Guru Giat Bereksplorasi, Anak Belajar Tangani Masalah Sendiri

Anak didik PAUD Sarinah Pondok Tjandra, Sidoarjo lebih senang belajar menggambar dengan media komputer.

Anak didik PAUD Sarinah Pondok Tjandra, Sidoarjo lebih senang belajar menggambar dengan media komputer.

Kabupaten Sidoarjo, Bhirawa
Kurikulum 2013 (K-13) dikonsep untuk mendidik anak menjadi individu yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif. Implementasinya baru berjalan untuk peserta didik jenjang SD, SMP dan SMA/SMK. Lantas bagaimana jika kurikulum ini juga akan diterapkan untuk anak usia dini? Meski baru direncanakan, PAUD Sarinah di Pondok Tjandra Waru, Sidoarjo ternyata sudah memulainya sejak 2010 lalu.
Perhatian Suyatmi sibuk mengelilingi seluruh sudut ruang kelas. Dia berdiri di antara anak-anak yang masih berusia 4 sampai 6 tahun yang tengah sibuk dengan urusannya sendiri-sendiri. Beberapa ada yang sedang mewarnai, beberapa lagi sedang menggambar. Sementara di ruang sebelah, terdengar ramai sekali anak-anak sedang bernyanyi diiringi musik orgen. Bisa dilihat dari riang tawanya, masing-masing mengikutinya dengan begitu gembira.
Mereka memang tampak hanya bermain-main. Namun Suyatmi yang menjadi Bunda sekaligus Kepala PAUD Sarinah mengatakan mereka sedang belajar. Modelnya memang sedikit berbeda. Itu karena PAUD yang dia pimpin sejak 2010 lalu telah menjadi salah satu pilot project implementasi K-13. Dalam melaksanakan kurikulum ini, dia berusaha untuk mengembangkan potensi dasar individu anak didiknya. Baik secara motorik, keterampilan bahasa, potensi life skill, kemandirian, sosial emosional dan pendidikan karakter.
Hal itu bisa diwujudkan dalam kegiatan baris berbaris, pemberian salam, hormat guru, salam teman, duduk dengan tertib serta mengungkapkan pengalaman dan mengajak anak mau berusaha mengatasi masalahnya sendiri. “Kalau belajar menghitung, anak-anak dulu hanya diajari mengenal angka-angka. Tapi sekarang belajar menghitung bisa dengan menyanyi, bercerita, maupun melukis,” tutur guru berhijab ini kemarin.
Dengan cara seperti itu kreativitas anak pun mulai tumbuh. Dan tidak hanya anak, K-13 ini juga menuntut guru lebih kreatif. Mampu mengeksplorasi keterampilan dan kreativitasnya dalam mengembangkan materi pembelajaran. “Kalau anaknya mau kreatif, gurunya juga harus kreatif kan!,” katanya.
Suyatmi bercerita, sebelumnya pembelajaran hanya mengacu pada Lembar Kerja Siswa (LKS). Namun di kurikulum ini, guru yang dituntut lebih mengeksplor sendiri metode pembelajarannya. Untuk hal semacam ini, dibutuhkan SDM guru serta  sarana dan prasarana yang memadai. “Terkait sarana dan prasarana kami sudah mendapat bantuan block grand, maupun bantuan sarana dan prasaran serta bantuan operasional pendidikan PAUD,”katanya.
Sedangkan untuk SDM, Suyatmi memanfaatkan pelatihan maupun pengimbasan dari guru-guru yang sudah dilatih oleh pemerintah. Selain itu, dia juga mengandalkan pada buku kumpulan pedoman yang dia peroleh langsung dari Kemendikbud pada 2009 lalu. “Kebetulan pada 2009 lalu kami menjadi juara gugus imbas nasional. Jadi saat itu kami dipanggil ke Jakarta untuk membahas tentang rencana K-13. Lalu kami mendapat buku kumpulan pedoman pembelajaran untuk melaksanakan K-13,” kata guru yang pernah meraih juara menulis lomba Hari Pahlawan itu.
Sementara implementasi K-13 untuk jenjang PAUD baru dilaksanakan secara terbatas, Dinas Pendidikan (Dindik) Jatim juga tengah mempersiapkan diri untuk pelaksanaannya secara serentak. Belum lama ini Dindik Jatim bahkan telah menyelesaikan penyusunan  petunjuk teknis (juknis) pelaksanaan K-13, termasuk di antaranya berisi  standar layanan PAUD.
Kabid Pendidikan Non Formal dan Informal (PNFI) Dindik Jatim Abdun Nasor memastikan juknis tak lama lagi akan dikeluarkan dan pihaknya segera menggelar sosialisasi dan pelatihan-pelatihan. “Selain pelatihan, kami tentu akan memberikan  bantuan sosial untuk peningkatan mutu layanan PAUD, bisa berupa APE, untuk perbaikan cat dan sarana prasarana,”katanya.
Diakui Nasor meskipun juknis belum ditetapkan, tetapi inti dari Kurikulum 2013 telah banyak diterapkan di PAUD-PAUD se- Jatim. “Ini menunjukkan bahwa  kesiapan Jatim dalam melaksanakan K-13 benar-benar tertata,”katanya.
Menurutnya, PAUD-PAUD yang sudah melaksanakan Kurikulum 2013 tinggal menyesuaikan dengan juknis nantinya.
Tjatur Edi Rochtiti, Penilik PNFI Kecamatan Waru Sidoarjo optimistis dapat melaksanakan K-13. Pihaknya akan melibatkan gugus-gugus dalam menyosialisasikannya. Selain itu, kegiatan pengimbasan oleh guru-guru yang sudah dilatih akan terus dilakukan untuk mempersiapkan SDM yang bermutu. Saat ini, di Kecamatan Waru sendiri terdapat 90 playgroup, TPA dan Pos PAUD serta 115 TK. Dari jumlah ini dibagi menjadi 10 gugus. “Jadi dari PAUD yang sudah melaksanakan langsung bisa diimbaskan ke PAUD lain melalui gugus,”ujarnya. [tam]

Tags: