JIIPE Berpotensi Menjadi Pusat Logistik

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani

Gresik, Bhirawa
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani menilai kawasan industri Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE) yang berlokasi Gresik, berpotensi menjadi pusat logistik.
”Keyakinan itu karena JIIPE mampu mengintegrasikan kawasan industri dengan infrastruktur pendukung. Seperti pelabuhan laut dalam, power plant, jalan tol, dan kereta api,” kata Franky, pada acara penandatanganan MoU antara BKPM dengan Kementerian Agama, di Gresik, Minggu.
Menurut Franky, kunjungannya ke JIIPE turut dihadiri Menko Perekonomian Darmin Nasution dan Menteri Agama Lukman Hakim Saifudin. Kunjungan yang merupakan bagian dari acara penandatanganan MoU antara BKPM dengan Kementerian Agama berkaitan dengan kesiapan SDM siap kerja dari madrasah dan pesantren. Khususnya untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja seiring masuknya investasi ke Indonesia.
”Kawasan industri yang terintegrasi dengan pelabuhan memang cocok dikembangkan sebagai pusat logistik. Dengan demikian, dapat membuat biaya logistik lebih efisien,” ujarnya.
Untuk itu, jelas dia, pihaknya akan membicarakan lebih lanjut dengan Bea Cukai guna mendukung kemungkinan itu. Apabila pengelola kawasan industri juga mengembangkan kawasannya sebagai pusat logistik akan meningkatkan daya saing kawasan sebagai tempat berinvestasi.
”Maka konsep serupa juga dapat dikembangkan pada pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK),” katanya.
Ia menambahkan, kemudahan logistik, baik menyangkut ekspor dan impor, dapat memperkuat daya tarik kawasan ekonomi khusus. Di samping berbagai kemudahan fiskal dan nonfiskal yang sedang dipersiapkan pemerintah.
”JIIPE memiliki kawasan industri seluas 2.933 hektare, dilengkapi pelabuhan laut seluas 406 hektare, dan kawasan hunian seluas 77 hektare. Nilai total investasi pengembangan kawasan industri ini sebesar Rp50 triliun,” katanya.
Ia menyebutkan, kawasan industri itu dikelola perusahaan patungan antara PT AKR dan Pelindo III. Saat ini, JIIPE sedang memasuki masa konstruksi yang dilakukan dua BUMN yaitu PT Hutama Karya dan Waskita Karya.
”Dalam proses konstruksi ini, terserap 1.500 tenaga kerja langsung. Dari jumlah itu 90% berasal dari masyarakat di sekitar kawasan industri yaitu Kec Bungah dan Kec Manyar Gresik,” katanya.
Ia melanjutkan, kini sudah ada lima perusahaan yang membangun di kawasan industri yaitu perusahaan smelter, Petrokimia, dan pengolahan garam untuk industri. Kelima perusahaan sedang melakukan konstruksi dan dapat menyerap sekitar 5 ribu tenaga kerja langsung. ”Sementara itu, seluruh kawasan industri ini dapat menyerap 50 ribu tenaga kerja langsung,” katanya. [eri.ma]

Tags: