Gubernur Frans Ajak Alumni IKIP Budi Utomo Bangun NTT

Gubernur NTT Frans Labu Raya dan Rektor IKIP Budi Utomo Dr. Nur Cholis Sunuyeko menandatangani MoU bidang pendidikan Kamis 7/12 kemarin.

Kota Malang, Bhirawa
Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Frans Lebu Raya, mengajak alumni IKIP Budi Utomo, Malang ikut membangun NTT. Pernyataan tersebut disampaikan Frans, disela-sela Simposium Nasional bertajuk melacak kembali kearifan lokal pendidikan di Indonesia Timur di Hotel Trio Indah Kamis (7/12) kemarin.
“Kami berterima kasih kepada IKIP Budi Utomo, yang telah memberikan kesempatan kepada para mahasiwa asaa NTT untuk belajar disini. Saya berharap alumni IKIP Budi Utomo ikut membangun NTT,” tukas Fras Lebu.
Menurut dia, NTT terus berjuangan untuk memajukan diri sejak dia menjabat Gubernur pada tahun 2008. Pihaknya bertekat untuk menghentikan stigma miskin dan tertinggal di NTT, karena mengentaskan pendidikan dan kemiskinan merupakan tanggung jawab bersama.
“Kami kaget ada pernyataan menteri, terkait soal pendidikan jika NTT, kualitas pendidikannya terendah di Indonesia. Saya kira ini pernyataan yang tidak bijak. Karena akan memberikan stigma jelek kepada kami,”imbuhnya.
Ia menyatakan, jika memang pendidikan di NTT itu, kualitasnya jelek maka tidak sepatutnya untuk diolok-olok. Dirinya mengajak untuk berpikir secara ke Indonesiaan, kamudian mencarikan jalan keluar untuk pembangunan pendidikan. Lambat laun , kemajuan pendidikan di NTT mulai terlihat ini, tidak lepas dari peranan para tokoh agama. Kontribusi mereka sangat besar, baik dari tokoh Katolik, Protestan dan juga tokoh Islam.
“Terima kasih kepada mereka perannaya sangat besar dalam membangun pendidikan di NTT, melaui gereja dan masjid, pendidikan dikembangkan di NTT. Kalangan agamawan ini telah berperan ,”tuturnya.
Di balik, setikma yang dituduhkan kepada NTT, nilai positif juga didapat, setiap tahun provinsi ini, dikatakan paling jujur. Lagi-lagi kenyataan tersebut, dikritik oleh Frans. Kalau NTT disebut provinsi paling jujur berarti ada yg tudak jujur.
“Padahal kejujuran itu mengalahkan segala-galanya termasuk kelulusan siswa. Karena , kejujuran itu menentukan masa depan bangsa. Kalau tidak jujur merusak masa depan anak-anak. Makanya jujur itu menjadi sangat mahal,”tukasnya. Pihaknya juga menyampaikan, kemajuan pendidikan ditentukan oleh bebrapa faktor, salah sataunya adalah faktor guru, faktor sekolah, dan anak didik. Tapi yang harus diperhatian adalah guru.
“Guru yang memiliki komitmen, dan memiliki kopentensi, dan ditunjang kesejahteran, mampu mendorong kemajuan dunia pendidikan. Sebaik apapun sekolahnya jika tidak memiliki guru yang baik, sulit untuk maju,”tambah dia.
Namun demikian, ia menyampaikan untuk memciptakan guru berkualitas, perlu proses yang panjang, dan kebijakan pemerintah yang berpihak kepada para guru. Karena sesukses apapun orang tidak lepas dari peranan guru.
Gutu, kata di, a tidak boleh tergantikan oleh teknokogi apapun. Guru tetap harus berkarya secara maksimal, dan akan menghasilkan manusia yang cerdas dan berkarakter. Tanpa guru tidak ada pendidikan.
Sementara itu, Rektor IKIP Budi Utomo Dr. Nurcholis Sunuyeko, menyampaikan terima kasih, kesedian Gubernur NTT untuk berkunjung langsung kepada mahasiswa yang sedang belajar di IKIP Budi Utomo.
“Saya menyampaikan terima kasih kepada Pak Gubernur yang telah bersedia hadir ke IKIP Budi Utomo, untuk memberikan motivasi kepada para mahasiswa asal NTT, ini kesempatan yang langka,”kata Nurkholis. Karena itu, IKIP Budi Utomo berkomitmen untuk melakukan kerjasama dengan NTT, dalam pembangunan Pendidikan. Ia optimis kerjasama tersbeit mampu mendorong perkembangan pendidikan di NTT. [mut]

Tags: