Klaim Temukan 225 Mata Air di Kota Batu, Desak Instansi Terkait Akurasikan Data

Komunitas Sabers Pungli dan para aktivis lingkungan Kota Batu saat melakukan ekspedisi mata air dan susur sungai yang ada di kota ini.

Kota Batu,Bhirawa
Komunitas lingkungan Sabers Pungli mengklaim telah menemukan sebanyak 225 mata air di wilayah Kota Batu. Hal ini sekaligus membantah adanya press release yang menyatakan bahwa jumlah mata air di kota ini hanya tersisa 58 titik saja. Terkait temuan ini mereka mendesak agar instansi terkait mengakurasikan data kembali jumlah mata air yang masih eksis di Kota Batu.

Aktivis komunitas Sapu Bersih Sampah Nyemplung Kali (Sabers Pungli), Ahmad Rifai mengatakan bahwa pihaknya telag melaksanakan ekspedisi mata air dan susur sungai. Hal ini untuk mengetahui kondisi nyata dari sungai- sungai di Kota Batu yang menjadi hulu dari Sungai Brantas.

“Tetapi kita menjadi miris karena ada press release menyebutkan bahwa Kota Batu hanya punya 111 mata air, dan saat inipun tinggal 58 titik saja. Ketika saya minta data (tentang mata air tersebut), ternyata tidak ada yang tahu,” ujar Mat Berlin, sapaan akrab Ahmad Rifa’i, Kamis (6/10).

Tentu saja hal ini membuatnya prihatin. Tetapi bukan karena berkurangnya jumlah mata air, tetapi tidak akuratnya data yang diberikan kepada media. Karena dalam ekspedisi mata air dan susur sungai yang telah dilakukan, Sabers Pungli mengklaim telah menemukan sebanyak 225 mata air di wilayah Kota Batu.

Bahkan, lanjut Mat Berlin, ketika temuan 225 mata air tersebut terdengar publik pihaknya langsung diprotes. Karen jumlah tersebut terlalu sedikit. “Kepala Desa Tukungrejo memprotes karena di desanya saja ada sekitar 70 mata air. Artinya jumlah mata air pasti lebih banyak dari itu (225 titik),” tambah Mat Berlin.

Dan atas temuan ini, ia mengajak kepada instansi terkait bersama aktivis lingkungan untuk membuat data yang akurat terkait nata air di Kota Batu. Kemudian data tersebut dibukukan sehingga Kota Batu mempunyai dokumen tentang mata air, ditambah kebudayaan mata air, sejarah mata air, dan perilaku penggunaan mata air.

Sebelumnya sempat diberitakan bahwa di Kota Batu kesadaran masyarakat dalam penyelamatan mata air masih sangat rendah. Dalam press releasenya, Dirut Perumdam Among Tirto Kota Batu, Edi Sunaedi menjelaskan bahwa upaya penyelamatan sumber mata air harus dilakukan secara berkelanjutan dan memerlukan langkah partisipatif masyarakat.

“Selama ini upaya pelestarian sumber air di Kota Batu masih berjalan parsial. Padahal masyarajat bahkan setiap makhluk hidup membutuhkan air bersih untuk keberlangsungan hidup,” ujar Edi.

Namun dalam realase tersebut Perumdam Among Tirto juga menyampaikan catatan bahwa keberadaan sumber air di Kota Batu terus mengalami penyusutan dari tahun ke tahun. Saat ini sumber air di Kota Batu menyisakan 58 titik dari sebelumnya sebanyak 111 titik.

Terpisah, menyikapi klaim temuan 225 mata air oleh Sabers Pungli, BPBD Kota Batu siap melakukan kerja sama dalam penyelamatan mata air, termasuk melakukan pendataan terkait temuan mata air tersebut.

“Yang jelas kami siap untuk bisa bekerja sama dengan teman teman Sabers Pungli dalam melakukan validasi pendataan terkait keberadaan nata air di Kota Batu,” ujar Gatot Nugraha, Kabid Kesiapsiagaan BPBD Kota Batu.

Dan terkait hal ini, Sabers Pungli dan para aktivis lingkungan juga perlu berkordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat (DPUPR). Karena dinas ini juga membidangi sumber daya air. Untuk itu mereka dipastikan memiliki data sumber- sumber air yang ada di Kota Batu.(nas.gat)

Tags: