Kawanan Kera Serang Lahan Pertanian, Kerusakan Hingga 70 Persen

Kawanan kera jarah pisang dan jagung warga Lumbang Probolinggo.

Kab.Probolinggo, Bhirawa
Setidaknya terdapat puluhan kera ekor panjang G. Bromo serang lahan kebun jagung, pisamg dam buah lainnya milik warga Desa Lumbang, Kecamatan Lumbang, Kabupaten Probolinggo. Akibatnya para petani yang memiliki tanaman pisang dan jagung merugi hingga 70 persen.
Serangan tersebut sering terjadi setiap musim kemarau panjang membuat stok makanan kera di hutan lindung menipis. Sehingga kawanan kera menyerang perkebunan warga. Khususnya tanaman pisang dan jagung.
Dalam waktu 1 – 2 hari, puluhan kera mampu menghabiskan buah dan jagung di lahan sepetak milik warga. Dan penyerangan tersebut sudah terjadi sejak sebulan lalu, kata Edi Susanto warga Lumbang.
Para petani merasa resah. Bahkan mereka harus mengalami kerugian hingga 70 persen hasil kebun. Tidak ada tindakan konkrit untuk menjaga tanaman tersebut agar benar-benar aman.
“Memakan tanaman jagung dan pisang. Kerugian bisa sampai 70-80 persen rusak. Hanya berusaha menjaga dan menghalau,” keluhnya
Para petani hanya bisa pasrah dan berharap agar hujan segera turun. Sehingga makanan kera di hutan lindung berbuah kembali. Namun demikian, warga tidak sampai menangkap apalagi membunuh hewan tersebut.
Serangan monyet liar itu terjadi karena minimnya stok makanan di hutan Lumbang, di sekitar kawasan kali gedhe atau Tirta Ageng sehingga kawanan monyet merengsek turun sampai ke ladang warga. Dalam semalam, sepetak ladang jagung milik warga bisa habis sampai 70 hingga 80 persen, jelas Edi.
Hal serupa juga terjadi di kawanan kera lereng Gunung Bromo terlihat mulai turun menjarah tanaman sayur dan buah milik warga. Kera liar tersebut diduga kelaparan akibat stok makanan di kawasan lereng gunung Bromo menipis sebagai dampak dari musim kemarau.
Kawanan kera liar mendatangi pekarangan rumah milik warga di lereng Gunung Bromo di sekitar Desa Sukapura, Kecamatan Sukapura. Kawanan kera yang datang bisa berjumlah 5 ekor atau lebih ini, juga menjarah tanaman sayuran milik warga di Desa Ngadirejo, Kecamatan Sukapura.
Fenomena ini terjadi setiap tahun bila memasuki musim kemarau. Bahkan pada puncak musim kemarau kawanan kera datang lebih banyak lagi untuk mencari makan di permukiman dan ladang milik warga.
“Musim kemarau biasanya stok makanan di hutan menipis,” kata Yulius, camat Sukapura, Kamis 20/9.
Serangan kawanan kera ke sejumlah ladang sayuran dan buah ini dirasakan warga sejak 3 bulan terakhir ini. Kera liar ini susah di kendalikan, namun bila bertemu orang mereka langsung lari ke pinggir hutan.
“Kalau menyerang manusia tidak, karena liar jika ada orang mereka biasanya langsung lari,” ujarnya.
Namun, petani lereng Gunung Bromo hanya pasrah dan berharap hujan segera turun kembali agar kera kembali ke hutan dan tidak merusak tanaman warga.
“Kera memakan sayuran, jagung juga. Petani kewalahan, tapi bagaimana lagi. Biasanya pakai anjing biar keranya takut,” paparnya.
Saat ini sebagian warga dan petani setempat hanya berupaya menghalau kera dan sesekali menempatkan anjing di ladang mereka. Mereka berusaha agar kera takut dan tidak menjarah sayuran, seperti kentang, sawi, dan jagung, serta buah-buahan seperti pisang dan alpukat, tambahnya.(Wap)

Tags: