Harga Bawang Putih Tembus Rp45 Ribu Perkilogram di Pasar Probolinggo

Bawang putih di Probolinggo naik 100 persen.

Probolinggo, Bhirawa
Harga Bawang Putih selama sepekan di Kota maupun kabupaten Probolinggo, mengalami kenaikan cukup signifikan. Naiknya harga tersebut, membuat sejumlah pedagang kelimpungan.Kenaikan harga bawang putih menjelang Ramadan, naik hamper seratus persen, yakni dari harga Rp. 21.000 perkilo kini menjadi Rp. 45.000 perkilo.
Hal itu terjadi di pasar Baru kota Probolinggo dan pasar Semampir Kraksaan. Tak sedikit pedagang setempat mengaku resah, tingginya harga jual di pasaran. Sementara permintaan pembeli kian menurun, seiring mahalnya harga bawang putih.
Seperti yang dikeluhkan salah seorang pedagang setempat, Hj. Maryani mengaku saat ini harga bawang putih di pasaran menyentuh angka Rp 45 ribu/kg. Angka tersebut naik signifikan dari sebelumnya, yakni Rp 21 ribu/kg.
Tingginya harga bawang putih, membuat berkurangnya daya beli pelanggan di pasaran. Biasanya laku terjual sekitar 1-2 kwintal, namun saat ini hanya 0,5 kwintal saja. “Kalau mahal begini pembeli menurun, sudah harga tinggi pembeli sedikit. Saya harap harganya bisa normal lagi,” ungkapnya Kamis 25/4.
Hal sama diungkapkan Suyutii, pedagang bawang putih lainnya. Ia berharap pemerintah dalam hal ini dinas terkait segera menormalkan harga bawang putih di pasaran. Tingginya harga bawang putih saat ini berdampak pada penghasilannya berjualan. Menurutnya kenaikan harga bawang putih saat ini, bisa dikatakan lebih dari angka 100 persen.
“Dulu saya kulaknya sekitar Rp 18-20 ribu/kg, tapi sekarang naik jadi Rp 41 ribu/kg. Semoga harganya lekas kembali normal, saya harap ada langkah serius dari dinas terkait mengatasi tingginya harga ini. Kalo seperti ini terus, bisa-bisa pedagang merugi karena sedikit terus yang beli,” harapnya.
Terkait stok bawang putih di pasaran, diakuinya sangat mencukupi, bahkan normal. Hanya saja harganya selangit, hingga membuat pedagang menjerit. “Untuk pasokan sih tercukupi, tapi harganya yang tinggi. Saya tidak tau juga kenapa kok bisa naik, padahal biasanya tak begini. Ya semoga segera turun saja, sebentar lagi kan mau bulan ramadan, takutnya harga bawang putih semakin melambung,” tandasnya.
Fluktuasi tajam harga komoditas import satu ini, membuat kalangan suplier mengurangi stoknya. Dan hanya akan belanja lagi ketika stok benar-benar habis.
Keterangan Rudi suplier di Pasar baru kota Probolinggo, sejak sepekan ini dia tidak pernah menyimpan stok. Padahal jika harga stabil di kisaran Rp 22 ribu/kg, lelaki berusia 60 tahun ini biasa mendatangkan 3 kontainer. Pokok habis beli, habis beli. Ambil sesuai kebutuhan jangan stok banyak-banyak,” katanya.
Kebutuhan bawang putih import untuk mencukupi pedagang di Pasar Baru mencapai 4 sak atau sekitar 8 ton/harinya. Rudi mendatangkan bawang putih itu dari seorang importir di Surabaya. Dengan fluktuasi harga bawang putih yang sangat tajam ini, Rudi mengaku menanggung kerugian yang tak sedikit. Sampai dia harus menjual satu unit mobilnya, agar bisa dapat modal kulakan bawang.
“Ya yang beli tetap ada. Cuma jadi dikit belinya. Kalau dulu uang Rp 25 ribu sudah dapat sekilo, sekarang cuma dapat setengah kilo kan,” katanya.
Sementara untuk bawang merah cenderung lebih stabil harganya. Hari inj di tingkat suplier harganya Rp 22 ribu/kg, dan di tingkat pengecer sampai Rp 25-27 ribu/kg.
“Sempet naik sampai Rp 30 ribu/kg, tapi tidak lama. Soalnya ini memasuki musim panen juga dari Nganjuk, Bojonegoro sama Pare,” tambahnya.(Wap)

Tags: