Geliat Desa Ranugedang, Tiris, Kabupaten Probolinggo

Pemerintah Desa Ranugedang, Kecamatan Tiris, Kabupaten Probolinggo akan mengaspal jalan yang masih makadam. [wiwit agus pribadi]

Genjot Produksi Pangan, Bangun Infrastruktur untuk Dongkrak Pendapatan Warga
Kab Probolinggo, Bhirawa
Mengunjungi Desa Ranugedang, Kecamatan Tiris, Kabupaten Probolinggo membutuhkan persiapan yang cukup matang. Sebab kondisi geografis tersebut berupa perbukitan. Karenanya, beberapa ruas jalan medannya menanjak, menurun, dan berkelok.
Meski lokasinya yang cukup jauh dari pusat kota, Desa Ranugedang sebenarnya memiliki potensi yang luar biasa. Seperti potensi wisata dengan nama Bukit Savana Batitang. Bukit ini sempat viral di media sosial (medsos). Banyak warganet (netizen) membagikan keindahan panorama alam savana, yang berada di kaki Gunung Lemongan tersebut. Ada yang berupa video, youtube, juga foto.
Selain itu, Desa Ranugedang juga memiliki potensi disektor pangan. Oleh karena itu, Pemerintah Desa (Pemdes) Ranugedang pun memberikan perhatian serius untuk sektor ini. Karenanya, tahun ini pemerintah desa setempat juga fokus pada pembangunan dan peningkatan sektor pangan. Sejauh ini, masih banyak lahan yang masih belum dimanfaatkan dan dikelola secara maksimal. Hal itulah yang menjadi alasan mendasar program ini.
Pj Kepala Desa Ranugedang, Suhaeri menjelaskan, pemerintah desa telah menyusun langkah strategis untuk menggenjot produksi pangan. Sehingga nantinya akan tercapai sebuah ketahanan pangan bagi warga desa.
Salah satunya, dengan pengadaan bibit jagung yang akan disalurkan kepada warga desa. “Program ketahanan pangan akan kami mulai dengan penyaluran bibit jagung kepada kelompok tani. Agar mereka mau menanam jagung dilahan miliknya,” ujar Suhaeri.
Pemilihan bibit jagung dilakukan setelah pemerintah desa melakukan pemetaan tanah yang cocok untuk pengembangan tanaman pangan. Dari kondisi tanah dan kultur tanam yang diilakukan oleh warga adalah menanam jagung pada lahan miliknya. Pertimbangan itulah kemudian direaliasikan.
Bibit jagung nantinya diberikan secara sukarela kepada kelompok tani. Setelah melakukan penanaman bibit jagung diharapkan nantinya dapat menaikkan produktifitas jagung. Nantinya saat bibit sudah disebar akan dilakukan pengawasan secara berkala. Hal ini dilakukan untuk memastikan apakah telah ditanam atau tidak.
“Penanaman jagung ada musimnya. Saat musim hujan dengan intesitas tinggi, warga masih jarang melakukan penanaman. Tetapi, jika sudah mulai berkurang penanaman akan dilakukan,” katanya.
Tidak hanya memberikan bantuan bibit, sosialisasi dan pendampingan kepada petani turut dilakukan. Upaya ini dilakukan agar sumber daya manusia (SDM) warga meningkat. Secara bertahap memiliki kemampuan dalam mengelola lahan yang ditanami jagung mulai dari masa tanam hingga panen.
Penanganan kendala masa tanam, seperti serangan hama dan kondisi tanaman yang kurang bagus juga perlu juga ditanggulangi. Sebab hal itu akan berpengaruh pada kualitas dan kuantitas hasil panen. “Sampai masa tanam selesai akan terus kami dampingi. Kami tidak ingin program yang sudah kami susun hasilnya tidak maksimal. Ketahanan pangan harus terwujud dengan baik,” tandasnya.
Dengan potensi yang cukup besar itu, Pemdes Ranugedang pun akan membangun infrastruktur yang memadahi. Pembangunan ruas jalan jadi salah satu prioritas pemdessetempat. “Kami berkomitmen untuk memberikan kenyamanan pada warga saat melakukan aktivitas sehari-hari. Karenanya keberadaan jalan yang baik menjadi salah satu target pembangunan, jalan juga dapat memepercepat pembangunan desa,” ujar Suhaeri.
Tahun ini Pemdes Desa Ranugedang memiliki dua rencana pembangunan jalan. Di antaranya adalah jalan sepanjang 900 meter di RT 7/ RW 3 Dusun Parsean. Ruas jalan yang dibangun merupakan akses menuju permukiman padat penduduk yang dihuni oleh 150 kepala keluarga.
Selain itu, juga terdapat beberapa fasilitas publik yang menjadi tempat berkumpulnya warga. Sebanyak 1 masjid, 3 musala dan 1 sekolah PAUD-TK bisa diakses melalui jalan tersebut. Juga terdapat 100 hektare lahan pertanian milik warga yang bisa ditempuh dengan jalur ini.
“Jalan yang akan dibangun memiliki banyak fungsi. Mulai akses menuju permukiman, tempat publik sampai dengan jalan menuju permukiman. Saat ini kondisinya berupa jalan makadam. Kondisinya kerap dikeluhkan oleh warga yang sedang melintas,” ungkap Suhaeri.
Pembangunan jalan berikutnya yakni ruas jalan sepanjang 260 meter di RT 10/RW 4 Dusun Leduk. Jalan ini merupakan akses menuju permukiman warga yang dihuni oleh 200 kepala keluarga. Terdapat 2 masjid, 3 musala dan 1 sekolah TK. Melalui ruas jalan ini, juga dapat menjangkau 50 hektare lahan perkebunan warga yang ditanami kopi dan sengon.
“Peruntukan pembangunan jalan ini adalah jalan menuju pertanian atau usaha tani. Sebab jika dipersentase, memang banyak digunakan oleh warga untuk pergi ke lahan miliknya. Kami masukkan dalam rencana pembangunan agar nantinya bisa mengatrol pendapatan warga desa,” tandasnya. [wiwit agus pribadi]

Tags: