Jenguk Penderita, Gus Ipul Imbau Masyarakat Waspada

Gus Ipul saat menjenguk pasien penderita DBD di RSUD Jombang, Rabu (21/1) sore.

Gus Ipul saat menjenguk pasien penderita DBD di RSUD Jombang, Rabu (21/1) sore.

Kabupaten Jombang, Bhirawa
Tingginya penderita Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Jombang mendapat perhatian dari Pemprov Jatim. Wakil Gubernur Jatim Drs H Saifullah Yusuf  turun langsung menjenguk penderita DBD yang tengah dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Jombang, Rabu (21/1) sore.
Kabupaten Jombang merupakan salah satu daerah yang kasus DBD nya tertinggi di Jatim karena pada Januari saja ada sebanyak 110 kasus, Tercatat 4 penderitanya meninggal dunia. Kemudian disusul Kabupaten Banyuwangi dengan jumlah 60 kasus.
Hingga Rabu kemarin, jumlah pasien DBD yang dirawat di RSUD Jombang sebanyak 78 orang. Karena itu saat menjenguk pasien di sana, Gus Ipul panggilan karib Wagub Drs Saifullah Yusuf meminta masyarakat untuk mewaspadai DBD dan proaktif melakukan tindakan untuk mengantisipasi meluasnya peredaran DBD. “Jika ada anggota keluarga yang mengalami demam, panas tinggi  diminta segera cepat membawa ke rumah sakit. Selain itu masyarakat rajin melakukan upaya preventif melalui  Pembasmian Sarang Nyamuk (PSN) dengan gerakan Mengubur, Menguras, Menutup (3 M),” katanya.
Dijelaskan Gus Ipul, tren atau  kecenderungan penyakit akibat gigitan nyamuk aides aigepty setiap tahun pada Januari selalu ada lonjakan demam berdarah.  Karena itu setiap Januari di Jatim selalu ada kasus demam berdarah, bersyukur dari tahun ke tahun kasusnya ada penurunan. Untuk tahun ini ada beberapa kab/ kota yang mengalami peningkatan sehingga perlu diwaspadai bersama dengan penanganan yang cepat.
Di Jatim, kasus DBD  untuk bulan Januari saja, menurut Gus Ipul sudah sebanyak 446 orang yang dirawat. Sebanyak 12 penderita meninggal dunia. “Laporan dari kabupaten kota, yang meninggal rata rata 1 korban. Di antaranya, Pacitan, Nganjuk Trenggalek, Ngawi, Tuban, Mojokerto, Lumajang, Bondowoso dan Jombang terbanyak yakni 4 orang yang meninggal dunia. Ini perlu diwaspadai,”beber Gus ipul mengungkapkan.
Di Jatim pada 2013 tercatat 14.936 kasus DB dan pada 2014 menurun menjadi 8.906 kasus. Namun kasus yang terjadi tidak monopoli Jombang, setiap kab/ kota ada. Kasus terbanyak setiap tahun berpindah-pindah, tahun lalu Jember, Bondowoso dan Probolinggo. Sekarang cenderung di Jombang dan Banyuwangi.
Sampai 19 Januari 2015 terdapat 378 kasus dengan kematian 8 orang se-Jatim. Untuk, Kab Jombang jumlah 110 kasus dengan korban meninggal sebanyak 4 orang.
Rata rata korban yang meninggal karena keluarganya terlambat membawa pasien DBD ke RS untuk mendapatkan penanganan.” Oleh karena itu, kepada masyarakat diminta jika kelurga sudah menderita demam secepatnya dibawa ke RS. “Karena golden time-nya itu hanya seminggu,”tandas mantan Ketua PP GP Ansor ini mengingatkan.
Sejak 2011 Pemprov Jatim sudah mengeluarkan Surat Keputusan Gubernur No 20 Tahun 2011 yang intinya minta bupati/ wali kota mewaspadai demam berdarah pada bulan tertentu dan  mengimbau percepatan penanggulangan kasus DBD.
Bupati Jombang Nyono Suharli mengatakan, di Jombang masyarakat yang terkena kasus DBD sebanyak 110 orang. Sekarang di RSUD ada 78 pasien, yang masih di ICU 34 orang dan yang 44 orang di bangsal.
Pemkab Jombang sudah sejak dini  mengantisipasi, di antaranya 5 kecamatan dan 10 desa sudah diajari cara pemberantasan sarang nyamuk. Bahkan ada desa dan kecamatan yang diajari  sampai 14 kali. “Sebagai manusia kami sudah berusaha, tapi Allah menakdirkan lain. Dari 110 kasus ada 4 yang meninggal karena  pada saat dikirim ke RSUD Jombang sudah dalam keadaan akut. Ada yang meninggal di perjalanan, dan dua orang rujukan dari rumah sakit swasta,” kata Nyono. [rur]

Tags: