Gunung Semeru Kembali Luncurkan Awan Panas Guguran

Tim evakuasi menemukan jenazah korban terdampak awan panas guguran di Kampung Renteng, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, Selasa (7/12/2021). (ANTARA/HO-Basarnas)

Korban Meninggal Bertambah Jadi 34 orang
Lumajang, Bhirawa
Gunung Semeru yang memiliki ketinggian 3.676 meter dari permukaan laut (mdpl) kembali meluncurkan awan panas guguran pada Selasa (7/12) pukul 00.00 – 06.00 WIB yang terpantau dari Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Semeru di Gunung Sawur, Kabupaten Lumajang, Jatim.
“Secara visual Gunung Semeru tampak jelas dan asap kawah tidak teramati, kemudian cuaca cerah dan berawan, sedangkan angin bertiup lemah ke arah utara,” kata petugas PPGA Semeru di Gunung Sawur, Liswanto yang menyusun laporan aktivitas Semeru.
Gunung tertinggi di Pulau Jawa itu pada Selasa pukul 00.00-06.00 WIB tercatat mengeluarkan awan panas guguran (APG) dan embusan dengan status gunung pada level II atau waspada.
“Awan panas guguran tercatat sebanyak tiga kali kejadian dengan amplitudo 20-22 mm selama 185-267 detik, sedangkan embusan tercatat enam kali kejadian dengan amplitudo 2-6 mm selama 20-55 detik,” tuturnya.
Sesuai dengan rekomendasi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), status Gunung Semeru pada level II atau waspada maka masyarakat tidak boleh beraktivitas dalam radius 1 kilometer dari kawah atau puncak Gunung Semeru dan jarak 5 kilometer arah bukaan kawah di sektor tenggara-selatan.
“Masyarakat juga diminta untuk mewaspadai awan panas guguran, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai yang berhulu di puncak Gunung Semeru,” katanya.
Ia menjelaskan radius dan jarak rekomendasi itu akan dievaluasi terus untuk mengantisipasi jika terjadi gejala perubahan ancaman bahaya dari aktivitas Gunung Semeru. “Kami mengimbau masyarakat menjauhi atau tidak beraktivitas di area terdampak material awan panas karena saat ini suhunya masih tinggi,” ujarnya.
Masyarakat juga perlu mewaspadai potensi luncuran di sepanjang lembah jalur awan panas Besuk Kobokan dan mewaspadai ancaman lahar di sungai yang berhulu di Gunung Semeru mengingat banyaknya material vulkanik yang sudah terbentuk.
Sementara itu, jumlah korban meninggal terdampak APG Gunung Semeru bertambah menjadi 34 orang hingga Selasa siang. “Hingga saat ini jumlah korban meninggal sebanyak 34 orang dan 16 orang masih dalam pencarian,” kata Kepala Seksi Operasi dan Siaga Basarnas Surabaya I Wayan Suyatna kepada sejumlah wartawan di Posko Lapangan Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang.
Menurutnya ada empat tim evakuasi yang melakukan operasi pencarian terhadap korban terdampak awan panas guguran di beberapa titik yakni di Curah Kobokan, Kampung Renteng, dan lokasi penambangan pasir. “Tim evakuasi paling banyak menemukan jenazah korban di dua lokasi yakni Dusun Curah Kobokan, Desa Supiturang, dan Kampung Renteng, Desa Sumberwuluh,” tuturnya.
Ia menjelaskan jenazah korban lebih banyak ditemukan tertimbun material abu vulkanik dan awan panas guguran, namun ada juga yang ditemukan di dalam reruntuhan rumah. “Sejauh ini cuaca cukup cerah dalam melakukan evakuasi korban awan panas guguran Semeru karena kendala tim operasi selama ini yakni faktor cuaca seperti angin kencang dan hujan deras, serta aktivitas Semeru seperti awan panas guguran dan abu vulkanik,” tuturnya.
Ia mengatakan aktivitas Gunung Semeru yang masih berpotensi meluncurkan awan panas guguran juga menjadi pertimbangan tim operasi dalam melakukan evakuasi korban.
“Kami mengutamakan keselamatan tim evakuasi dalam melakukan pencarian korban. Apabila cuaca buruk maka tim akan mencari tempat yang aman lebih dulu sebelum melanjutkan evakuasi korban,” katanya.
Jenazah korban yang ditemukan tim evakuasi kemudian dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Haryoto dan RSUD Bhayangkara Lumajang untuk penanganan selanjutnya. Berdasarkan data Basarnas Surabaya, jumlah korban yang mengalami luka berat 26 orang dan luka ringan 82 orang yang sudah menjalani perawatan di Puskesmas dan rumah sakit. [ant]

Tags: