Koordinasi dengan PVMBG, Fokus Perbaikan di Rest Area dan Infrastruktur

Pemkab Kediri bertekat mengoptimalkan Gunung Kelud sebagai objek wisata pasca erupsi.  Selain arus kunjungan wisatawan masih tinggi, pengoptimalan ini untuk mendongkrak PAD.

Pemkab Kediri bertekat mengoptimalkan Gunung Kelud sebagai objek wisata pasca erupsi. Selain arus kunjungan wisatawan masih tinggi, pengoptimalan ini untuk mendongkrak PAD.

Kediri, Bhirawa
Pemkab Kediri tetap memproyeksikan Gunung Kelud (1.731 meter di atas permukaan laut) menjadi objek wisata andalan di daerah ini  dengan melakukan berbagai pembenahan, pasca erupsi pada 2014.
Keinginan untuk mengoptimalkan Gunung Kelud sebagai objek wisata diungkap oleh Pemkab Kediri. Apalagi selama ini arus kunjungan ke lokasi ini masih cukup tinggi, selain memberikan kontribusi PAD.
“Kami sudah buat berbagai macam program pembenahan dan perbaikan di kawasan Gunung Kelud,” kata Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Pemkab Kediri Haris di Kediri kemarin.
Ia mengatakan, titik-titik yang akan diperbaiki di antaranya di kawasan rest area  baik di bawah ataupun di dekat jalur puncak. Lokasi itu nantinya akan dilakukan berbagai pembenahan. Selain itu, perbaikan sejumlah infrastruktur seperti jembatan ataupun jalan yang masih rusak juga menjadi prioritas.
Tingkat kunjungan ke lokasi Gunung Kelud masih cukup tinggi, pasca erupsi pada 2014. Mereka ingin melihat langsung lokasi wisata gunung tersebut. Bahkan, saat ini, lokasi itu sudah mulai sejuk. Sejumlah tanaman sudah lebih berkembang, termasuk sejumlah bibit yang sudah disebar.
Menurut dia, kunjungan wisatawan masih cukup tinggi, bahkan sampai ribuan saat akhir pekan ataupun hari libur besar lainnya. Mereka berkunjung ke Gunung Kelud dengan keluarga ataupun rekan, untuk berlibur serta menikmati pemandangan.
Wisata Gunung Kelud juga memberikan kontribusi yang cukup besar bagi pendapatan daerah. Selama 2014-2015, pendapatan dari lokasi wisata itu hampir Rp 1 miliar.
Selain kawasan wisata Gunung Kelud, di lokasi itu banyak hasil alam yang dijual seperti buah-buahan, yaitu nanas dan buah lainnya. Buah hasil pertanian penduduk di kawasan itu mempunyai kualitas bagus dan harga jual pun juga terjangkau.
Namun, ia mengatakan, sampai saat ini masih belum dipastikan tentang pengerukan pasir pasca erupsi. Lokasi puncak sampai saat ini masih tertutup dengan lapisan pasir yang cukup tebal.
Haris mengatakan, untuk pengerukan pasir tidak bisa langsung dilakukan oleh pemkab, melainkan harus koordinasi dengan Pusat Vulkanologi Bencana Mitigasi (PVMBG) Bandung. Sampai saat ini, belum ada rekomendasi yang masuk ke pemkab untuk rencana pengerukan itu.
“Pengerukan pasir di kelud itu kewenangan dari pusat dan kami masih tunggu dari PVMBG. Sampai saat ini belum ada rekomendasi,” ujarnya.
Rencana tetap menjadikan kawasan Gunung Kelud sebagai lokasi wisata pernah mendapatkan kritikan dari pusat. Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM Surono meminta Pemkab Kediri mengkaji ulang pembukaan wisata Gunung Kelud (1.731 mdpl), karena dinilai masih berbahaya.
Menurut dia, keselamatan pengunjung atau pun warga harus diutamakan daripada sekadar membuka wisata. Pihaknya juga tidak pernah memberikan rekomendasi ke pemda setempat untuk menjadikan gunung itu sebagai lokasi wisata.
Gunung Kelud di Desa Sugihwaras, Kecamatan Ngancar, Kabupaten Kediri, erupsi pada Februari 2014. Erupsi itu membawa material batu, pasir, serta pasir. Akibat dari erupsi itu, ribuan rumah rusak, bahkan juga menyebabkan tanaman pertanian juga rusak. [van]

Tags: