“Kado” BBM Murah

Harga minyak dunia turun drastis, terendah sepanjang zaman, sampai sempat ditawarkan pada nilai minus. Setelah terkoreksi dengan perbaikan, harga minyak saat ini juga masih jauh dibawah ongkos produksi. Beberapa negara tetangga telah menyesuaikan harga BBM (Bahan Bakar Minyak). Di Indonesia, harga BBM biasa disesuaikan dengan prinsip “kejujuran,” dan ke-ekonomi-an. Sesuai perkembangan harga minyak internasional, karena BBM masih impor.
Penurunan harga minyak dunia disebabkan kebijakan lockdown di Amerika Serikat (AS), dan beberapa negara Eropa. Konsumsi BBM merosot tajam, karena industri, dan perkantoran tutup. Berbagai usaha akomodasi (perhotelan, café, dan restoran) beroperasi terbatas. Begitu pula proyek-proyek pemerintah (kelistrikan), dan sarana transportasi umum mandeg total. Secara global permintaan BBM berkurang 50%.
Negara produsen minyak (Arab Saudi, dan Rusia) baru saja berpacu menggenjot produksi. Memanfaatkan harga minyak mahal sebesar US$ 70,- per-barel. Meroketnya harga minyak dunia disebabkan kekhawatiran ancaman perang teluk, yang melibatkan Amerika Serikat beserta Sekutunya (Eropa). Donald Trump, sekaligus bermusuhan dengan Irak, dan Iran, masing-masing dengan problem berbeda. Rakyat Irak meng-ingin-kan Amerika hengkang, karena menimbulkan ketegangan dengan tetangga (Iran).
Sampai pertengahan bulan Maret, ratusan kapal tanker masih berada di tengah samudera, melayani permintaan Eropa, Jepang, Korea, dan pencadangan Amerika Serikat (AS). Depo dan kilang penyimpanan minyak masih melimpah. Memasuki pertengahan April, seluruh depo benar-benar full capacity. Menyebabkan harga minyak anjlok, sampai minus dalam beberapa hari. Artinya, pembeli malah dibayar sebagai ongkos simpan.
Beberapa negara memanfaatkan harga minyak murah untuk memperbanyak cadangan nasional. Antara lain, China meningkatkan kapasitas, dengan kemampuan impor sebanyak 900 ribu barel per-hari. Di Indonesia, presiden Jokowi juga memerintahkan jajaran terkait memanfaatkan anjloknya harga minyak dunia. Impor sebanyak-banyaknya. Saat ini harga minyak internasional berkisar pada harga US$ 20 per-barel. Di AS bagian barat (pusat perusahaan minyak), harga minyak mentah masih seharga US$ 13 per-barel.
Penyesuaian harga BBM dilakukan beberapa negara. Malaysia misalnya, menjual BBM RON 95 senilai 1,25 RM (1 Ringgit Malaysia setara Rp 3.527,-) per-liter. BBM RON 97 (hampir setara Pertamax Turbo RON 98) dijual 1,55 RM, sekitar Rp 5.475,- per-liter. Malaysia tergolong Negara dengan harga BBM dalam negeri paling murah di kawasan ASEAN. Harga di Indonesia biasanya pada posisi ketiga, masih murah disbanding Brunei dan Singapura.
Selama 5 tahun terakhir pemerintah menetapkan harga BBM sesuai asas kejujuran, dan ke-ekonomi-an. Jujur, karena harga BBM dalam negeri ditentukan berdasar fluktuasi harga minyak dunia. Juga asas ke-ekonomi-an dengan mencabut subsidi BBM. Penyesuaian harga BBM dilakukan setiap 6 bulan, manakala terdapat perubahan harga minyak dunia secara signifikan. Penyesuaian harga BBM berpatokan pada Keputusan Menteri ESDM (Energi dan Sumber Daya Mineral).
Terdapat Kepmen ESDM Nomor 187 tahun 2019 tentang Formula Harga Dasar Dalam Perhitungan Harga Jual Eceran Jenis BBM Umum Jenis Bensin dan Minyak Solar yang Disalurkan Melalui SPBU atau Stasiun Pengisian Bahjan Bakar Nelayan. Judul Kepmen yang cukup panjang, telah menghitung harga BBM sampai di tingkat SPBU. Saat in, Pertamax seharga Rp 9.200,- per-liter. Pertamax Turbo Rp 9.900,- dan Pertamax Dex (solar) Rp 10.200,- per-liter. Serta harga Dex Rp 9.500,-.
Bisa jadi pemerintah akan menurunkan harga BBM dalam waktu dekat, khususnya jenis bensin (Pertalite, Pertamax, dan Pertamax Turbo). Penurun harga BBM sebagai “kado” penglipur lara perekonomian setiap rumahtangga akibat wabah pandemi CoViD-19.

——— 000 ———

Rate this article!
“Kado” BBM Murah,5 / 5 ( 1votes )
Tags: