita gunakan untuk memonitoring keberhasilan suatu program yang telah dilaksanakan,” tutur Joni.
Arya Yudhi Wijaya,Kepala Upt Pelatihan Dan Sertifikasi Profesi Badan Pengembangan Dan Pengelola Usaha ITS mengungkapkan saat ini pihaknya mentargetkan ada 289.000 trainer di level sekolah yang akan dilatih. “Mereka yang ditunjuk jadi trainer bisa dari guru atau industri dengan kompetensi tertentu. Nanti ada persyaratan administratif yang harus dipenuhi,”jelasnya.
Pelatihan pada trainer ini akan dilakukan selama seminggu. Kemudian awal tahun 2019 akan dilakukan pembelajaran non formal di sekolah oleh para trainer. [tam]

Tags: