Kekeringan di Bojonegoro Masuk Status Darurat

Foto: ilustrasi

Foto: ilustrasi

Bojonegoro, Bhirawa
Jumlah wilayah yang mengalami kekeringan di Kabupaten Bojonegoro terus bertambah. Bahkan saat ini Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat menetapkan status kekeringan di wilayahnya menjadi darurat.
Hingga saat ini sedikitnya sudah ada 66 desa di 19 kecamatan yang mengalami krisis air bersih. Jumlah tersebut diprediksi masih terus bertambah. Wilayah yang mengalami kekeringan tahun ini cukup banyak dibanding dengan dua tahun sebelumnya. Kekeringan terjadi mulai sejak enam bulan terakhir.
“Iya, kasus kekeringan statusnya sekarang sudah darurat,” ujar Bagian Logistik BPBD Bojonegoro Budi Mulyono, Kamis (23/10).
Pada  2012 lalu terdapat 64 desa di 17 kecamatan yang mengalami krisis air bersih. Dan pada 2013 terdapat 59 desa di 15 kecamatan yang mengalami krisis air bersih.  “Saat ini sudah ada 66 desa di 19 kecamatan mengalami krisis air bersih. Jumlah desa yang krisis air semakin tahun semakin meningkat,” kata Budi.
Sehingga lanjut dia, setiap hari pihaknya melakukan droping air bersih di wilayah kekeringan. Setiap hari ada dua truk tangki berkapasitas 6.000 liter yang diterjunkan untuk mendistribusikan bantuan air bersih. Selain itu, kata dia, pihaknya juga memberikan bantuan water tower di daerah yang sudah menjadi langganan kekeringan di musim kemarau.
“Kita sudah memberikan bantuan water tower, dua di antaranya di Desa Jumok, Kecamatan Ngraho, Desa Duwel, Kecamatan Kedungadem, Desa Sidomukti, Tambakrejo. Dan bulan ini, di Desa Tambak Merak, Kecamatan Kasiman,” terangnya.  [bas]

Tags: