Harga Membaik, Petani Enggan Tanam Tembakau

Foto: ilustrasi

Foto: ilustrasi

Pemprov, Bhirawa
Cuaca kemarau yang terjadi beberapa bulan terakhir berdampak pada komoditi tembakau, harga bahan baku rokok itu kini mencapai Rp40-80 ribu per kg. Sayangnya para petani enggan menanam tembakau karena rencana pemerintah menaikkan cukai rokok.
“Saat ini harga tembakau sedang meroket. Harga tembakau saat ini bisa mencapai Rp 80.000 per kg untuk kualitas terbaik. Namun sayang saat harga naik, petani tembakau tidak bersemangat menanam tembakau,” kata Ketua Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Abdus Setiawan, Kamis (30/10).
Kurangnya minat petani tanam tembakau, kata dia, karena berkaitan dengan rencana pemerintah menaikan bea cukai rokok pada tahun depan. “Petani khawatir kenaikan cukai membuat harga rokok naik, konsumsi turun, sehingga harga tembakau anjlok sehingga mereka menahan diri untuk tak menanam tembakau,” ungkapnya.
Hanya saja, lanjutnya, dengan pengenaan cukai yang tinggi, harga tembakau dikhawatirkan bakal turun. “Logikanya pabrik bakal menurunkan komponen pembentuk harga. Salah satunya tembakau atau juga mengurangi tenaga kerja. Harga tembakau bisa turun hingga Rp 10.000 per kg,” katanya.
Petani juga memiliki kekhawatiran adanya serangan hama tembakau yang bisa membuat petani gagal panen.. Selain itu, kini musim hujan juga mulai mengguyur sebagian wilayah Indonesia sehingga dikhawatirkan bakal merusak dan menurunkan kualitas tembakau.
Seperti diketahui, Dirjen Bea dan Cukai akan menaikkan nilai cukai rokok pada tahun 2015 sebesar 10,2% dibanding tahun 2014. Dengan kondisi itu maka ia memprediksi produksi tembakau nasional akan turun 30% dari tahun 2013 lalu sebanyak 120.000 ton.
Abdus menghitung atas kondisi ini akan terjadi penurunan produksi tembakau. Namun, kenaikan produksi tembakau juga bisa saja terjadi. Mengingat saat ini ada sentra tembakau baru di Indonesia Timur yang telah berkontribusi atas produksi tembakau nasional.
Kalaupun naik maka produksi mencapai 200.000 ton, lebih rendah dari target awal sebanyak 300.000 ton. “Penurunan produksi terjadi karena panen di Jawa Timur, Jember dan Lampung yang mundur. Sebab serangan hama membuat daun tembakau layu serta berkerut,” katanya.
Sebelumnya Kepala Dinas Perkebunan Jatm, Ir Samsul Arifien MMA mengatakan, mengenai harga memang terdapat peningkatan dibanding tahun lalu. Kendati peningkatan tak terlalu tinggi, tembakau Virginia kini Rp 17 ribu per kg atau naik dari harga 2013 Rp 15 ribu.
Untuk tembakau Madura kini mencapai Rp 35-40 rb per kg dari harga tahun lalu Rp 32 ribu dan tembakau Kasturi Rp 37 ribu per kg atau naik dari tahun lalu Rp 35 ribu. Apalagi dengan melihat siklus tanam tembakau, setiap tahunnya panen tembakau biasanya selesai pada September hingga Oktober, namun diperkirakan terus berlangsung hingga November mendatang.
Diperkirakannya, hasil produksi tembakau Jatim tahun ini mencapai 120 ribu ton. Dari total itu, 113 ribu ton di antaranya jenis tembakau voor oost dan 7 ribu ton sisanya jenis na oost yang biasa di ekspor untuk digunakan produksi rokok cerutu. Namun secara nasional, target produksi akhir tahun diperkirakan mencapai 300-330 ribu ton berkaca pada pencapaian produksi hingga Agustus sebesar 168 ribu ton. [rac]

Tags: