Gempa Sesaat, Listrik Lumajang Selatan Sempat Padam

Lumajang, Bhirawa
Kawasan Kab Lumajang sempat dikejutkan dengan adanya gempa yang terjadi, Minggu (9/3/2014) malam. Sejumlah warga sempat merasakan  fenomena alam ini, khususnya  yang berada di perbatasan dengan wilayah Kabupaten Malang yang kenal dengan Lumajang kawasan Selatan.
“Selain Tempursari, Kecamatan di wilayah Selatan seperti Pronojiwo dan Candipuro juga merasakan guncangan cukup keras,” kata Drs Hendro Wahyono Kabid Pencegahan, Kesiapsiagaan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang.
Meski durasinya hanya beberapa detik saja kejadiannya. Menurut Hendro guncangan gempa tidak menyebabkan warga panik, apalagi sampai berhamburan keluar rumah. ”Pasalnya, setelah terjadi guncangan beberapa detik tidak ada gempa susulan lagi yang menyebabkan warga jadi was-was,”tambahnya.
Termasuk juga, tidak ada dampak lain yang dialami warga, semisal terjadi kerusakan rumah akibat guncangan beberapa detik tersebut. Hingga, warga pun kembali tenang dan melanjutkan aktivitas istirahatnya seperti semula.
Namun demikian listrik tiba-tiba padam di beberapa ruas jalan. ”Selanjutnya, listrik byar pet hingga beberapa lama khususnya sebagian  wilayah Lumajang Selatan,” imbuhnya. Sebelum kemudian dilakukan perbaikan oleh petugas PLN hingga akhirnya normal kembali.
Hendro Wahyono juga menambahkan, guncangan gempa di selatan Malang ini juga tidak berdampak terhadap aktivitas Gunung Berapi Aktif di Kota Pisang ini. Masing-masing Gunung Semeru dan Gunung Lemongan.
“Komunikasi dengan petugas vulkanologi di Pos Pantau Gunung Semeru di Gunung Sawur, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro dinyatakan gempa tidak mempengaruhi aktivitas vulkanik di Gunung Semeru,”tegasnya. Termasuk juga di Gunung Lemongan. Hanya saja, guncangan gempa itu terekam di pemantau seismik di sana,” terangnya.
Namun, masih kata Hendro Wahyono, gempa di selatan Malang yang terjadi malam tadi, tercatat bukan gempa yang pertama. Sebelumnya, tercatat pernah terjadi gempa di titik episentrum yang sama.
“Kalau tidak salah tahun lalu terjadi gempa di titik episentruk yang sama,”tandasna. Kalau sudah terjadi gempa berulang di titik sama seperti ini, tentu terus diewaspadai akan terjadi retakan di dasar. ”Kalau sudah begitu, jika terjadi gempa susulan pasti akan lebih keras lagi,” ungkap Hendro Wahyono. [yat]

Tags: