Gus Ipul Ingatkan Banser Harus Patuh Kiai

Nganjuk, Bhirawa
Calon Gubernur Jatim nomor urut 2, Drs H Saifullah Yusuf (Gus Ipul), hadir pada Apel Barisan Ansor Serbaguna (Banser) Satuan Koordinator Wilayah (Satkorwil) Jatim di Nganjuk, Jumat (23/3). Berlangsung di Desa Tanjungpeni, Kecamatan Prambon, Kabupaten Nganjuk, Apel yang bertajuk Kesetiaan dan Susbalan Satkorwil Banser Jatim ini diikuti oleh ribuan peserta anggota Banser dari berbagai daerah.
Gus Ipul yang hadir sebagai Ketua Dewan Pembina Gerakan Pemuda (GP) Ansor memberikan pesan kepada peserta apel untuk patuh terhadap kiai. “Kami menyampaikan dua pesan. Pertama, sudah sewajarnya bagi Banser yang dilahirkan oleh kiai, patuh terhadap perintah kiai,” ujar kandidat nomor urut dua ini.
“Mematuhi kiai adalah harga mati. Apakah saudara siap?,” tanya Gus Ipul yang disambut pekik ‘Siap’ secara serentak oleh ribuan peserta apel. Gus Ipul menjelaskan, landasan perjuangan Banser untuk mengawal perintah kiai didasarkan pada keikhlasan. Oleh karenanya, setiap perjuangan itu akan menjadi amal perbuatan yang mendapatkan balasan dari Tuhan.
“Perjuangan Ansor dilandasi dengan keikhlasan. Mari kita niati untuk mengabdi, mendukung, dan membantu perjuangan Nahdlatul Ulama dengan dasar keikhlasan,” tegas keponakan KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) ini.
Versi PGRI
Saat menghadiri undangan Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) di Surabaya, Jumat (23/3). Pertemuan yang diikuti oleh ratusan guru se-Jatim, baik guru aktif hingga pensiunan ini dilakukan untuk mengetahui program maupun misi Gus Ipul jika kelak menjadi gubernur.
Gus Ipul yang diberikan kesempatan memberikan sambutan memastikan bahwa dunia pendidikan menjadi salah satu fokus perhatiannya. Menurut Keponakan KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) ini, untuk memperkuat pendidikan, ada tiga bidang yang harus menjadi perhatian pemerintah yakni kesejahteraan guru, fasilitas pendidikan, dan tata kelola sekolah. “Kami sepakat untuk memberikan perhatian kepada guru dan sekolah. Baik negeri dan swasta,” kata Gus Ipul pada sambutannya.
Pertama soal guru. Menurutnya, untuk meningkatkan kualitas pendidikan diawali dengan meningkatkan kesejahteraan para guru. Oleh karenanya, dalam hal peningkatan kesejahteraan guru pihaknya akan melakukan intervensi melalui kebijakan pemerintah provinsi.
Di antaranya melalui program Dik Dilan (Pendidikan Gratis Dilanjutkan). “Kami ingin meningkatkan kualitas para lulusan sekolah melalui wajib belajar 12 tahun. Kami harapkan, peningkatan kualitas pendidikan akan sekaligus berdampak positif mutu lulusannya,” jelasnya.
Di sisi lain, Ketua PGRI Jatim, Ichwan Sumadi, mengapresiasi dengan adanya program yang pro pendidikan, khususnya bagi para guru. Terlebih berdasarkan data yang dimiliki PGRI, saat ini jumlah guru di Jatim mencapai 550 ribu dan baru sekitar 480 ribu yang memiliki Nomor Unik Pendidik dan Tenaga Kependidikan (NUPTK).
Dari jumlah tersebut, yang bersertifikat baru lah 279 ribu. “Kami berterimakasih kepada Gus Ipul yang mengerti dengan masalah kami. Kami telah catat dan menjadi masukan penting bagi kami dalam menentukan pilihan,” ujar Ichwan ketika dikonfirmasi di sela acara.
Melalui forum tersebut, pihaknya berharap bahwa para anggota bisa menentukan sosok pemimpin terbaiknya yang menurut PGRI harus memenuhi lima kriteria. “Kriteria sosok pemimpin itu harus lah yang memiliki wawasan luas, dikenal masyarakat, peduli terhadap pendidikan, peduli terhadap nasib guru, dan peduli terhadap PGRI,” pungkasnya. [iib.ris]

Tags: