Indeks Kebahagiaan Jadi Ukuran Keberhasilan Pembangunan

Wagub Jatim Drs H Saifullah Yusuf saat memberikan paparan saat dalam Talk Show yang diselenggarakan di Unair Surabaya.

Wagub Jatim Drs H Saifullah Yusuf saat memberikan paparan saat dalam Talk Show yang diselenggarakan di Unair Surabaya.

Pemprov Jatim, Bhirawa
Keberhasilandan kemajuan pembangunan suatu daerah bisa diukur melalui berbagai indikator, salah satunya Indeks Kebahagiaan. Artinya, semakin bahagia masyarakatnya maka pembangunan bisa dikatakan sukses. Sebaliknya, bisa jadi pembangunan infrastuktur besar-besaran akan percuma bila masyarakatnya tidak bahagia.
Wakil Gubernur Jatim, Drs H Saifullah Yusuf , mengatakan, keberhasilan pembangunan bukan semata diukur dari seberapa besar pertumbuhan ekonomi dan banyaknya infrastruktur yang didirikan. Tapi justru indeks kebahagiaan-lah yang menjadi tolak ukur seberapa berhasil pembangunan di daerah.
“Pembangunan ekonomi yang mengabaikan faktor sosial dan lingkungan akan berdampak buruk pada kebahagiaan manusia. Percuma jika pembangunan infrastruktur besar-besaran tapi masyarakatnya tidak bahagia, Karena itu, pembangunan harus pro kepentingan rakyat, karena tingkat kebahagiaan rakyat merupakan cerminan kesejahteraan suatu negara,” kata Wagub saat menjadi narasumber dalam Talk Show dengan tema ‘To Find The Identity of City’ Membangun Identitas Kota untuk Pembangunan Kota yang Inklusif, Aman, dan Berketahanan, di Aula Kahuripan Rektorat Kampus C Universitas Airlangga Surabaya, Jumat (11/11).
Indeks Kebahagiaan Jatim pada 2016, menurut Gus Ipul-sapaan Wagub, menunjukkan angka 68,70 (dari skala 0-100) meningkat dari tahun sebelumnya yang mencapai angka 68,28. Indeks Kebahagiaan Jatim tahun ini lebih unggul dari Indeks Kebahagiaan nasional yang mencapai 65,11.
Sementara Berdasarkan survei indeks kebahagiaan dunia untuk 2016 yang dilansir Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) yang dilakukan di 157 negara. Posisi Indonesia menempati urutan 79 dunia. Posisi kebahagiaan penduduk Indonesia atas situasi hidup di nusantara lebih rendah dibanding Singapura (22), Thailand (33) atau Malaysia (47). Meski begitu, posisi kebahagiaan rakyat Indonesia di atas negara-negara yang berada di Benua Eropa seperti Serbia (86) atau Bulgaria (129).
Masih menurut Gus Ipul, banyak faktor yang mempengaruhi indeks kebahagiaan, diantaranya hubungan dan interaksi sosial, status perkawinan, pekerjaan, kesehatan, kebebasan demokrasi, optimisme, keterlibatan dalam kegiatan agama, pendapatan ekonomi, dan kedekatan dengan orang bahagia.
Guna meningkatkan kebahagiaan masyarakat Jatim, pemerintah akan terus memperbaiki dan melengkapi pelayanan publik, seperti transportasi publik dan terintegrasi. Pasalnya, hal itu akan mempengaruhi pendapatan.
“Dengan transportasi yang murah tentu bisa menekan pengeluaran,” ujarnya.
Kemudian, lanjut Gus Ipul, setiap kabupaten/kota diharapkan memiliki icon masing-masing. Pemprov siap memfasilitasi untuk sharing dana dan mempromosikan icon masing-masing kabupaten/kota agar makin menarik investor dan wisatawan baik lokal maupun asing.
“Banyuwangi sudah mempraktekkannya. Kabupaten ini maju pesat dalam enam tahun terakhir berkat pariwisatanya dan program-program bupatinya yang luar biasa. Setiap daerah pasti punya kelebihan dan keunikan masing-masing, tinggal bagaimana mengemas dan mempromosikannya. Dan kami siap membantu untuk itu,” pungkasnya. [iib]

Tags: