Gandeng Professor Kelas Dunia

Doddy Prayogo

Doddy Prayogo
Sebagai salah satu penerima dana hibah World Class Professor (WCP) dari 70 peserta perguruan tinggi di Indonesia, Dosen Teknik Sipil Universitas Kristen (UK) Petra Surabaya, Doddy Prayogo memanfaatkan hal itu, untuk terus melakukan penelitian di bidang Artificial Intelligent (AI). Dia menuturkan jika salah satu keuntungan dari dana hibah yang diberikan Kemenristekdikti adalah Ia bisa mengembangkan penelitian nya melalui koneksi Proffesor dari Universitas ternama di Taiwan.
“Ini menjadi kesempatan baik bagi saya untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas publikasi di jurnal internasional. Karena untuk mendapatkan program WCP ini salah satu indikator yang dimiliki seorang professor kelas dunia adalah mempunyai H-indeks pada publikasinya,” katanya.
Lebih lanjut, laki-laki kelahiran Banjarmasin 27 Oktober 1987 ini menjelaskan, jika dalam program WCP ini, ia menggandeng salah satu Professor Taiwan yang juga dosennya ketika menempuh pendidikan tinggi di Taiwan. “Salah satu keuntungan ketika menggandeng professor kelas dunia yang sudah diakui kualitasnya adalah, saya juga berkesempatan mengajar selama 14 hari di Universitas Taiwan,” katanya.
Sementara itu, dalam memperoleh dana hibah dari WCP tak lantas membuat jalanya selama penelitian berjalan mulus. Itu karena, selama penilitian ia mengalami beberapa kendala seperti pencarian data yang tidak mudah. “Kita penelitian kadang untuk mencari data itu tidak semudah dalam bayangan. Karena tertutupnya sumber informasi itulah yang membuat data mahal dan susah di cari,” tutur Doddy.
Selain itu, tambah dia, untuk mendapat data butuh biaya yang tidak sedikit. Menurutnya, data menjadi mahal karena data berkontradisi dengan satu sama lainnya. “Data menjadi mahal karena data yang kita kumpulkan tidak realible,” jelasnya.
Sementara, itu, sebagai sesama peneliti, Doddy berharap agar peneliti Indonesia berani mengambil dana hibah yang disediakan Kemenristekdikti. Hal ini karena, untuk meningkatkan kualitas penelitian d Indonesia. “Semakin banyak penelitian yang kita lakukan, semakin banyak pula publikasi international. Itu akan membangun kualitas pendidikan di Indonesia,” pungkasnya. [ina]

Rate this article!
Tags: