Hormati Disabilitas, Best Western Papilio Hotel Gelar Training Bahasa Isyarat

Karyawan hotel Best western Papilio saat belajar bahasa isyarat

Surabaya, Bhirawa
Semakin menjamurnya hotel di Surabaya, semakin tinggi pula keinginan para hotel ini untuk bisa memberikan layanan lebih bagi para pelanggannya. Berfokus pada tamu dengan disabilitas, Best Western Papilio Hotel ingin memberikan penghormatan dan servis optimal dengan cara meningkatkan softskill para karyawannya untuk belajar Bahasa isyarat.
Menurut Intan Manullang Marcomm Manager Best Western Papilio Hotel Senin (1/10) kemrin.
Acara tersebut dilakukan bertepatan dengan Hari Bahasa Isyarat Sedunia yang jatuh pada hari ini, (28/9) lalu , sekitar 30 karyawan hotel yang terdiri atas karyawan operasional dan back office dibantu oleh Komunitas Bahasa Isyarat Indonesia atau yang biasa disingkat Bisindo, membuat training yang bertempat di Vandepolli Room.
Mentor dari Bisindo, Ika Irawan atau Wawan, didampingi oleh Mufti dari The Unspoken Ministry sebagai penerjemah, dengan bahasa isyaratnya menceritakan bahwa mereka lebih senang dan bangga disebut tuli dibandingkan disebut Tuna Rungu. Mereka menganggap bahwa hal ini adalah panggilan yang diberikan oleh orang-orang hearing, (orang-orang yang pendengarannya berfungsi baik) dan mereka beranggapan bahwa panggilan itu kurang pas dengan mereka.
Tidak hanya belajar bahasa isyarat menggunakan kedua tangan mereka, para karyawan ini diajak untuk mengenal budaya para kaum tuli, seperti salah satunya cara berkomunikasi mereka yang di masa sekarang ini lebih sering menggunakan video call dibandingkan menggunakan aplikasi chat atau SMS. Selain Bisindo, mereka juga belajar secara singkat mengenai ASL atau Amerikan Sign Language yang digunakan secara internasional.
Setelah materi selesai diberikan, semua karyawan diharuskan untuk maju dan melakukan roleplay dengan Pak Wawan serta harus menginformasikan nama mereka dengan bahasa isyarat. Para karyawan ini diberi kesempatan untuk bertanya apa saja hal-hal yang sering ditanyakan oleh para tamu, dan Pak Wawan akan mempergakan cara menjawab pertanyaan tersebut dengan bahasa isyarat.
Nidya, salah satu waitress hotel yang sehari-hari bertugas melayani pesanan makanan tamu, mengaku mendapatkan manfaat lebih dengan diadakannya training ini. “Saya akhirnya jadi tau gimana menanyakan pesanan tamu tersebut dalam bahasa isyarat. Apakah makanan yang diminta pedas atau tidak, dan yang terpenting adalah memberikan greeting kayak Selamat Pagi, Selamat malam, gitu.. ” Berbeda dengan April dari departemen Front Office yang ingin tahu bagaimana cara untuk menginformasikan bahwa kamar di hotel itu penuh, membuat nota untuk para tamu, dan hal-hal lain yang berkaitan dengan kamar.
Hal terswlebut dikatakn Intan Manullang, adalah satu cara untuk membuat hotel tempatnya bekerja ini menjadi lebih unggul dibandingkan hotel bintang 4 lain yang ada di Surabaya. “Kami ingin memberikan service excellent yang berbeda kepada para tamu kami, dengan cara meningkatkan softskill para karyawan kami dengan memberikan pelatihan bahasa isyarat. Alhamdullilah, Bisindo ini sangat mudah dipelajari, sehingga materinya masih bisa dimampatkan dalam waktu sehari. Para staf pun semakin antusias mengikuti pelatihan setelah Mas Mufti menerjemahkan lagu Akad milik Payung Teduh menjadi bahasa isyarat, kata per kata. Saya harap pelatihan ini bisa dilakukan secara regular, supaya skil teman-teman bisa semakin terlatih,” pungkasnya.(ma)

Tags: