Fuad Taufiq
Kepala Sekolah MTs Madrasatul Quran (MQ) Tebuireng, Jombang, Fuad Taufiq dalam memimpin pendidikan formal maupun non formal pesantren mengedepankan kedisiplinan tinggi. Dengan tujuan semata-mata agar para santri MQ memiliki karakter handal, hebat dan bermartabat.
Selain itu ada cita-cita mulia yang mengarahkan siswa sekaligus santrinya selalu didorong agar bisa Go internasional dalam menghafal Alquran. Kebiasaan disiplin sejak dini inilah diharapkan akan menjadi generasi bangsa Indonesia yang selalu siap menjadi yang terdepan.
“Bulan Ramadan ini ada upaya peningkatan agar anak-anak lebih giat lagi dalam menghafal Alqur’an, dengan harapan memperoleh berkah sampai tiba hari kemenangan itu datang,” kata Fuad Taufiq yang juga merupakan Ketua Komite Sekolah SMP Al Furqon, Tebuireng, Jombang tersebut.
Menurutnya, bulan Ramadan, seluruh umat Islam di wajibkan berpuasa dan Ramadan merupakan bulan yang paling mulia di mana semua pintu surga dibuka dan pintu neraka ditutup, dan segala amal kebaikan akan dilipatgandakan.
“Bahkan kegiatan tidurnya manusia bernilai ibadah dihadapan Allah SWT. Pun dengan turunya Al Quran pada 17 Ramadan, biasa diperingati sebagai Nuzulul Quran. Sebenarnya proses perjalanan waktu itu hanya mengulang saja, dimana Al Quran turun itu menyesuaikan situasi dan kondisi Rasulullah saat itu, katakanlah dulu Nabi diajak Tadarus oleh Malaikat Jibril, nah sekarang para santri belajar Muroja’ah bersama para pembimbing (ustadz/kiai). Semuanya mempunyai makna sama-sama nilainya pada posisi berjuang dan belajar,” paparnya.
Harapan saya seluruh santri semakin bersemangat Muroja’ah, karena kemampuan masing-masing santri ini tidak sama yang awalnya sehari-hari hanya 1 juz, maka bisa ditingkatkan lagi misal sampai 3 juz atau 5 juz setiap harinya hingga bisa 1 minggu hatam,” ungkapnya.
Adapun metode saat ini yang menjadi proses penguatan hapalan yang ditekankan di MQ Tebuireng, Jombang adalah sistem pengulangan yang disiplin dan konsisten, karena masa-masa belajar itu perjuangnya pada titik rasa ‘jenuh’ dan ini yang harus diperangi, hingga banyak upaya yang dilakukan, salah satunya memutarkan murotal di jam-jam tertentu dibagi per asrama antara pukul 17.00 WIB sampai menjelang azdan maghrib.
Program kegiatan tersebut di tangangi khusus oleh ustadz bagian Ubudiyah, di masing-masing asrama dengan total 9 asrama. “Saya ingat dulu waktu awal masuk Kota Santri ini tahun 89 – 90 dan baru mulai mempelajari dasar-dasar menghafal Alqur’an. Latar belakang keluarga asli dari Paciran Lamongan, dan dari lingkungan keluarga maupun pertemanan inilah lantas menginspirasi saya dan membentuk saya untuk menjadi pribadi yang mencintai Alqur’an,” tutur Fuad Taufiq. [rif.iib]
