Kejari Batu Temukan Transfer Masuk PT BWR Rp1 M

Pencucian UangKota Batu, Bhirawa
Ada perkembangan menarik atas perkembangan penyidikan kasus korupsi PT Batu Wisata Resourch (BWR) dengan tersangka Direkturnya Dwi Martono. Beradasarkan hasil audit BPKP, di rekening PT BWR ada aliran dana Rp 1 miliar di luar dana Rp 2 miliar yang berasal dari Pemkot Batu.
“Aliran dana masuk ke rekening PT BWR ada 2 kali, yaitu dana pertama Rp 2 miliar dari Kasda Pemkot Batu. Sedangkan aliran dana masuk lainnya sejumlah Rp 1 miliar, sehingga kita lakukan penelurusan sumber dananya,” ungkap Kajari Kota Batu, Meran, SH, kepada bhirawa, kemarin.
Sayangnya Meran enggan mengungkap kapan ada aliran masuk dana Rp 1 miliar tersebut. Namun Meran hanya menyampaikan bahwa pada saat diperiksa penyidik Kejari Batu, Dwi Martono alias Anton mengaku kalau dana yang Rp 1 miliar itu dana pribadinya.
Namun penyidik tak percaya begitu saja, karena dana pribadi bisa masuk ke rekening PT BWR. “Saat ini kita masih menunggu hasil audit. Seminggu lagi kita akan mengetahui dari mana dan kemana uang yang Rp 1 milyar tersebut. Termasuk apakah ada kemungkinan money laundry di PT BWR,” tegas Meran.
Dijelaskan, bahwa modal PT BWR yang Rp 2 miliar, diakui Anton yang Rp 1 miliar dihutangkan ke BTC milik Abdul Latief dan sisanya Rp 1 miliar untuk operasional dan modal perusahaan, termasuk untuk sewa ruko saat membuka Pusat Oleh-oleh Khas Jawa Timur (POJA).
Sehingga penyidik selain menelusuri hubungan antara PT BWR dan BTC, serta bukti pembelanjaan atas modal tersebut, juga menyelidiki sumber dana di luar modal dari Pemkot Batu dan kemana larinya uang tersebut.
“Kita akan kejar barang modal PT BWR, serta kekayaan tersangka,” aku Meran.
Sebagaimana diketahui, Penyidik Kejari terus mengintensifkan penyidikan kasus korupsi di PT BWR. Sejumlah nama telah diperiksa sebelum Anton ditetapkan sebagai tersangka pada bulan Juli lalu. Saksi yang telah diperiksa, di antaranya yaitu 3 (tiga) komisaris PT BWR, Luki Budiarti (pengusaha sayur), Edy Antoro (pengusaha perhotelan) dan Zadiem Effisiensi (perwakilan Pemkot Batu).
Selain itu juga ada Sekda Kota Batu Widodo, mantan Kabag Keuangan yang saat ini menjabat Kepala DPPKAD Edy Murtono, serta sejumlah mantan pegawai PT BWR. Anton sendiri sudah 2 kali diperiksa, walau sebelumnya sempat mangkir.
Berdasarkan catatan bhirawa, saat launching pembangunan Alun-alun Kota Batu dibarengi dengan program pembersihan PKL dari Alun-alun tahun 2010 lalu . Mereka didata untuk disentralkan diĀ  Batu Tourism Centre (BTC) di sebelah Barat Alun-alun Kota Batu.
Dalam rangka meringankan PKL untuk memiliki stand di BTC, Walikota Batu Eddy Rumpoko menjanjikan memberi bantuan uang muka kepada PKL. Belum diketahui secara pasti apakah bantuan pinjaman uang muka tersebut terkait dengan dana PT BWR yang dihutangkan ke BTC atau tidak. Sebab tidak ada MoU antara PT BWR dan BTC atas hutang piutang Rp 1 miliar tersebut.
PT BWR sempat mencatat sukses dalam memberikan pelayanan bagi wisatawan. Keberadaan POJA sempat mendongkrak pasar oleh-oleh di Kota Batu tahun 2010 hingga awal 2011 lalu. Sejumlah pedagang oleh-oleh berebut masuk ke lokasi POJA. Namun nilai sewa yang terus naik dari bulan ke bulan membuat pedagang mundur satu persatu.
Hal ini karena nilai sewa stand di POJA nilainya beberapa kali lipat dibanding sewa toko/stand di luar.
POJA yang begitu sukses menarik ribuan bus wisata setiap bulanya akhirnya tutup. PT BWR memilih tak memperpanjang sewa ruko di jalan Diponegoro. Praktis POJA hanya bertahan setahun saja dan akhirnya mati seiring dengan habisnya permodalan PT BWR. [sup]

Tags: