Jagung Lamongan Resmi Tembus 10 Ton per Hektar

Bupati Fadeli pimpin panen raya. Kawasan Jagung Modern di Lamongan sukses menggenjot produktivitas menjadi 10 ton perhektar. [suprayitno/bhirawa]

Lamongan, Bhirawa.
Tidak sia-sia Bupati Lamongan Fadeli jauh-jauh belajar pertanian modern ke Amerika Serikat selama sepekan, dan kemudian menginisiasi pembentukan Kawasan Jagung Modern di Desa Banyubang Kecamatan Solokuro. Produktivitas jagung Lamongan yang sebelumnya hanya rata-rata 5,8 ton perhektar, melonjak menjadi 10 ton perhektar.
Hamparan pertanian jagung modern di kawasan seluas 100 hektar itu dipanen raya Bupati Fadeli, Selasa (24/1). Dari hasil ubinan yang dilakukan, rata-rata produktivitas jagung jenis hibrida di kawasan itu mencapai 10,6 ton perhektar.
Fadeli usai panen raya menjelaskan, di kawasan itu ada 11 varietas jagung hibrida yang diujicoba, dengan 5 varietas diantaranya adalah yang jenis unggulan. Kelima varietas unggulan itu menurut dia mampu menghasilkan produktivitas paling rendah 8 ton dan yang tertinggi mencapai 12,71 ton perhektar.
“Dari hasil ubinan yang sudah dilakukan, produktivitas rata-ratanya mencapai 10,6 ton perhektar. Kawasan ini sebagai upaya kami untuk memberikan contoh nyata bagi petani lainnya. Sebuah persembahan dari Lamongan untuk Indonesia. Bahwa jika budidaya jagung dilakukan secara modern, hasilnya ternyata luar biasa. Semoga kawasan ini bisa menjadi model percontohan bagi petani lainnya, ” kata dia.
Fadeli mengatakan Pemkab Lamongan akan membuka diri, bagi petani lainnya di Indonesia untuk belajar di kawasan tersebut, menjadikannya sebuah kawasan percontohan nasional. Tahun ini, lanjut dia, kawasan percontohan serupa akan diperluas menjadi 10 ribu hektar di 12 kecamatan Lamongan. Kawasan jagung modern 10 ribu hektar itu juga ditargetkan bisa setidaknya mencapai produktivitas 10 ton per hektar.
“Pak Menteri Pertanian jika ingin mencarikan lokasi buat petani di Indonesia untuk belajar metode budidaya jagung secara modern, sekarang tidak perlu sulit-sulit lagi. Petani Indonesia bisa difasilitasi untuk belajar kesini,” ujarnya dalam panen raya yang juga dihadiri Kepala Seksi Ekonomi Kedutaan Besar AS di Jakarta Jim Mullinax itu.
Fadeli menepis kekhawatiran petani akan sulit menjual jagungnya ketika produksinya nanti melimpah. Saat ini sudah dibangun pabrik pengolah pakan ternak di pantura Lamongan, dan belum lagi banyak pihak yang sudah memberikan garansi bis amenampung berapapun jagung Lamongan.
Sementara Muhammad Cholil Mahfud, peneliti utama pada Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Timur menyebut kawasan jagung modern itu mustahil sukses tanpa adanya perhatian penuh dari Fadeli. “Pak Bupati Fadeli selama kawasan ini terbentuk, sudah 18 kali ke sini, hanya untuk memastikan semuanya berjalan lancar,” kata Cholil yang selama ini menjadi pendamping di kawasan jagung modern itu.
Sementara terkait banyaknya pemenuhan kebutuhan benih hibrida di kawasan jagung modern 10 ribu hektar, Kementerian Pertanian menjamin bisa memenuhi berapapun benih hibrida yang dibutuhkan Lamongan.
Hal itu disampaikan Direktur Serealia pada Dirjen Tanaman Pangan Kementerian RI Nandang Sunandar saat Sarasehan Pertanian di lokasi yang sama. Menurut dia, ada stok benih untuk alokasi 750 ribu hektar yang bisa dimanfaatkan Lamongan. “Kami memberi apresiasi pada Pak Bupati Fadeli yang sukses dengan kawasan jagung modernnya. Ini bisa menjadi contoh untuk daerah lainnya,” ujar dia.
Sarasehan itu juga menghadirkan Bachtiar MS dari Direktorat Tanaman Pangan Kementerian Pertanian, Bambang Purwantara dari Komisi Keamanan Hayati Produk Rekayasa Genetika, Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan Winarno Tohir, Staf Ahli Wantimpres Erna Maria Lakollo, Rektor Universitas Jember Muhammad Hasan, Ketua Asosiasi Petani Jagung Indonesia Sholahuddin dan perwakilan Gabungan Perusahaan Makanan Ternak Komisariat Jawa Timur Heri Setiawan. [yit]

Tags: