Ketika Guru menjadi Rockstar

Judul : Rockstar Teacher
Penulis : Asril Novian Alifi
Penerbit : Bentang Pustaka
Cetakan : Pertama, September 2017
Tebal : xx + 188 halaman
Nomor ISBN : 978-602-291-420-4
Peresensi : Yeti Islamawati, S.S.
Guru MTs. Negeri 9 Bantul, Yogyakarta

Secara keseluruhan buku ini hendak menyampaikan tentang bagaimana menciptakan kelas yang bahagia dan menyenangkan ala rockstar. Gurulah yang menjadi salah satu kunci penentunya. Seorang guru ibarat rockstar yang harus menguasai “panggung” dan membuat “penonton” antusias.
Tantang terbesar seorang guru membuat siswanya merasa bahagia dan tidak bosan ketika belajar. Melalui buku Rockstar Teacher akan ditemukan bagaimana konsep mengajar yang inovatif dan kreatif. Selain itu, materi yang ada dalam buku ini mudah diterapkan karena berangkat dari pengalaman-pengalaman riil di lapangan. Memang, buku ini ditulis berdasarkan refleksi-refleksi penulisdari berbagai aktivitas kependidikan. Baik ketika menjadi guru, kepala sekolah, maupun di aktivitas penulis di Next Edu Indonesia.
Asril Novian Alifi, sebagai penulis buku, mengibaratkan kegiatan belajar mengajar di kelas dengan konser musik. Guru adalah artisnya, penonton adalah siswanya, ruang kelas adalah panggung pertunjukannya, serta ilmu pengetahuan adalah pertunjukannya. Inilah konsep mengajar ala rockstar teacher.
Merebut dan menyihir penonton, dalam hal ini siswa, bukanlah pekerjaan yang mudah. Diperlukansebuah usaha ektra. Untuk itu, setelah menerapkan konsep rockstar teacher, para guru dijamin tidak akan kehabisan ide untuk membuat kelas menjadi super menyenangkan. Adapun Step-stepnya sebagai berikut. (1) Mengaransemen materi pembelajaran; (2) Berinovasi dengan tujuh unsur aktivitas yang wajib ada di dalam kelas yaitu coba, dengar, evaluasi, fantasi, gambar, analisis, dan baur; (3) Mengenal action research; dan (4) Membuat konten RPP yang spektakuler.
Bagaimana agar menjadi guru yang dikenang sepanjang masa? Guru, hendaknya bisa melakukan kerja-kerja kreatif untuk melahirkan karya masterpiece. Dalam menciptakan masterpiece dapat dimulai dari hal-hal sederhana. “Hal-hal yang luar biasa tak selalu berbanding lurus dengan kemewahan dan kemegahan.” (halaman 119)
Seperti halnya tokoh Bu Muslimah dalam Film “Laskar Pelangi” dan Mr.Ron Clark dalam film “The Ron Clark Story”, pasti kita pernah memiliki guru-guru yang rockstar: Guru yang menjadi legenda dalam hidup kita. Guru yang namanya akan selalu kita kenang lantaran begitu berkesan di hati. “Jika diingat-ingat lagi, pasti guru-guru yang menjadi legenda dalam hidup kita adalah guru-guru tangguh yang begitu menjiwai pekerjaan mereka. Guru-guru tersebut pasti pernah merasakan betapa rumitnya menghadapi kebengalan dan segala negatif dari muridnya. Namun, mereka memiliki komitmen yang kuat terhadap profesinya dan tak pernah berhenti untuk mencari cara dalam mengatasinya . Cara-cara brilian tersebut akhirnya dikenang oleh siswa-siswanya sepanjang masa.” (halaman 148)
Dalam buku ini juga dikisahkan tentang guru yang mengajar di daerah terpencil, sehingga kesulitan dalam menempuh perjalanan menuju sekolah tempat mengajar. Keadaan tersebut diperparah dengan kondisi serba kekurangan seperti tidak adanya listrik. Ditambah lagi hambatan lain yang dihadapi yaitu daya tangkap siswa di sana tergolong rendah karena informasi yang kurang.Seringkali murid-murid di sana awam dengan segala halyang mungkin di tempat lain adalah hal yang umum/lumrah terjadi. Bahkan mereka tidak tahu siapa presiden dan lagu Indonesia Raya. Itulah yang dirasakan dan dialami oleh guru-guru SD Gebang II, Pucukan, Sidoharjo.
Air sungai yang pasang surut sewaktu-waktu memengaruhi jam pelajaran disekolah tersebut sehingga guru-guru lebih memilih jalur darat walaupun jalan yang dilewati licin dan berkubang. Apa yang dihadapi oleh guru-guru tersebut menjadi tantangan tersendiri dalam mengajar di sana. Keadaan tersebut tidak lantas membuat guru-guru di sana menyurutkan langkah. Justru sebaliknya, semakin bersemangat menjadikan tantangan sebagai pacuan untuk berkarya lebih baik. Sebagai contoh, bagaimana menceritakan energi listrik sementara di sana belum ada listrik? Untuk itu, guru di SD Negeri II Gebang menyiasati kondisi tersebut dengan memanfaatkan benda-benda di sekitar sebagai alat peraga misalnya menggunakan baling-baling yang ada pada mesin kapal untuk menjelaskan perubahan energi listrik menjadi energi gerak pada kipas angin.
Dengan menyimak kesulitan-kesulitan tersebut menjadi cambukan dan penyemangat tersendiri bagi siapa saja yang berkecimpung di dunia pendidikan. Hal yang dapat digaris bawahi, “Masalah tidak hanya bisa melahirkan hambatan, tetapi juga bisa memunculkan tantangan. Terserah manakah yang akan kita pilih.” (halaman 166)
Uniknya, guru-guru yang mengajar di SD Negeri II Gebang tetap bertahan dan tidak ingin pindah. Semua hal tersebut hanya terjadi jika guru memiliki komitmen. Komitmen muncul diawali dengan interest (rasa tertarik), baik pada sesuatu yang bagus maupun yang tidak bagus. Rasa tertarik menimbulkan rasa acceptance (menerima). Jika itu terjadi akan ada sense of belonging (rasa memiliki). Ketika rasa memiliki telah ada, langsung disusul responsibilty (tanggung jawab). Keadaan tersebut kemudian melahirkan disiplin. Terakhir muncullah loyalitas. Itulah puncak dari konsisten.
Seringkali, kita melihat sesuatu kelebihan yang kecil dan itu jauh sekali, seperti semut di ujung autan. Tetapi kita sendiri lupa bahwa di dalam diri sendiri ada kelebihan yang besar sekali yang belum pernah kita optimalkan (halaman 114). Untuk itulah saatnya mengumpulkan gajah di pelupuk mata. Pepatah gajah di pelupuk mata tidak tampak semut di ujung lautan menjaid kurang relevan dalam konteks ini.
Kelebihan lain dari buku ini dilengkapi adalah dilengkapi dengan daftar film wajib tonton dan daftar buku wajib baca.
Sebuah buku yang cocok dibaca oleh siapa aja yang berkecimpung di dunia pendidikan, termasuk juga orang tua dan masyrakat secara umum. Nelson Mandela pernah mengatakan, Pendidikan adalah senjata paling ampuh yang bisa Anda gunakan untuk mengubah dunia.” Saatnya pendidikan lebih baik untuk masa depan bangsa Indonesia yang maju dan beradap. Semoga.

———- *** ———-

Rate this article!
Tags: