Gedung P3GI di Jalan Pahlawan digunakan untuk mendukung pengembangan Kota Pusaka di Kota Pasuruan, Senin (6/2). [hilmi husain]
Pasuruan, Bhirawa
Pemkot Pasuruan terus melakukan pembenahan terhadap sejumlah bangunan tua di wilayahnya. Pembenahan itu dilakukan setelah Kota Pasuruan ditetapkan sebagai sebuah Kota Pusaka.
Wali Kota Pasuruan H Setiyono menyampaikan bangunan yang menjadi simbol kota tua di kawasan Kota Pasuruan akan difungsikan dan dioptimalkan kembali. Termasuk berkoordinasi dengan sejumlah pihak dalam mendukung pengembangan Kota Pusaka.
“Pengelola gedung tua di Kota Pasuruan sudah kami ajak berkomunikasi. Misalnya pengelola di gedung Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia (P3GI) sudah mendukung penuh dan gedung itu bisa digunakan sebagai wisata edukatif dan wisata agro. Sama halnya dengan pabrik baja, dari PT Boma, yang hingga saat ini masih menyimpan mesin-mesin kuno peninggalan Belanda. Di pabrik baja ini nantinya bisa dimanfaatkan untuk pembelajaran dan pengenalan pada pelajar hingga masyarakat,” terang H Setiyono, Senin (6/2).
Adapun bangunan tua zaman pemerintahan Belanda yang akan dibuka untuk umum, meliputi Gedung P3GI dan Gedung Harmoni. Kedua gedung masing-masing berada di Jalan Pahlawan. Sedangkan dalam pengembangannya, Kota Pusaka akan dipusatkan pada dua ruas jalan Balai Kota Pasuruan hingga Jalan Pahlawan.
“Dipilihnya kedua jalan itu karena terdapat gedung-gedung bersejarah. Sarana dan prasarana pendukung Kota Pusaka dalam tahap persiapan. Nantinya berbagai kegiatan masyarakat yang selama ini diselenggarakan di kompleks GOR akan dipindahkan di kawasan Kota Pusaka,” kata H Setiyono.
Berdasarkan data dari kepurbakalaan di Trowulan, ada 20 bangunan bersejarah telah ditetapkan sebagai cagar budaya dan harus dilindungi. “Di Kota Pasuruan ada 20 unit bangunan berserah yang sudah ditetapkan. Tapi, kami mengajukan kembali sekitar 80 unit bangunan untuk dilakukan verifikasi lembaga purbakala di Trowulan. Nantinya, bangunan yang lolos verifikasi akan menjadi pendukung dalam pengembangan Kota Pusaka,” paparnya. [hil]
