Kabupaten Nganjuk Atasi Kekeringan Secara Komprehensif

Bupati Nganjuk Drs Taufiqurrahman memeriksa tandon air dan penyaluran bantuan air bersih di Desa Karangsemi Kecamatan Gondang.(ristika/bhirawa)

Nganjuk, Bhirawa
Musim kemarau panjang seperti tahun 2017 ini menyebabkan kekeringan di sejumlah wilayah Kabupaten Nganjuk. Namun demikian kondisi kekeringa tahun ini tidaklah separah tahun-tahun sebelumnya.
Pemkab Nganjuk sendiri telah jauh haru melakukan langkah-langkah antisipasi terhadap kondisi kekeringan yang terus berulang-ulang setiap tahunnya.
“Rencana untuk mengantisipasi bencana kekeringan telah dilakukan. Sehingga saat ini tidak ada lagi masyarakat yang mengalami kekurangan air bersih yang sangat parah,” ujar Bupati Nganjuk, Drs Taufiqurrahman.
Saat meninjau lokasi kekeringan di Desa Karangsemi Kecamatan Gondang, Bupati Taufiqurrahman menerangkan sejumlah langkah antisipasi untuk meminimalisir kekeringan. Khusus untuk sektor pertanian, pemerintah membuat penampungan air (embung) yang berfungsi sebagai penampung air saat hujan.
Embung dapat menjadi penyedia air pada saat musim kemarau tiba. Tentu, kapasitas air yang tersedia tergantung dari luas areal dari embung itu sendiri. Artinya, semakin besar kapasitas embungnya, maka persedian air semakin banyak sehingga lahan yang dialiri airnya juga cukup luas.
Kemudian, melakukan perbaikan saluran dan sarana irigasi. Karena saat ini banyak sekali saluran dan sarana irigasi yang rusak. Begitu pentingnya, saluran irigasi itu sehingga jika tidak diperbaiki akan memperbanyak kebocoran air di perjalanan.
Sebab, air banyak meresap dan terbuang ke dalam tanah sehingga semakin ke hilir debit airnya makin berkurang. Perbaikan saluran yang rusak dapat mempertahankan debit air dari hulu hingga ke hilir.
Selain itu mengatasi pendangkalan waduk, karena jika waduknya dangkal akan berpengaruh terhadap daya tampung atau volume air. Dan yang terpenting adalah proses penghijauan dan mengurangi konversi lahan di daerah hulu.
Tanaman yang ditanam pada lahan-lahan kosong dapat menjaga dan mengikat butiran tanah saat terjadi hujan. Tanaman yang rapat juga bisa meningkatkan kemampuan tanah dalam menyerap air hujan.
“Ini akan mengurangi aliran permukaan dan penguapan sehingga air tanah akan tersedia lebih lama. Sebaliknya, konversi lahan di derah hulu dapat mengurangi kemampuan lahan dalam menyerap air hujan. Akibatnya, pada saat musim hujan, air lebih banyak dialirkan melalui permukaan dan pada saat musim kemarau air cepat mengering,” terang Bupati Taufiqurrahman.
Pemkab Nganjuk sejak lima tahun terakhir juga telah banyak membangun hutan kota. Wilayahnya bisa dikembangkan di pusat kota, tetapi bisa juga bisa dibangun pada pinggiran kota. Hutan kota sengaja dibuat untuk memperbaiki dan memelihara lingkungan kota.
Hutan Kota penting untuk keseimbangan ekologi manusia dalam berbagai hal seperti, kebersihan udara, ketersediaan air tanah, pelindung terik matahari, kehidupan satwa dalam kota dan juga sebagai tempat rekreasi.
“Dengan melakukan lima langkah tersebut, maka bencana kekeringan yang terus berulang akan bisa ditanggulangi. Minimal, masyarakat tidak akan kehabisan air saat kemarau panjang tiba,” tandas Bupati Nganjuk.
Sedangkan untuk mengatasi kekurangan air bersih yang digunakan untuk kebutuhan hidup warga dan ternak, selama musim kemarau yang cukup panjang ini, Pemkab Nganjuk telah menyalurkan bantuan air perusahaan daerah air minum (PDAM) milik daerah dengan menggunakan armada dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).
Disamping itu juga telah dibangun sejumlah sumber air bawah tanah serta tandon air besar di sejumlah desa rawan kekeringan yang pendanaanya berasal dari Corporate Social Responsibility (CSR) dari sejumlah perusahaan di Kabupaten Nganjuk. (ris.adv)

Tags: