Jatim Sejahtera dan Harmoni, Dalam Kegiatan Budaya dan Pariwisata

Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa saat memberikan bantuan kepada jupel cagar budaya, hingga pemberian penghargaan kepada seniman berprestasi/taliasih.

Pemprov, Bhirawa
Setahun Nawa Bhakti Satya,Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar ) Jatim mengimplementasikan dalam setiap langkahnya untuk melaksanakan berbagai program kegiatan yang berbasis pada bhakti pertama yaitu Jatim Sejahtera dan bhakti kedua yaitu Jatim Harmoni.
Kepala Disbudpar Jatim, Sinarto mengatakan, semua kegiatan yang mendukung Jatim Sejahtera dan Jatim Harmoni juga telah berjalan dengan baik. “Semuanya berjalan berseiringan, baik peningkatan kualitas dayatarik wisata, peningkatan jumlah wisatawan, dan meningkatkan lama tinggal di Jatim,” katanya, Senin (24/2).
Dikatakannya, program icon yang mendukung Jatim Sejahtera yaitu Peri Penjaga Ibu (seperti pemberdayaan imam, guru madrasah diniyah, huffad dan penjaga makam situs budaya).
Kegiatan yang mendukung icon tersebut diantaranya, peningkatan kemampuan teknis juru pelihara cagar budaya dengan optimalisasi peran juru pelihara (jupel) dalam upaya pelestarian cagar budaya, pemberian bantuan kepada jupel cagar budaya, dan penghargaan kepada seniman berprestasi/taliasih.
Sedangkan program icon yang mendukung Jatim Harmoni yaitu mengintegrasikan perpusda – museum – galeri seni. Seperti, terwujudnya sinergitas antara museum dan perpustakaan dalam bentuk penterjemahan naskah kuno serta galery seni di Museum MpuTantular, dan implementasi augmented reality di museum.
Program yang mendukung icon lainnya yaitu inventarisasi data kesenian tradisional dan adat budaya lokal dengan pendataan kelembagaan budaya, dan inventarisasi cagar budaya prasejarah di Jatim di Kabupaten Sumenep diikuti tokoh masyarakat, dan masyarakat yang berasal dari sekitar situs.
Program pendukung icon berikutnya Eco Tourism dalam pengembangan wisata berbasis lingkungan dan partisipasi masyarakat), dengan memberikan bimbingan teknis, gerakan sadar wisata dan aksi sapta pesona, dan workshop.
Untuk bimtek diantaranya, bimtek pengelolaan destinasi wisata budaya dan buatan (wisata tradisi dan seni budaya), bimtek pengelolaan destinasi wisata alam, dan bimtek peningkatan potensi dan kapasitas sumber daya lokal di sekitar destinasi pariwisata dalam meningkatnya pemahaman dan wawasan kepariwisataan pada masyarakat dan pelaku usaha masyarakat.
Sedangkan gerakan sadar wisata dan aksi sapta pesona, yaitu dengan mewujudkan sadar wisata dalam menciptakan iklim kondusif mendukung upaya pembangunan kepariwisataan di daerah, khususnya sadar wisata dan sapta pesona di destinasi pariwisata. Dalam kegiatan ini terdapat pemberian serok, sapulidi, tong sampah ukuran besar, buah dan bibit tanaman.
Selanjutnya, untuk workshop pengembangan sadar wisata dan sapta pesona terdapat penguatan kapasitas sumberdaya manusia (sdm) masyarakat pengelola desawisata.
Untuk penghargaan, lanjut Sinarto, provinsi Jatim meraih beberapa penghargaan diantaranya untuk desa wisata/daya tarik wisata diraih Wisata Grand Watu Dodol Banyuwangi dengan penghargaan green silver kategori Tata Kelola Destinasi.
Berikutnya Desa Wisata Boonpring Sanankerto Kab. Malang dengan penghargaan green bronze kategori Pemanfaatan Ekonomi Untuk Masyarakat Lokal, Wisata Alam Watu Rumpuk dan Pendakian Tapak Bima Kab. Madiun dengan penghargaan green silver kategori Pelestari Budaya, dan Desa Wisata Kertosari Kab. Pasuruan penghargaan green kategori Pelestarian Lingkungan.
Kemudian penghargaan untuk Pokdarwis Mandiri dengan kategori Dukung Alas Lestari Kabupaten Malang meraih Peringkat ke 4. Penghargaan untuk Hotel diraih Grand Mercure Mirama Surabaya dengan Peringkat ke 2, JW Marriot Surabaya Peringkat ke 4, dan Shangri-La Surabaya Peringkat ke 5.
Penghargaan lainnya dariTempo “Indonesia Attractiveness Award” di Ballroom Hotel Pullman Jakarta,disini Jatim meraih penghargaan Platinum untuk Bidang Pelayanan Publik dan Pariwisata. Disbudpar Jatim juga memberikan berbagai apresiasi berupa penghargaan diantara pada pelaku wisata dengan Anugerah Wisata Jawa Timur.
Dalam setahun Nawa Bhakti Satya ini, Disbudpar Jatim juga melakukan program Halal Tourism yang direalisasikan dengan Penandatanganan Kesepakatan Bersama tanggal 9 April 2019 Nomor NK.29/Kempar/2019 dan 120.23/190.1/KSB/033.4/2019. Disertai juga Pameran Halal Tourism pada kegiatan Jatim Fair 2019.
Untuk Festival Desa, Disbudpar Jatim juga menyelenggarakan Jambore Pokdarwis dan Desa Wisata di DesaWisata Gubug klakah Kabupaten Malang diikuti Pokdarwis dan Desa/Kampung Wisata Kab/Kota. Disertai dengan Workshop BudayaAgraris di Kabupaten Jombang diikuti SenimanKab/Kota, Workshop Seni Pergaulan dan Pencak Silat dilaksanakan Kabupaten Bojonegoro dan Kabupaten Tuban.
Selanjutnya ada Workshop Seni Pertunjukan (Barong Jepaplok) di Kabupaten Pasuruan diikuti pembarong, pemusik baik yang tergabung pada komunitas pembarong BN Setaloka dan peserta umum di Jatim. Dan workshop SeniPertunjukan FKKS dan FKPU di Kota Malang diikuti penata seni, penata pameran, penata musik, desainer busana dan batik. [rac]

Tags: