Harga Cabai Naik, Petani Situbondo Untung Besar

Sejumlah petani Kabupaten Situbondo saat memanen cabai rawit di lahan miliknya. [sawawi/bhirawa]

Di Kota Pasuruan Naik dan Langka

Situbondo, Bhirawa
Dalam sepekan ini para petani cabai yang tersebar di Kota Santri Pancasila Situbondo bisa tersenyum bahagia. Ini setelah harga bahan masakan yang dikenal pedas itu mulai merangkak naik. Sebelumnya harga cabai di tingkat petani hanya berkisar Rp 10 ribu per kg-nya. Namun dalam beberapa hari ini, harga bahan baku sambal itu sudah tembus diharga Rp 30 ribu per-kg-nya. Dengan naiknya harga cabai membuat petani Situbondo meraih untung besar.

Salah satu petani Situbondo bernama Aris mengaku cabai rawit di Situbondo mulai merangkak naik dalam sepekan terakhir ini. Bahkan, kata dia, saat ini harga cabai mencapai Rp 30 per kilogram. Padahal, dua hari sebelumnya masih berada dikisaran Rp 10 ribu hingga Rp 15 ribu per kilogram. Aris yang juga pedagang sayur mayur di Pasar Mimbaan Baru Situbondo itu mengakui dalam sepekan terakhir ini, harga cabai mulai naik. “Saat ini, harga cabai mencapai Rp 30 per kilogram-nya,” aku Aris.

Masih kata Aris, salah satu pemicu naiknya harga cabai rawit di Kabupaten Situbondo, karena pasokan cabai sedikit berkurang. Ini terjadi, ungkap Aris, akibat banyaknya tanaman cabai yang mati pada musim penghujan tahun 2021 ini. “Ya benar saat ini, stok cabai rawit di Kabupaten Situbondo sedikit mulai menyusut. Kurangnya stock cabai ini gara-gara tanaman cabai yang mati pada musim penghujan yang dimulai penghujung tahun 2021 ini,” beber Aris kemarin.

Sementara itu Yati, ibu rumah tangga asal Kelurahan Mimbaan, Kecamatan Panji, Kabupaten Situbondo menimpali, sebelumnya dirinya membeli cabai rawit sekitar Rp 10 ribu tiap kg-nya. Membeli cabai seharga itu, beber Yati, sudah sangat cukup untuk dijadikan bahan masakan dalam bebera hari. “Ya kami kadang hanya membeli cabai rawit sekitar setengah kilogram. Ini sudah cukup,” ungkap Yati.

Pedagang cabai rawit merah di Pasar Kebonagung Kota Pasuruan, Kamis (2/12). Naiknya harga cabai karena petani gagal panen karena musim penghujan dan stoknya juga menipis. [Hilmi Husain/Bhirawa]

Di Kota Pasuruan

Harga cabai rawit merah di pasar tradisional di Kota Pasuruan merangkak naik. Penyebabnya adalah musim penghujan. Banyaknya petani gagal panen, sehingga harga cabai rawit menjadi naik. Stoknya juga terbatas. Saat ini harga cabai rawit merah sudah mencapai Rp 55.000 per kilogram, sebelumnya Rp 38.000 per kilogram.

“Dalam dua hari terakhir ini naik tajam hingga Rp 17.000 ribu per kilogramnya. Dan itu pun kami kulakannya juga dibatasi. Sebelumnya Rp 38.000 per kilogram dan saat ini Rp 55.000 per kilogram,” ujar Umi Radiyah, pedagang cabai rawit di Pasar Kebonagung, Kota Pasuruan, Kamis (2/12).

Menurut Umi, penyebab naiknya harga cabai rawit merah karena banyak petani gagal panen saat musim penghujan saat ini. “Katanya (petani cabai) musim penghujan ini banyak cabai rawit merah yang busuk. Dan secara otomatis harganya melambung,” urai Umi Radiyah.

Pedagang cabai rawit merah lainnya, Irma Fatimah juga menyatakan hal yang sama. Irma juga sangat dirugikan karena stok yang ia terima tidak seperti biasanya. Sebelumnya sehari datang 30 kilogram, saat ini hanya 15 kilogram. “Stoknya saat ini sangat dibatasi. Bahkan dikurangi separuh dari kulakan tiap harinya,” Irma Fatimah.[awi,hil]

Tags: