Harga Cabai dan Beras Merangkak Naik

Salah seorang pedagang sedang menjajakan dagangannya dipasar kota Bojonegoro.

Salah seorang pedagang sedang menjajakan dagangannya dipasar kota Bojonegoro.

Bojonegoro, Bhirawa
Pemerintah belum resmi mengumumkan kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi, namun harga barang kebutuhan pokok di Bojonegoro dan Kabupaten Malang sudah mulai merangkak naik, terutama harga beras dan cabai.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Bojonegoro, Basuki mengatakan mengakui telah terjadi kenaikan sejumlah kebutuhan pokok di beberapa pasar tradisional.
“ Pantauan harga pekan lalu sudah berangsur naik, pekan ini juga bertambah naik, harga beras medium yang kemarin dibawah Rp 8.000 per kilogramnya seperti beras sekarang sudah naik menjadi Rp 8.200 per kilogram,” kata Basuki kepada Bhirawa,Minggu (9/11).
Selain itu, Basuki menambahkan, kalau harga cabai juga mengalami kenaikan sekitar 40% yaitu harga cabai merah besar yang sebelumnya Rp 25.000 perkilogram, sekarang menjadi Rp 30.000 per kilogram.
Kenaikan disebabkan beberapa faktor diantaranya jelang kenaikan BBM dan juga cuaca yang selama ini terjadi kekeringan sehingga menyebabkan panen cabai maupun padi gagal. “Tahun inikan kita mengalami cuaca kemarau sehingga menyebabkan kekeringan, jadi produksi beras berkurang. Begitu juga dengan cabai, karena gagal panen,”katanya.
Sementara pedagang warteg di jalan patimura Dasimah, mengeluhkan kenaikan harga yang membuatnya harus merogoh kocek lebih dalam. Biasanya untuk membeli cabai, bawang dan tomat untuk membuat sambal hanya perlu Rp 25.000 dengan berat 1/4, kini ia harus menambahkan modal menjadi Rp 45.000 untuk mendapatkan 1/4 bumbu sambal komplit. “Ya beratlah, dapat untung malah tipis. Meski demikian harga masih tetap,kalau dinaikan pelangga akan lari,” terang Dasimah.
Sedangkan pemilik warung makan di wilayah Desa Ngadilangkungm Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang Suliatin mengatakan, sudah dua kali dalam seminggu terjadi kenaikan harga cabe rawit maupun cabe merah besar. Padahal biasanya, harga cabe rawit maupun cabe besar hanya sebesar Rp 15 ribu-Rp18 ribu per kilogram. “Pertama kenaikannya sebesar Rp 25 ribu per kilogram, tapi dalam hitungan hari, harga cabe sudah mencapai angka Rp 50 ribu per kilogram,” jelasnya.
Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Pasar (Disperindagsar) Kabupaten Malang Herlijanti Koentari mengatakan, kenaikan harga komoditi khusus cabe, kerena terjadi musim kemarau yang berkepanjangan. Hal itu telah membuat area penanaman cabe mengering dan produksi berkurang. “Terutama pada daerah-daerah yang selama ini jadi sentra produksi cabe di wilayah Kabupaten Malang,” paparnya. [bas,cyn]

Rate this article!
Tags: