Jari Penerima Wahyu Isa Habibullah Bersyahadat

Pengasuh Pondok Kahuripan Asy Syirot bersama pengikutnya bersyahadat di hadapan Ketua MUI Jombang. Persyahadatan ini dilakukan di masjid Syrotol Mustakim Karangpakis Kecamatan Kabuh. [ramadlan/bhirawa]

Pengasuh Pondok Kahuripan Asy Syirot bersama pengikutnya bersyahadat di hadapan Ketua MUI Jombang. Persyahadatan ini dilakukan di masjid Syrotol Mustakim Karangpakis Kecamatan Kabuh. [ramadlan/bhirawa]

Jombang, Bhirawa
Jari Bin Supardi Pengasuh Pondok Kahuripan Asy Syirot Desa Karangpakis Kecamatan Kabuh, yang sempat mengaku menerima wahyu dan menyebut dirinya Isa Habibullah, Senin (29/2) akhirnya kembali mengucap dua syahadat sebagai tanda kembali ke akidah islam sebenarnya.
Prosesi
Prosesi pembacaan syahadat ini dipimpin secara langsung oleh KH Cholil Dahlan, Ketua MUI Jombang di Masjid Syirotol Mustaqim yang biasa digunakan  Jari (44) bersama dua orang kepercayaannya, Turmudi (63) dan Munip (44) menggelar pengajian setiap tanggal 1 dan malam 15 bulan.
Sebelum pengucapan syahadat, KH Cholil menjelaskan tentang keyakinan dan ajaran Jari yang menerima wahyu dan mengaku Isa habibullah adalah menyimpang. KH Cholil juga menyampaikan tentang tidak layaknya batu hitam dan gambar wayang, harimau, dan celeng, yang ada di masjid tersebut. “Fatwa ini merupakan hasil dari kajian yang kami lakukan,” ujarnya.
Pengucapan dua syahadat Jari, disaksikan Kemenag Jombang, Kejaksaan Negeri dan Kesbanglinmas Pemkab Jombang, kepolisian,  mereka menyatakan kembali ke aajaran yang benar dan siap menapatkan bimbingan para ulama.
Jari dan pengikutnya mau menerima fatwa tersebut. Selanjutnya, warga Dusun Gempol, Desa Karangpakis, ini diminta meneken surat pernyataan yang intinya dia siap kembali ke akidah islam yang sebenarnya. Pertemuan itu dipungkasi dengan pembacaan dua kalimat syahadat. Jari didampingi dua sahabatnya, Turmudi dan Munip, serta puluhan pengikutnya, membaca dua kalimat syahadat dengan khusuk.” Beliau (Jari) tidak banyak berkata, dan langsung menandatangi pernyataan siap kembali pada akidah yang benar,”ujar Ilham Rohim Kasi Kemenag Jombang.
Sementara itu, usai persyahdatan Jari dan para pengikutnya, MUI  Jombang dibantu bebepara warga membongkar keberadaan batu hitam yang terletak di sebelah imam Masjid Shirotol Mustaqim, Ponpes Kahuripan Ash Shiroth. Batu seberat satu kuintal itu kemudian di naikkan ke atas mobil dan dibawa ke kantor Kemenag Jombang.
Dalam pembongkaran kemarin, petugas dari KMUI dan Kemenag sempat mengalami kerepotan, karena batu yang dipagari besi warna kuning itu ternyata telah di cor. Dengan dibantu sedikitnya lima orang batu yang diambil dari Gunung Lawu itu akhirnya berhasil dibongkar.
Ketua MUI Jombang, KH Cholil Dahlan mengatakan, pihaknya sengaja datang ke Ponpes Kahuripan Ash Shiroth untuk memberitahukan soal adanya fatwa yang menyebutkan bahwa ajaran Jari menyimpang. Gayungpun bersambut. Pria yang mengaku sebagai nabi ini bisa menerima. Bahkan mempersilahkan ketika batu hitam yang ada di dalam masjid itu dibongkar.
“Alhamdulillah, Pak Jari dan pengikutnya bisa menerima fatwa MUI. Mereka juga mengakui kekeliruan yang selama ini dilakukan. Makanya hari ini batu tersebut kita bongkar,” ujar Kiai Cholil sembari menunjukkan salinan fatwa yang dimaksud.
Hal senada juga dilontarkan Kasi Penyelenggara Syariah Kantor Kemenag Jombang, Ilham Rohim. Menurut Ilham, batu tersebut diamankan ke kantor Kemenag. “Untuk gambar wayang yang ada di masjid belum kita bersihkan. Pembersihan kita lakukan secara bertahap,” ujar Ilham.
Seperti diberitakan, Jari membuat pengakuan yang mengejutkan. Dia mengaku mendapatkan wahyu yang disebutnya sebagai Isa Habibullah atau Isa kekasih Allah. Diakuinya, wahyu tersebut dia terima pada Jumat Legi akhir tahun 2004. Ketika itu Jari mondok di salah satu pesantren Desa Brangkal, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto. [rur]

Tags: