Harga Daging Naik, RPH Kota Mojokerto Sepi

Sejumlah sapi yang siap dipotong di Rumah Pemotongan Hewan (RPH) Kota Mojokerto, Selasa (11/8) kemarin. [kariyadi/bhirawa]

Sejumlah sapi yang siap dipotong di Rumah Pemotongan Hewan (RPH) Kota Mojokerto, Selasa (11/8) kemarin. [kariyadi/bhirawa]

Kota Mojokerto, Bhirawa
Kenaikan harga sapi hidup dipasaran, berdampak pada turunnya jumlah sapi yang dipotong pada  Rumah Pemotongan Hewan (RPH) Kota Mojokerto. Akibatnya harga jual daging di pasar mengalami kenaikan harga dan stock daging di pasar menurun.
Sepekan sebelumnya jumlah sapi yang dipotong setiap harinya stabil, berada pada kisaran 18 ekor sapi per hari. Tapi sejak awal pekan lalu, jumah sapi yang dipotong di RPH tak bisa ditentukan jumlahnya dan cenderung mengalami penurunan.
”Jumlah sapi yang dipotong dalam beberapa hari ini mengalami penurunan. Kondisi ini dipicu naiknya harga sapi hidup,” kata Machfur, Kepala Unit Pelayanan Terpadu Daerah Rumah Pemotongan Hewan (UPTD RPH), Kota Mojokerto, Selasa (11/8) kemarin.
Turunnya  jumlah sapi yang dipotong itu, menurut  Machfur, berpengaruh secara signifikan terhadap retribusi RPH. Selain itu pasokan daging di pasar juga berkurang, dampaknya bisa pada kenaikan harga daging sapi.
Dadang Nurarifin, salah satu jagal sapi mengatakan, kini harga satu ekor sapi berada pada kisaran Rp28 juta dari harga sebelumnya Rp26 juta. Tren kenaikan harga sapi itu mulai terasa sejak Bulan Ramadan lalu. ”Harga sapi hidup terus mengalami kenaikan,” tegasnya.
Tak hanya soal harga, stok sapi di pasaran lokal pun terus berkurang. ”Tidak saja mahal, tapi sapi di pasar lokal makin sedikit. Sekarang hanya didapat dari Blitar. Harga sapi dari luar daerah jatuhnya lebih mahal lagi karena ada tambahan biaya angkut,” ungkap pria yang mengaku sudah lima tahun berprofesi sebagai jagal.
Menurutnya, biasanya satu hari ia menyembeli satu ekor per hari, namun sejak harga sapi mahal, penyembelian di UPTD RPH Magersari tak menentu. ;;Sebelum harga sapi naik, setiap hari kami menyembeli satu ekor sapi tapi karena harga sapi mahal jadi tak tentu. Selain itu, permintaan daging merosot dari biasanya,” katanya.
Terpisah, Imron Rosidu salah pedagang daging di Pasar Tanjung Anyar, Kota Mojokerto, menuturkan, sejak Lebaran lalu, harga daging sapi sudah mulai mengalami kenaikan. ”Harga daging sapi biasa Rp95 ribu per kilogram, super Rp98 ribu per kilogram tapi kini Rp110 ribu per kilogram. Dulu, sehari bisa habis satu ekor tapi sekarang dua hari sekali satu ekor,” keluhnya.
Terkait pasokan daging sapi ke pasar Tanjung Anyar juga mengalami penurunan sejak mencuatnya kelangkaan daging sapi. ”Karena pasokan dagingnya menurun, otomatis harganya ikut naik,” pungkas Imron. [kar]

Tags: