Harga Cabai Semakin Pedas, Pedagang-Pembeli Menjerit

Pedagang cabai di Pasar Besar Kota Pasuruan mengeluh karena harganya yang terus merangkak naik. [hilmi husain]

Pasuruan, Bhirawa
Harga cabai rawit disejumlah daerah terus mengalami kenaikan. Seperti di pasar tradisional di Kota Pasuruan yang mengalami kenaikan sejak awal 2023. Adanya kenaikan itu, membuat para pedagang dan pembeli menjerit.
Saat ini, harga perkilogram cabai rawit merah bisa tembus mencapai Rp 60 ribu hingga Rp65 ribu. “Sebagian besar pembeli protes ke saya, terkait kenaikan harga cabai rawit merah ini. Tentu jawaban saya, mengikuti harga kulakan,” ujar Malikhah, salah satu pedagang cabai di Pasar Besar Kota Pasuruan, Selasa (10/1).
Sebelumnya, lanjut Malikah, harga cabai saat kondisi normal adalah Rp35 ribu sampai Rp40 ribu perkilogram. Kenaikannya sudah terjadi sejak sepekan terakhir. Pihaknya, juga tak berani membeli banyak cabai untuk dijualnya kembali. “Kulakannya saat ini sedikit saja. Takut tidak habis. Jika tak habis, saya merugi,” kata Malikah.
Selain itu, cabai rawit besar juga mengalami kenaikan. Dari sebelumnya Rp20 ribu per kilogram, kini naik menjadi Rp35 ribu perkilogram. Termasuk harga bawang merah, mengalami kenaikan. Dimana harganya saat ini Rp40 ribu per kilogram, sebelumnya hanya Rp30 ribu perkilogram. “Harganya semakin naik. Imbasnya pembeli menurun,” kata Malikah.
Pedagang lainnya, Munif menyatakan bahwa kenaikan harga cabai disebabkan oleh cuaca buruk. Sehingga, para petani juga banyak yang gagal panen. “Informasi dari petani cabai, naikanya harga karena cuaca buruk. Imbasnya petani gagal panen,” kata Munif.
Tentu saja, naiknya harga cabai membuat para pembeli mengeluh. Salah satu warga Purworejo, Kota Pasuruan Amina mengungkapkan naiknya harga cabai membuat ia harus mengurangi kebutuhan lainnya. Aminah berharap agar pemerintah hadir ditengah-tengah melonjaknya kebutuhan pokok lainnya.
“Ini lagi memikir otak untuk mengurangi pos anggaran lainnya. Karena kebutuhan harian lainnya lagi membengkak di awal tahun ini. Khusus untuk pemerintah, harus hadir saat ini,” kata Amina.
Harga cabai mulai merangkak naik juga terjadi di Kota Batu. Kenaikan ini disebabkan karena langkanya jumlah barang terutama untuk harga cabai rawit dan cabai besar. Khusus cabai rawit, harganya mengalami kenaikan sejak awal tahun 2023 lalu. Adapun untuk cabai besar, saat ini kenaikannya sudah tembus Rp 10 ribu per kilogram.
Pedagang Pasar Pagi Kota Batu, Wiwik Isfani mengatakan untuk untuk cabai besar mengalami kenaikan, dari harga semula Rp 20 ribu naik jadi Rp 30 ribu perkilogram. Namun untuk harga cabai kecil sejak mulai ada tanda mulai turun. “Untuk harga cabai kecil dari harga semula Rp 52 ribu perkilogram turun jadi Rp 45 ribu per kilogram,” uhar Wiwik.
Ia menjelaskan bahwa sebelum tahun baru lalu harga cabai rawit sangat murah. Sekitar Rp30 – Rp32 ribu perkilogram. Kemudian setelah tahun baru mulai naik, bahkan sudah pernah tembus Rp58 ribu per kilogram.
Saat ini harga cabai rawit masih fluktuatif. Menyusul kondisi cuaca yang tidak memungkinkan. Karena saat ini tengah memasuki puncak musim penghujan.
“Cuacanya sering angin kencang dan hujan. Karena cuaca itu cabai jadi tidak bisa merah. Bisa merah tapi lama. Bahkan ada juga yang sampai membusuk. Jika cuacanya bagus, mungkin harganya akan kembali stabil,” jelas Wiwik.
Lebih lanjut, walaupun harga cabai rawit dan cabai merah besar mengalami kenaikan. Hal tersebut belum terlalu berpengaruh pada penjualan. Tingkat penjualan cabai rawit dam cabai besar masih sama seperti sebelum tahun baru saat harganya murah.
Walaupun tak berpengaruh pada penjualan. Saat harga cabai sedang naik, dirinya tak berani menyetok cabai rawit terlalu banyak. Dirinya khawatir apabila sudah nyetok banyak namun tidak laku. Sehingga membuat rugi dirinya sendiri akibat cabai membusuk.
“Saya biasa ambil dari tengkulak cabai di Pasar Gadang. Tidak ambil dari petani cabai Kota Batu karena para petani cabai Kota Batu sudah menjual cabainya ke tengkulak besar yang ada di Pasar Gadang,” ujar dia.
Terpisah, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kota Batu, Heru Yulianto mengatakan, ada sejumlah faktor yang mempengaruhi kenaikan harga cabai. Di antaranya adalah faktor cuaca dimana saat ini kondisi cuaca sering hujan. Hingga menyebabkan banyak tanaman yang busuk dan mati.
“Dengan adanya situasi itu, mengakibatkan ketersediaan cabai di lapangan tidak banyak. Sesuai dengan prinsip ekonomi, apabila semakin sedikit jumlah barangnya. Maka harganya akan naik. Begitu sebaliknya,” ujar Heru.
Sebelumnya, sekitar tiga bulan lalu, Pemkot Batu sudah mengajak para warganya untuk menanam cabai di lingkungan rumah. Hal itu bertujuan untuk mencegah inflasi. Sebab bahan pangan itu menjadi salah satu pemicu inflasi.
Pada bulan Desember lalu, hasil dari tanam cabai serentak itu sudah dilakukan panen pertama. Wali Kota saat itu, Dewanti Rumpoko memanen langsung cabai yang ditanam di belakang Sendratari Arjunawiwaha, Kelurahan Sisir, Kecamatan Batu. [hil.nas.iib]

Tags: