Kawanan Kera Liar Resahkan Warga Kedungasem Kota Probolinggo

Hafid korban monyet lair digendong ibunya usai dioperasi.

(Balita Jadi Korban, Pemkot Kontak BKSDA)

Pemkot Probolinggo, Bhirawa
Adanya kawanan kera liar yang menyerang warga membuat warga Kedungasem, Wonoasih, Kota Probolinggo gerah. Sejumlah warga berusaha memburu kera yang telah mencakar dan menggigit Hafid Septian Maulana itu. Namun, hasilnya nihil. Karenanya membuat Hafid harus dioperasi di RSUD Moh saleh. Untuk itu pemerintah kota berkordinsi dengan BKSDA untuk menangkap kawanan kera liar tersebut.
Kepala Dinas Satpol PP Kota Probolinggo Agus Effendi, Jum’at 9/11 mengaku, berkoordinasi dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH). Sebab, menurutnya, DLH yang memiliki tim rescue untuk menanggulangi serangan kera liar. “Kami sampaikan informasi ini ke DLH. Mereka kan punya tim. Untuk ke Balai Konservasi Sumberdaya Alam (BKSDA) biar DLH,” ujarnya.
Kepala DLH Kota Prooblinggo Budi Krisyanto juga mengaku segera berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD). Alasannya, BPBD sebagai ketua tim rescue. Selain itu, Budi mengaku juga mengontak BKSDA. “Yang punya tim rescue BPBD, katanya.
Paman Hafid Septian Maulana, korban penyerangan kera liar, Eko Cahyono, mengatakan, usai kejadian sejumlah warga sempat mencari keberadaan kera liar itu. Namun, tidak satu pun warga yang mengetahui persembunyiannya. Karenanya, warga pun meminta Pemkot Probolinggo turun tangan menangkap kera yang sudah meresahkan warga itu. Baik dalam keadaan hidup atau mati.
Menurutnya, sudah dua kali kera itu menyerang warga Kelurahan Kedungasem. Selain Hafid, Selasa 14/8 sekitar pukul 13.00, kawanan kera ini juga menyerang Muhammad Raditia, 7. Bocah yang masih satu dusun dengan Hafid itu diserang ketika ikut neneknya mencari kayu bakar. Akibatnya, dia harus mendapatkan lima jahitan di bagian kepala karena digigit kera.
Selain itu, dua bulan lalu, anak kambing milik Sugi, warga setempat mati diduga juga karena ulah kera liar. Menurut Eko, anak kambing milik tetangganya itu dibawa kawanan kera ke atas pohon. Namun, kemudian dari ketinggian dilepaskan. Sehingga, anak kambing yang jatuh itu langsung mati.
Eko mengatakan, warga sudah berusaha menangkap kera ini. Salah satunya dengan memasang jebakan kera. Namun, kera tidak pernah masuk jebakan meski di dalamnya diberi umpan pisang atau buah-buahan. “Kera itu langsung lari ketika mengetahui ada warga yang membawa senapan angin,” ujarnya.
Hafid bayi berusia 2 bulan, yang Rabu 7/11 diserang kawanan kera liar dan sempat dioperasi, dipulangkan. Mengingat, hasil pemeriksaan tim medis RSUD dr Muhammad Saleh Kota Probolinggo, luka akibat dicakar kera yang diderita korban, dinilai tidak parah dan membahayakan, ungkap dr Abror, dokter spesialis bedah yang menangani operasi Hafid.
Menurutnya, korban luka di daerah frontal dan di samping ordita tidak begitu parah. Hanya saja, lukanya agak dalam. Karenanya, pasien yang telah dioperasinya itu diizinkan pulang. Abror berpesan, agar dalam setahun ini, pihak keluarga benar-benar memperhatikan kesehatan Hafid. Sebab, obat yang diberikan masa inkubasinya setahun. “Enggak. Tidak ada rabies. Makanya, kami izinkan pulang hari ini juga,” katanya saat mendampingi pasien.
Ia juga meminta agar Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) atau institusi serta lembaga yang berwenang untuk segera menangkap kera yang meresahkan warga tersebut. Penangkapan dilakukan, untuk mengetahui apakah kera yang menggigit dan mencakar Hafid mengidap rabies. “Permintaan kami, jangan dibunuh. Ditangkap saja, baru diperiksa apakah, apakah kera itu teridentivikasi rabies atau tidak,” imbuhnya.
Ibu korban Nur Holila mengaku, anaknya selesai dioperasi sekitar pukul 15.00 Rabu sore. Sambil menina-bobokkan anaknya, mengaku, senang operasi anaknya berhasil. Apalagi, setelah mendengar dari dokter yang menangani, kalau luka yang diderita putra keduanya, tidak membahayakan. “Ya senanglah. Katanya, hari ini kami diizinkan pulang,” ujarnya.
Nur berharap kera yang telah mencakar dan menggigit bayinya segera ditangkap. Agar kejadian serupa tidak dialami warga yang lain. Sebab, kera yang berbulu coklat agak keabu-abuan itu liar dan ganas. Sehingga, anaknya yang tertidur di dipan belakang rumahnya langsung diserang.
Kala itu Holifah mendengar balitanya menangis. Setelah dilihat, ternyata dua kera telah berada di dekat buah hatinya. Satu kera terlihat mencakar-cakar wajah Hafid. Sedangkan, satu lagi berada agak jauh. Spontan Holifa berdiri dan mengusir kera liar itu. “Satu yang menyerang ponakan saya, yang satunya nggak. Tahu kakak saya (Holifa) datang mendekat, dua kera itu kabur,” tambahnya.(Wap)

Tags: