Kerumunan Tiap Malam di Koridor A Yani Nganjuk, Satgas Covid 19 Kemana Saja ?

Mengabaikan protokol kesehatan, kerumunan masyarakat di koridor Jl. Ahmad Yani Nganjuk berpotensi memunculkan klaster baru covid 19. (ristika/bhirawa)

Nganjuk, Bhirawa
Ketika akses Alun Alun Nganjuk ditutup, masyarakat kebingungan mencari sarana hiburan yang murah meriah. Kini saat trotoar Jl. Ahmad Yani Nganjuk yang telah dipercantik dengan trotoar yang mirip Jl. Malioboro Yogjakarta, kerumunan masyarakat tanpa mengindahkan protokol kesehatan (prokes) selalu terjadi setiap malamnya.

Lebih ramai lagi saat malam Minggu dan cuaca cerah, ratusan masyarakat menjadikan trotoar Jl Ahmad Yani sebagai sarana tongkrongan dan melakukan swafoto. Jumlahnya mencapai ratusan, mulai dari anak-anak, orang tua dan remaja. Mirisnya lagi sangat sedikit warga yang nongkrong di spot baru Jl. Ahmad Yani tersebut yang mengenakan masker. “Kerumunan masyarakat di Jl. Ahmad Yani sangat berpotensi memunculkan klaster bari penyebaran covid 19. Dengan kondisi itu Satgas Covid 19 kemana,” tanya Suprapto, S.Pd, SH, anggota Komisi I DPRD Nganjuk.

Sejumlah titik kerumunan banyak orang seharusnya termasuk yang menjadi perhatian Satgas Penanganan Covid-19. Karena dalam kerumunan tersebut terdapat bagian dari massa yang tidak menggunakan masker atau maskernya digunakan sebatas dagu. “Sebagian ada yang menggunakan masker dan cukup banyak yang tidak menggunakan masker atau maskernya digunakan dan diturunkan di dagu. Hal-hal seperti ini kami mohon sekali lagi perhatian dari anggota masyarakat dan Satgas Penanganan Covid 19,” tandas Suprapto.

Sementara itu Wakil Ketua Satgas Penanganan Covid 19 Nganjuk, Marhaen Djumadi mengatakan kerumunan warga di spot Jl. Ahmad Yani yang baru selesai direnovasi merupakan euforia karena lama tidak bisa masuk ke Alun Alun Nganjuk. Ikon baru Jl Ahmad Yani yang memang didesain mirip dengan Jl. Malioboro Yogjakarta menjadi tujuan baru masyarakat. “Sudah lebih enam bulan Alun Alun ditutup. Begitu ada ikon baru, masyarakat meluapkan perasaan gembira yang berlebihan dengan mengabaikan protokol kesehatan,” ujar Marhaen Djumadi yang juga Wabup Nganjuk.

Untuk itu Marhaen kembali menyampaikan tentang pesan protokol kesehatan bahwa masyarakat tidak boleh lengah dalam kegiatan diluar rumah. Kegembiraan yang ada di masyarakat, diharapkan tetap mematuhi protokol kesehatan.

Diakui Marhaen, dipercantiknya Jl. Ahmad Yani Nganjuk sebagai upaya merealisasikan konsep “Mbangun Deso Noto Kutho”. Konsep Taman Nganjuk Nyawiji, memunculkan gagasan mencari benang merah penghubung dengan Alun Alun. Maka muncul koridor Jl. Ahmad Yani direnovasi dengan harapannya masyarakat bisa menikmati konsep penataan kota ini. “Cuma yg menjadi masalah sekarang, lagi pandemi covid 19. Sehingga masyarakat supaya bisa mengendalikan diri untuk tidak bergerombol. Jangan sampai ada kluster baru namanya koridor Ahmad Yani. Maka kita harapkan tetap protokol kesehatan ketat, pakai masker, jaga jarak dan mencuci tangan,” tegas Marhaen Djumadi.

Jadi kembali lagi, dikatakan Marhaen mohon kesadaran masyarakat untuk betul-betul disiplin menggunakan masker sebagai salah satu protokol kesehatan. Karena itu operasi justisi, akan dilakukan oleh satgas covid 19 yang terdiri dari personil gabungan Polri, Kodim dan Satpol PP.(ris)

Tags: