Koneksi Internet di Daerah Masih Rawan

Foto: ilustrasi

Foto: ilustrasi

Dindik Evaluasi Penataan Server UNBK
Dindik Jatim, Bhirawa
Dinas Pendidikan (Dindik) Jatim terus melakukan pemantauan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) SMA/ SMK sederajat sampai ke daerah-daerah. Hingga pelaksanaan hari kedua, secara umum proses ujian berjalan lancar. Meski demikian, kondisi di lapangan tetap menghasilkan catatan Dindik untuk evaluasi.
Kepala Dindik Jatim Dr Saiful Rachman menuturkan, salah satu catatan yang perlu diperhatikan ialah penataan server lokal di UNBK. Saat ini, setiap ruang ujian memiliki server lokal yang dijaga oleh teknisi dan proktor. Selain itu, proses ujian juga masih harus diawasi oleh guru pengawas. “Terlalu banyak petugas di dalam ruang ujian. Ini bisa mengganggu kenyamanan siswa,” tutur Saiful saat melakukan monitoring di SMK PGRI 1 Gresik, Selasa (5/4).
Menurut dia, server lokal seharusnya bisa dijadikan dalam satu ruang khusus. Kemudian teknisi dan proktor melakukan monitoring dari ruang sentral server itu. Bila perlu ditambah CCTV untuk memantau situasi ruang ujian dari jauh. “Kalau seperti itu, ruang ujian tidak banyak petugas mondar-mandir. Juga kondisi server akan lebih aman dan stabil karena tidak bersentuhan dengan banyak orang,” tambahnya.
Teknisi utama SMK PGRI 1 Gresik Handi Riza menuturkan di sekolahnya terdapat 200 komputer klien yang digunakan untuk 574 peserta UNBK. Sementara jumlah server terdapat delapan termasuk cadangan. “Dari server utama, kita sebenarnya juga sudah bisa memantau server-server lokal di ruang ujian. Tapi memang server utamanya campur dengan kegiatan tata usaha,” kata dia.
Ditanya soal kendala, Handi mengaku tidak banyak ditemuinya kecuali jaringan internet yang sempat tidak stabil. Padahal, untuk merilis token yang diperbarui setiap lima belas menit, butuh jaringan internet yang stabil meskipun tidak besar. “Makanya, kita sudah antisipasi dengan menggunakan dua provider. Jadi ketika satu provider drop, bisa langsung berganti provider lain,” kata dia.
Antisipasi serupa juga dilakukan SMAN 1 Gresik. Tak tanggung-tanggung, pihak sekolah melakukan antisipasi tiga lapis untuk internet. Pertama menggunakan koneksi internet menggunakan provider milik Telkom. Kedua, koneksi internet menggunakan wifi portable 4G dan terakhir menggunakan tethering android. “Memang agak khawatir. Soalnya saat simulasi jaringan internet pernah mati tiba-tiba. Makanya sekarang kita berusaha mengantisipasi sebaik mungkin,” kata teknisi utama SMAN 1 Gresik Sudiyono Setyawan.
Di sekolahnya, Sudiyono menjelaskan terdapat 317 peserta UNBK. Jumlah itu terbagi dalam tiga server di tiga ruang ujian. Masing-masing server menampung 40 kumputer klien. [tam]

Tags: